Sejarah Alkitab Indonesia

Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab/Lengkap

Bagikan ke Facebook

Dari Sejarah Alkitab Indonesia

Langsung ke: navigasi, cari

Daftar isi

Kejadian

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Laporan yang diilhamkan oleh Allah, yang dikenal sebagai Kitab Suci ini, menyatakan bahwa Allah adalah Pribadi yang Hidup, Pencipta tertinggi dan berkuasa mutlak atas seluruh alam ini (Yohanes 1:1-3; Kolose 1:16-17).

Kalimat pertama pada satu-satunya wahyu Allah kepada manusia ini diawali dengan perkataan: Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi (Kejadian 1:1). Kitab Kejadian adalah buku pertama dari lima buku yang diilhamkan Allah kepada Musa untuk ditulis. Pemahaman tentang Kejadian sangat penting agar kita dapat memperoleh pengetian mengenai Sang Pencipta kita dan rencanaNya bagi kehidupan kita. Kejadian mengungkapkan kebenaran-kebenaran mendasar mengenai Allah sebagai Pencipta, Penyelamat yang penuh kemurahan, Pemimpin, dan Pemelihara, serta Hakim bagi mereka yang tidak memperdulikanNya. Kitab ini berisi satu-satunya laporan yang akurat mengenai asal usul dunia ini; penciptaan manusia, penetapan perkawinan, dan keluarga serta bagaimana kita ditetapkan untuk mengalami kematian karena dosa maupun apa yang kita harus lakukan untuk beroleh hidup kekal.

Ketika Yesus ditanya oleh para pengeritikNya mengenai perceraian, Ia tidak hanya menegaskan tentang keabsahan kitab Kejadian, melainkan Ia juga membeberkan kepalsuan Teori Evolusi. Kristus mengutip kitab Kejadian dengan mengatakan: Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? Dan firmanNya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging? (Matius 19:4-6; Kejadian 1:27; 2:24). Kristus pula menegaskan tentang hubungan Kitab Kejadian dengan iman seseorang kepadaNya, dengan berkata: Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepadaKu, sebab ia telah menulis tentang Aku (Yohanes 5:46).

Kehandalan historis dari Kitab Kejadian jelas nyata dalam Injil Matius ketika Yesus berbicara tentang Nuh (Matius 24:37-38; Kejadian 6:5,13; 7:6-23), dan tentang Sodom dan Gomorah (Matius 10:15; Kejadian 19:24-25).

Firman Tuhan tidak perlu pengukuhan dari pihak manusia; apabila kesimpulan yang diambil oleh para arkeolog atau astronom bertentangan dengan Firman Allah, maka itu jelas membuktikan bahwa kesimpulan berdasarkan pikiran para ilmuwan yang terbatas itu telah keliru.

Allah Tritunggal terlihat dalam fasal 1 yang mengatakan: Allah menciptakan ..... Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air .... Baiklah Kita menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Kita (Kejadian 1:1-2,26). Yesus juga mengatakan: Segala sesuatu dijadikan oleh Dia (Yohanes 1:3; untuk penjelasan lebih lanjut mengenai Trinitas, lihat renungan tanggal 18 Oktober tentang Markus 12:29-30). Tujuan Alkitab bukan untuk menjadikan kita sebagai astronom, geolog, atau antropolog, melainkan untuk menuntun kita agar kita dapat menjadi manusia yang sesuai dengan tujuan penciptaan Allah terhadap kita. Selanjutnya, Alkitab adalah Satu-satunya Sumber yang benar untuk memahami tujuan hidup manusia, serta menyiapkan kita memperoleh kehidupan kekal di Sorga bersama-sama dengan Sang Pencipta kita.

Fasal 1 -- 11 mencatat tentang 2,000* tahun pertama dari sejarah manusia. Sepanjang periode itu, enam peristiwa penting terjadi: (1) penciptaan segala sesuatu; (2) dosa Adam dan Hawa; (3) 1500 tahun kemudian, pembangunan bahtra oleh Nuh; (4) Air Bah; (5) 300 tahun kemudian, pembangunan menara Babel; dan (6) pengacauan bahasa manusia.

Fasal 12 -- 50 mencakup 500 tahun* berikutnya yang menyoroti kehidupan empat tokoh yaitu Abraham, Ishak, Yakub, dan Yusuf. Melalui tokoh-tokoh ini, kita menyaksikan kasih dan kesediaan Allah untuk melindungi dan memelihara umatNya.

Kejadian mengantar pembaca untuk melihat karya penebusan Allah, sebagaimana Wahyu, kitab terakhir, menubuatkan tentang bagaimana segala sesuatu yang ada sekarang akan berakhir pada permulaan kekekalan itu.

  • Perhatian: Tahun yang dimaksud menunjukkan perkiraan periode-periode waktu.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Keluaran

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Fasal-fasal terakhir dalam Kejadian menceritakan bagaimana Yakub dan keluarganya berangkat ke Mesir pada waktu Yusuf sedang menduduki jabatan tertinggi di bawah raja Firaon di Mesir. Pada waktu itu, keluarga Yakub berjumlah 70 orang. Karena Yusuflah maka Firaon memberikan tanah Gosen, suatu kawasan yang sangat subur di Mesir, sebagai tempat kediaman umat Israel. Setelah kematian Yusuf, martabat yang tinggi yang pernah dirasakan umat Israel di Mesir berangsur pudar.

Keluaran berarti ?keberangkatan? (Ibrani 11:22). Kitab ini melanjutkan cerita tentang sejarah keturunan ke dua belas anak Yakub. Dalam fasal pertama kitab ini, hanya dua ayat singkat (Keluaran 1:11-12) yang menceritakan tentang perkataan yang difirmankan Allah kepada Abraham: Keturunanmu akan menjadi orang asing dalam suatu negeri, yang bukan kepunyaan mereka, dan bahwa mereka akan diperbudak dan dianiaya, empat ratus tahun lamanya (Kejadian 15:13; Kisah 7:6).

Fasal 1 -- 11 mencakup periode ketika bangsa Israel diperbudak oleh bangsa Mesir dan mengalami banyak penganiayaan. Sesuai waktu yang telah ditetapkanNya, Allah menyuruh Musa menimpakan ke seuluh bela (bencana) ke atas Mesir. Mengenai bela yang ke sepuluh dan yang terparah itu, kita membaca: Sebab pada malam ini Aku akan menjalani tanah Mesir, dan semua anak sulung dari anak manusia sampai anak binatang, akan Kubunuh, dan kepada semua allah di Mesir akan Kujatuhkan hukuman, Akullah, Tuhan (Keluaran 12:12). Ia mengutus malaikat maut ke seluruh negeri yang tidak percaya itu untuk melaksanakan perintahNya.

Fasal 12 -- 13 menyiapkan cara kelepasan yang ajaib bangsa Israel dari tangan bangsa Mesir. Ini terjadi karena ketaatan mereka ketika mereka dengan iman membubuhkan darah ke atas pintu rumah, memakan daging anak domba Paskah dan roti yang tidak beragi dengan terburu-buru, dan bersiap berangkat sesuai perintah Musa.

Pada waktu mereka dilepaskan dari perbudakan, jumlah umat Israel adalah 600,000 orang. Jumlah ini tidak termasuk wanita dan anak-anak maupun orang-orang dari berbagai bangsa yang ikut dengan mereka (Keluaran 12:37-38). Jumlah keseluruhan diperkirakan dua juta orang yang berangkat dari Mesir setelah perhambaaan selama 400 tahun, seperti yang telah diberitahukan sebelumnya (Kejadian 15:13).

Fasal 14 -- 18 melaporkan tentang perjalanan bangsa Israel dari Laut Mati ke Gunung Sinai, yang berlangsung selama kira-kira 50 hari.

Fasal 19 -- 40 terjadi di Gunung Sinai yang mencakup hanya kira-kira 11 bulan. Di tempat ini Allah memberikan Ke Sepuluh HukumNya dan petunjuk rinci mengenai pembangunan Kemah Suci serta persembahan korban.

Kemah Suci melambangkan kehidupan dan misi Kristus. Mulai dari sejak imam memasuki kawasan tertutup di pelataran Kemah Suci sampai ia memasuki Ruang Maha Suci, setiap prosedur melambangkan tentang Kristus dan hubungan orang percaya dengan Tuhan.

Kitab Keluaran menceritakan bagaimana Allah memenuhi janji-janji yang telah disampaikanNya kepada Abraham serta perlindungan dan pemeliharaan Tuhan terhadap umatNya dalam menghadapi berbagai kesulitan dan musuh-musuh mereka yang kejam.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Imamat

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Kitab Imamat merupakan lanjutan dari peristiwa-peristiwa dalam Kitab Keluaran yang berakhir dengan penyelesaian pembangunan Kemah Suci. Hanya satu bulan telah berlalu di antara peristiwa-peristiwa dalam Keluaran dan peristiwa dalam Kitab Bilangan (Keluaran 40:17; Bilangan 1:1).

Coba perhatikan ruang yang Allah berikan untuk Kitab Imamat. Hanya 27 ayat dalam Kejadian yang digunakan untuk menjelaskan seluruh Penciptaan, tetapi ada 27 fasal yang dibutuhkan untuk menjelaskan bagaimana kita menjalani kehidupan yang berkenan kepada Tuhan. Selain itu, kitab ini dikutip lebih dari 80 kali dalam Perjanjian Baru.

Korban-korban dalam Kitab Imamat merupakan penjelasan yang paling lengkap dalam seluruh Alkitab mengenai karya penebusan Juruselamat bagi dosa manusia.

Istilah-istilah bahasa Ibrani untuk kudus, kekudusan, dan menguduskan muncul kira-kira 150 kali dalam kitab ini. Walaupun keimaman Lewi dan sistim pengorbanan telah berhenti, namun prinsip-prinsip yang sama ini masih cocok diterapkan bagi orang-orang Kristen pada masa kini. Karena tanpa kekudusan, tidak seorangpun melihat Tuhan (Ibrani 12:14).

Kitab Imamat terbadi dalam dua bagian utama. Fasal 1 -- 17 mengemukakan dasar persekutuan manusia dengan Allah -- nyawa makhluk ada di dalam darahnya dan Aku telah memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawamu (Imamat 17:11; Ibrani 9:22). Darah dari binatang yang dikorbankan menutupi dosa-dosa umat hanya sementara saja dan harus diulang kembali untuk setiap dosa yang dilakukan secara tidak disengaja. Namun, darah binatang yang dikorbankan itu melambangkan darah Yesus yang telah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa untuk selama-lamanya (Ibrani 10:12; 9:14).

Lima persembahan kroban diperlukan untuk memberi pengertian yang lengkap mengenai berkat-berkat yang indah yang akhirnya akan datang melalui satu persembahan korban yang terakhir yaitu kematian Tuhan Yesus Kristus (1 Yohanes 1:7).

Bagian yang kedua menjelaskan tentang tujuh hari raya dalam fasal 18 -- 27. Seluruh hari raya maupun korban persembahan melambangkan tentang Kristus.

Petunjuk pelaksanaan hari-hari raya telah disampaikan di padang gurun ketika seluruh suku berkumpul di sekitar Kemah Suci, kira-kira 500 tahun sebelum Bait Allah dibangun. Namun, hari-raya-hari raya itu diberi jarak waktu agar semua orang yang diam di Tanah Perjanjian itu dapat pergi ke Yerusalem tiga kali setahun untuk merayakan ketujuh hari raya yang telah diperintahkan itu -- Tiga kali setahun segala orangmu yang laki-laki harus menghadap ke hadirat Tuhanmu TUHAN, Allah Israel (Keluaran 34:23).

Perjalanan yang pertama ke Yerusalem dilaksanakan pada bulan pertama tahun ibadah itu ketika ke tiga Hari Raya diperingati: (1) Hari Raya Paskah, yang mulai pada malam hari yang ke 14; (b) Hari Raya Roti Tidak Beragi, mulai pada hari ke15 dan berlangsung terus selama seminggu; dan (c) Hari Raya Hulu Hasil, pada hari sesudah Sabat dalam minggu itu (Imamat 23:1-44).

Perjalanan kedua, yang dilaksanakan tujuh minggu kemudian, memperingati Hari Raya Tujuh Minggu atau yang dikenal dengan Hari Pentakosta -- Kisah 2:1, yang jatuh pada hari Minggu, pada hari sesudah Sabat, tepatnya 50 hari setelah Hari Raya Hulu Hasil.

Kelompok hari raya yang ketiga diperingati pada bulan ke tujuh. Termasuk di dalamnya adalah Hari Raya Serunai pada hari pertama; Hari Raya Pendamaian pada hari ke sepuluh}}; dan Hari Raya Pondok Daun dari hari ke lima belas sampai hari ke dua puluh dua.

Selain ke tujuh hari raya juga ada hari Sabat, yang juga dinamakan hari raya. Ada Sabat mingguan dan beberapa Sabat khusus yang juga sering disebut pertemuan kudus (Imamat 23:2-4,7-8,21,24,27,35-37). Semua ini merupakan kesempatan untuk bersekutu bersama-sama dan merayakan kebaikan-kebaikan Tuhan dan kesempatan mendengarkan ajaran dari FirmanNya yang kudus. Pada saat itu seorangpun tidak boleh melakukan sesuatu pekerjaan - di segala tempat kediamanmu (Imamat 23:3,14,21,31).


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Bilangan

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Kitab Bilangan mengulangi kembali sejarah Israel sejak mereka tiba di Gunung Sinai sampai mereka mencapai kawasan Lembah Moab hampir 40 tahun kemudian.

Kitab ini terbagi dalam tiga bagian :

  1. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di Gunung Sinai, Bilangan 1:1 - 10:10Setelah umat Israel berada di Gunung Sinai selama kira-kira satu tahun, Tuhan menyuruh agar menghitung jumlah seluruh laki-laki yang berusia 20 tahun ke atas. Perhitungan itu menyatakan bahwa ada 603,550 laki-laki yang memenuhi syarat untuk menjadi tentara Israel.
  2. Peristiwa-peristiwa selama 38 tahun pengembaraan di padang gurun, Bilangan 10:11 - 21:35Pada hari ke dua puluh bulan kedua pada tahun kedua, Tuhan mengangkat awan hadiratNya dari Kemah Suci lalu umat Israel mengikuti awan yang bergerak maju menuju Kades-barnea, kira-kira 160 mil ke arah utara. Namun tak lama kemudian orang banyak itu mulai bersungut-sungut dan memberontak (Bilangan 11:1-10; Mazmur 78:30-37; 106:13-14). Akhirnya umat Israel itu tiba di Kades-barnea, dan di tempat itu umat Israel memaksa untuk mengintai dahulu keadaan Tanah Perjanjian itu sebelum memasukinya (Bilangan 13-14; Ulangan 1:22-40). Dua belas pengintai diutus dan ketika mereka kembali 40 hari kemudian (Bilangan 13:25), 10 dari mereka mengajukan keberatan untuk memasuki tanah itu karena ada raksasa-raksasa dan tembok yang kokoh yang mengelilingi kota-kota di negeri itu. Walaupun Yosua dan Kaleb memberi jaminan: Tuhan menyertai kita; janganlah takut kepada mereka (Bilangan 13:30; 14:9). Namun segenap umat mengancam hendak melontari kedua orang itu Yosua dan Kaleb dengan batu (Bilangan 14:10).Pemberontakan umat Israel berakibat 38 tahun pengembaraan yang sia-sia di padang gurun sampai seluruh orang yang berusia 20 tahun ke atas meninggal. Hanya Yosua dan Kaleb, yang beriman dari generasi pertama yang akhirnya memasuki tanah itu.Pemberontakan yang lain terjadi ketika Korah, Datan, Abiram beserta 250 orang terkemuka dari umat itu berkumpul menentang kepemimpinan Musa dan Harun. Allah menegaskan dukunganNya terhadap kepemimpinan Musa dengan mengirimkan gempa bumi yang mengakibatkan tanah terbelah dan menelan mereka yang membangkang itu. Karena mereka tidak mau mengakui peristiwa ini sebagai hukuman dari Allah, maka umat langsung mengecam Musa dan Harun sehingga berakibat 14,700 pembangkang meninggal (Bilangan 16:49; 17:10).Kemudian, ketika umat itu kembali bersungut terhadap Musa, ribuan dari mereka dipagut oleh ular berbisa dan meninggal. Musa kemudian memohon doa kepada Tuhan dan Tuhan menuruhnya untuk menaikkan ular tembaga pada sebuah tiang agar setiaporang yang memandang ular itu akan sembuh (Bilangan 21:4-9).Ketika mereka berangkat menuju ke arah utara, umat Israel berjumpa dengan Sihon, raja Amori, dan Og, raja Basan. Bangsa Israel berhasil mengalahkan keduanya dalam medan peperangan dan menduduki wilayah mereka di sebelah timur sungai Yordan dan Laut Mati (Bilangan 21:21-35).
  3. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di Lembah Moab: Petunjuk-petunjuk untuk penaklukkan, Bilangan 22:1 - 36:13 Dalam persiapan memasuki tanah Kanaan, umat Israel berkumpul di padang Lembah Moab. Padang ini terletak di sebelah utara Laut Mati, ke arah timur Sungai Yordan, bersebelahan dengan Yerikho, kira-kira 230 mil dari Gunung Sinai. Peristiwa ini diikuti dengan upaya dari Balak, Balaam, dan orang-orang Midian yang ingin menaklukkan umat Allah dengan cara membujuk mereka untuk berbuat kejahatan moral. Dan oleh karena kejahatan mereka, 24,000 orang Israel meninggal (Bilangan 22:12; 25:1-9). Allah mengharuskan kematian seluruh orang Midian dan mereka membunuh Balaam dengan pedang (Bilangan 31:1-18).Kemudian Tuhan menyuruh Musa dan Eliezer untuk menghitung kembali semua laki-laki yang berusia 20 tahun ke atas dari generasi yang baru, seperti yang telah dilakukan 38 tahun sebelumnya di Gunung Sinai. Hasil perhitungan berjumlah 601,730 orang (Bilangan 26:51).


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Ulangan

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Pada tahun ke 40 setelah umat Israel meninggalkan Mesir, Musa menegaskan kembali Hukum Allah kepada generasi yang baru, yang adalah anak cucu umat Israel yang pertama meninggalkan Mesir dan sekarang diam di Lembah Moab, sambil menanti saatnya untuk memasuki Tanah Perjanjian (Ulangan 29:1-5). Namun kitab Ulangan lebih dari sekedar ringkasan dari Hukum Allah yang telah disampaikan melalui Musa di gunung Sinai. Kitab ini merupakan suatu wahyu yang baru tentang Allah dan kasihNya. Dari Kejadian sampai Bilangan, kasih Allah itu tak pernah disebut-sebut}}; namun sekarang, empat kali Musa menegaskan: Ia mengasihi nenek moyangmu ...... Tuhan mengasihi kamu (Ulangan 4:37; 7:7-8; 10:15; 23:5).

Berita yang disampaikan Musa kepada umat dimulai dengan pengulangan kembali perjalanan mereka di padang grun dan kegagalan yang di alami oleh nenek moyang mereka (Ulangan 1:1-11). Juga ia mendorong mereka agar mentaati Firman Allah (Ulangan 4:1-40).

Ia mengingatkan umat bahwa Tuhan telah mengadakan perjanjian dengan mereka di Horeb (Gunung Sinai). Kemudian, sesudah menegaskan kembali Ke Sepuluh Hukum kepada mereka (Ulangan 4:44; 5:33), Musa juga mengingatkan untuk tidak melupakan Allah nenek moyang mereka, yang adalah satu-satunya Allah yang benar, dan menasihatkan umat untuk tetap mengasihi Tuhan (Ulangan 6:1-25). Juga pentingnya ketaatan kepada Firman Tuhan ditekankan dan perlunya mengajarkannya dengan giat kepada anak-anak mereka. Termasuk dalam nasihat-nasihat ini adalah awasan tentang hukuman yang akan menimpa para penyembah berhala dan bahayanya sikap bersandar kepada kemampuan diri sendiri dan sikap melupakan Allah (Ulangan 8:1 - 10:5).

Musa juga menegaskan tentang kehidupan yang penuh dengan ketaatan dan kasih dengan mengatakan: Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh Tuhan Allahmu, selain dari ...... mengasihi Dia, beribadah kepada Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu ....... dan berpegang pada perintah dan ketetapan Tuhan yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu (Ulangan 10:12-13). Nasihat ini diikuti dengan petunjuk mengenai tempat beribadah di Tanah Perjanjian (Ulangan 12:10-14). Selain itu, mereka juga harus menghancurkan segala bentuk agama yang palsu -- termasuk mezbah-mezbah, patung-patung dan kota-kota yang menjadi pusat berhala-berhala. Setiap orang yang merayu orang lain untuk menyembah berhala harus dibunuh (Ulangan 12:1-3,29-32; 13:1-18).

Juga kitab ini berisi nasihat-nasihat tentang pemerintahan, kehidupan pribadi dan sosial, pentingnya memberi persepuluhan dan korban-korban persembahan (Ulangan 12:5-28; 14:22-29), dan pelaksanaan tiga hari raya yang besar yaitu Paskah, Pentakosta, dan Pondok Daun (Ulangan 16:1-17). Juga yang tidak kalah penting adalah nubuatan mengenai seorang Nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku (Musa); dialah (Kristus) yang harus kamu dengarkan (Ulangan 18: 15). Seribu lima ratus tahun kemudian, Petrus menerapkan nubuatan ini kepada Kristus (Kisah 3: 22-23), sebagaimana juga dilakukan oleh Stefanus (Kisah 7:37; lihat juga John 1:21).

Musa ingin membaharui kembali perjanjian Tuhan yang telah disampaikan di gunung Sinai (Horeb) yang berisi di antaranya adalah berkat-berkat terhadap ketaatan dan kutuk terhadap ketidaktaatan (Ulangan 27:1 - 28:68). Setelah menyeberang masuk ke Tanah Perjanjian, umat Israel harus mempersembahkan korban bakaran dan korban perdamaian, dan harus mengukirkan Huku Allah pada dua tiang batu yang akan didirikan di gunung Ebal di mana di tempat itu mereka juga harus mengucapkan kutuk terhadap ketidaktaatan. Berkat-berkat untuk ketaatan harus disampaikan dari Gunung Gerizim.

Musa kembali menasihatkan umat Israel untuk mengasihi Tuhan ..... mendengarkan suaraNya .... berpaut padaNya, sebab Ia adalah sumber kehidupanmu (Ulangan 30:20).

Kemudian Musa disuruh menulis sebuah nyanyian yang Allah berikan kepadanya dan kemudian mengajarkannya kepada umat sebagai saksi bagiKu (Allah) (Ulangan 31:19-22,30; 32:1-43).

Kitab ini berakhir dengan Yosua, yang diperintahkan oleh Musa untuk mengambil alih sebagai pemimpin umat Israel.

Istilah-istilah kunci seperti mentaati dan melakukan terdapat lebih dari 170 kali dalam kitab ini.

memeredahm


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Yosua

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Kitab Yosua mencakup periode kira-kira 25 tahun dan kitab ini merupakan lanjutan sejarah yang disampaikan dalam Ulangan. Sejauh ini Tuhan telah berbicara kepada beberapa orang secara pribadi melalui mimpi-mimpi, penglihatan-penglihatan, atau dengan perantaraan malaikat, maupun berbicara langsung kepada Musa. Sekarang suatu metode yang baru diperkenalkan.

Lima kitab Musa diberikan sebagai suara Allah yang tertulis kepada seluruh pengikutNya yang setia: Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung (Yosua 1:8).

Ada delapan hal yang ditekankan dalam kitab Yosua :

'

  1. Dua pengintai melakukan pengintaian ke negeri itu dan membuat perjanjian dengan Rahab (Yosua 2:1-24). '
  2. Bangsa Israel berangkat dari Sitim ke sungai Yordan dan tinggal selama tiga hari untuk menguduskan diri mereka (Yosua 3:5). '
  3. Menyeberangi sungai Yordan. Pada waktu imam-imam memikul Tabut Perjanjian untuk menyeberangi sungai Yordan, Tuhan membuat air sungai berhenti mengalir agar umat Israel dapat menyeberang. Kemudian Yosua menegakkan dua belas batu peringatan ......supaya semua bangsa di bumi tahu, bahwa kuat tangan Tuhan (Yosua 4:9, 24). '
  4. Setelah menyeberang, umat Israel diam di Gilgal, dekat tepi sungai Yordan dan Tuhan menyuruh mereka menyunat seluruh lelaki kaum Israel yang lahir di padang gurun (Yosua 5:2,5). '
  5. Sesudah itu, mereka memperingati Paskah yang pertama di Tanah Perjanjian (Yosua 5:10). '
  6. Penaklukkan tanah Kanaan (Yosua 5:13 - 12:24). Sesuai dengan petunjuk Tuhan, pasukan Israel berjalan mengelilingi Yerikho dan seluruh penduduknya binasa terkecuali Rahab bersama keluarganya, yang selamat karena imannya kepada Allah Israel (Yosua 2:1-21; 6:22-25). Setelah penaklukkan Yerikho dan Ai, umat Israel menuju utara ke Gunung Ebal, dekat Sumur Yakub, dan di sana {{ayat|Yosua mendirikan mezbah untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban perdamaian. Berkat-berkat terhadap ketaatan dibacakan di atas Gunung Gerizim; dan kutuk-kutuk karena ketidaktaatan dibacakan di atas Gunung Ebal. Hal ini merupakan penegasan perjanjian Israel secara nasional dengan Allah (Yosua 8:30-35). Setelah mengadakan perjanjian dengan kaum Gibeon (Yosua 9:1-27), Adoni-zedek Raja Yerusalem -- mengadakan ikatan persahabatan dengan empat raja dari Hebron, Yarmut, Lakhis dan Eglon -- untuk memerangi Gibeon. Namun Yosua mengalahkan mereka semuanya melalui campur tangan yang ajaib dari Allah (Yosua 10: 1-4,11-14). Kabar tentang serangan Israel menyebar ke utara, dan Yabin, Raja Hazor mempersatukan para raja yang tersisa di negeri itu bersama dengan pasukan mereka untuk memerangi umat Israel (Yosua 11:1-4). Walaupun mereka diperlengkapi dengan kereta-kereta perang, raja-raja ini juga mengalami kekalahan dahsyat (Yosua 11: 16-23). '
  7. Pembagian Tanah (Yosua 13:1 - 22:34). Setelah menaklukkan Kanaan, setiap suku masing-masing diberi suatu wilayah sebagai tempat kediaman. Namun, suku Lewi tidak diberi wilayah yang terpisah melainkan diberikan 48 kota yang tersebar di seluruh wilayah kediaman suku-suku itu (Yosua 21:41). Masuknya Israel, serta penaklukkan tanah itu oleh mereka membuktikan kesetiaan Tuhan dalam menggenapi perjanjian yang Ia telah sampaikan kepada Abraham: Dari segala yang baik yang dijanjikan Tuhan kepada kaum Israel, tidak ada yang tidak dipenuhi; semuanya terpenuhi (Yosua 21:43-45; 1:1-6). '
  8. Berita perpisahan {{ayat|Yosua (Yosua 23:1 - 24:33). Yosua memanggil seluruh umat Israel untuk mendengarkan kata-kata perpisahannya. Namun hal penting yang menjadi perhatian utamanya adalah agar mereka benar-benar memelihara dan melakukan segala yang tertulis dalam Kitab hukum Musa, supaya jangan menyimpang ke kanan atau ke kiri (Yosua 23:6).


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Hakim-hakim

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Kitab Hakim-Hakim menggabungkan fragmen-fragmen sejarah Israel sejak kematian Yosua sampai kepada pelayanan Samuel, suatu periode yang mencakup kira-kira 330 sampai 400 tahun. Setelah kematian Yosua, tak ada lagi pemimpin nasional yang diangkat oleh Allah untuk menggantikannya, dan masing-masing suku bertindak atau memerintah sendiri-sendiri (Hakim-hakim 1:1 - 2:23). Kemudian tujuh kemurtadan besar dicatat yakni pada saat bangsa Israel melakukan apa yang jahat di mata Tuhan (Hakim 2:11; 3:7,12; 4:1; 6:1; 10:6; 13:1). Dalam setiap peristiwa itu, umat Israel selalu dikalahkan oleh musuh, harta mereka dirampas dan mereka tertawan dan tertindas. Namun, ditengah-tengah situasi sulit itu, pada saat umat berdoa, maka Allah membangkitkan pemimpin yang melepaskan mereka sehingga mereka dapat merasakan kembali ketenteraman dan kemakmuran. Namun keadaan berubah kembali setiap kali mereka berpaling dari Tuhan (Fsl 3 -- 16).

Kita diperkenalkan kepada seorang wanita, yaitu nabiah Debora, dan ke dua belas hakim yang diangkat di tempat dan waktu yang berbeda-beda. Mereka disebut ?pelepas? karena mereka melepaskan bangsa itu dari sikap tidak mengindahkan Firman Allah dan dari musuh-musuh mereka yang menindas. Para pelepas itu adalah Otniel (Hakim 3:5-11); Ehud (Hakim 3:12-30); Samgar (Hakim 3:31); Debora/Barak, yang memerintah bersamaan waktu (Hakim 4:1 - 5:31); Gideon (Hakim 6:1 - 8:32); Tola (Hakim 10:1-2); Yair (Hakim 10:3-5); Yefta (Hakim 10:6 - 12:7); Ebzan (Hakim 12:8-10); Elon (Hakim 12:11-12); Abdon (Hakim 12:13-15); and Simson (Hakim 13:1 - 16:31). Anak Gideon yaitu Abimelekh tidak disebut sebagai hakim oleh Allah, karena ia berbuat jahat dengan merampas takhta pemerintahan dan ia menjadi raja bagi orang-orang Efraim selama tiga tahun (Hakim 9:1-54). Di dalam kitab I Samuel, imam Eli dan nabi Samuel juga disebut sebagai hakim.

Kemungkinan ada lebih banyak hakim lagi dan periode pemerintahan mereka mungkin tumpang tindih. Hakim-hakim itu tidak menguasai seluruh suku, melainkan tampaknya masing-masing berkuasa atas sesuatu wilayah tertentu di mana penindasan sedang terjadi. Di saat tak ada pemimpin atau pemerintahan nasional, kejahatan dan kekacauan rohani merajalela. Namun, penyebab utama kegagalan Israel disebutkan dua kali: Setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri (Hakim 17:6; 21:25) -- yang berarti bahwa mereka tidak mengindahkan Firman Allah sebagai kekuasaan tertinggi atas kehidupan mereka.

Sangat menyedihkan karena di dalam kitab Hakim-Hakim ini kita membaca mengenai ketidakpedulian mereka terhadap Firman Allah yang membawa penderitaan dan perbudakan atas bangsa itu. Namun, kita bersukacita dalam menyaksikan kemurahan Allah yang ditunjukkanNya ketika orang-orang berdoa dan mematuhi FirmanNya.

Kebanyakan suku Israel tidak mengindahkan perintah Tuhan agar mengusir semua orang Kanaan yang masih menduduki wilayah mereka (Yosua 17:18). Sebaliknya, bangsa Israel berkompromi dengan mereka dengan mengangkat orang-orang Kanaan sebagai budak dan mempekerjakan mereka pekerjaan-pekerjaan yang berat dan mengenakan pajak berat (Hakim 17:13). Keadaan ini lambat laun menyebabkan mereka kawin mawin dan akhirnya menjerumuskan umat Israel ke dalam penyembahan dewa-dewa Kanaan. Konsekuensinya adalah bahwa Allah menarik perlindunganNya atas umat Israel sehingga mereka menjadi mangsa serangan bangsa-bangsa kafir.

Fasal-fasal akhir (Hakim 17-21) bukan merupakan lanjutan sejarah Israel, melainkan berisi penjelasan tentang degradasi moral dan spiritual yang dialami bangsa Israel akibat ketidakpedulian mereka terhadap Tuhan dan firmanNya.

Keberdosaan, penderitaan, dan perhambaan yang dialami umat ini jelas berlawanan dengan kemenangan dan kebebasan yang dilaporkan dalam Kitab Yosua sebagai akibat kesetiaan umat kepada Tuhan. Kitab Hakim-Hakim mengajar bahwa ketidaktaatan kepada Firman Allah selalu membawa kekalahan. Sebaliknya, ketaatan kepada Firman Allah menjamin perolehan berkat-berkatNya.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Rut

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Peristiwa-peristiwa dalam kitab Rut terjadi ketika para hakim memerintah (Rut 1:1).

Ceritanya mulai ketika Elimelekh, dan Naomi, istrinya, serta anak-anak mereka, Mahlon dan Kilyon yang sedang tinggal di Betlehem, menghadapi bencana kelaparan yang hebat. Mungkin, sementara mereka sedang berdiri di ladang di perbukitan Yehuda, mereka dengan mudah memandang ke Moab dan menyaksikan kesuburan tanah itu. Sebab itu mereka memutuskan untuk meninggalkan warisan yang telah diberikan Allah di tanah perjanjian itu dan pergi untuk menetap di sana sebagai orang asing (untuk sementara waktu) sampai musim kekeringan itu berakhir (Rut 1:1-2). Namun, suatu bencana menimpa mereka selama 10 tahun mereka tingal di sana (Rut 1:3,5). Elimelekh meninggal pertama, tak lama kemudian Mahlon dan Kilyon, yang telah kawin dengan perempuan Moab yakni Orpa dan Rut, juga meninggal. Ketiga janda yang tak beranak itu kemudian ditinggalkan tanpa ada yang akan mewarisi atau meneruskan nama keluarga.

Tak lama kemudian, Naomi mendengar bahwa Tuhan telah kembali memperhatikan umatNya dan memberikan makanan kepada mereka (Rut 1:6), karena itu, bersama-sama dengan Orpa dan Rut, mereka kembali pulang ke Betlehem. Tak lama kemudian Orpa kembali lagi ke kampung Kitabnya dan kepada Kamos, allah kafirnya; namun Rut tetap mempertahankan imannya kepada Allah yang benar sehingga ia berkata kepada Naomi: Kemana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam, bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku (Rut 1:16).

Rut dan Naomi kembali ke Betlehem tepat pada musim panen jelai. Naomi terlalu tua untuk bekerja di ladang, tetapi Rut meminta izin untuk menjadi ?pemungut jelai? -- suatu kesempatan yang diberikan Allah kepada orang miskin untuk mengumpulkan apa yang ditinggalkan oleh para penuai (Imamat 19:9-10; Ulangan 24:19). Atas perkenan Allah, ia mulai bekerja di ladang milik Boas, seorang Israel yang kaya, yang masih saudara dekat dari almarhum Elimelekh, ayah mertuanya. Namun, keduanya tak mengetahui bahwa mereka masih punya ikatan kekeluargaan. Rut ternyata adalah seorang pekerja yang rajin. Ia juga dikenal sebagai orang yang menyediakan segala kebutuhan bagi Naomi, ibu mertuanya yang sudah tua itu (Rut 2:11,18).

Beberapa minggu telah berlalu, akhirnya orang-orang tahu bahwa suami Rut yang telah meninggal itu masih punya ikatan keluarga dengan Boas yang kaya raya itu. Ketika sedang panen, sesuai nasihat Naomi, Rut berbaring di kaki Boas ketika ia sedang tidur dekat tempat pengirikan. Kemudian Rut meminta agar Boas menebarkan kain penutup ke atas dirinya. Boas memahami tindakan itu sebagai usul perkawinan oleh Rut yang telah menjadi janda itu (lihat Yehezkiel 16:8-14). Hukum Taurat mengizinkan bagi Boas, sebagai seorang saudara-penebus, untuk memikul tanggung jawab bagi Naomi dan Rut dan menebus atau meneruskan warisan Elimelekh yang telah meninggal itu. Apabila diminta, maka tanggung jawab Boas adalah mengawini Naomi dan membesarkan anak agar dapat meneruskan nama Elimelekh. Namun Naomi sudah terlalu tua dan ia ingin agar Rut yang menggantikan posisinya sebagai janda pewaris Elimelekh.

Setelah mengadakan persiapan yang diperlukan, Berkatalah Boas kepada para tua-tua dan kepada semua orang di situ: ..... bahwa segala milik Elimelekh .. Aku beli dari Naomi .... juga Rut ... aku peroleh menjadi isteriku untuk menegakkan nama orang yang telah mati itu di atas milik pusakanya. Demikianlah nama orang itu tidak akan lenyap dari antara saudara-saudaranya (Rut 4:9-10; Imamat 25:25-34; Ulangan 7:6-8; 23:3-4; 25:5-10).

Rut akhirnya melahirkan anak dari Boas dan Naomi membantu merawat anak itu. Mereka menyebutkan namanya Obed; Dialah ayah Isai, ayah Daud (nenek moyang Yesus Kristus) (Rut 4:17). Kitab Rut menekankan tentang kasih setia Tuhan kita yang telah memilih seorang perempuan Moab untuk diikutsertakan dalam perjanjianNya dengan Israel, dan menjadi salah satu dari dua wanita yang nama mereka disebut sebagai nama buku dalam Alkitab. Rut juga adalah salah satu dari keempat wanita yang disebut dalam silsilah Yesus (Matius 1:5-6,16), yang menyaksikan kasih Allah terhadap semua manusia.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

1 Samuel

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Kitab I Samuel merupakan lanjutan dari kitab Hakim-Hakim. Kitab ini mencakup periode transisi dari federasi 12 suku selama pemerintahan hakim-hakim kepada pemerintahan monarkis dibawah pimpinan Raja Saul. Isi kitab I Samuel mencakup kira-kira 100 tahun, sejak kelahiran Samuel sampai pada kematian Saul, raja Israel yang pertama.

Setelah kekalahan Filistin oleh Israel, Eli, yang telah memimpin Israel sebagai imam dan hakim, mendadak meninggal pada saat mendengar hukuman Allah yang menimpa anak-anaknya dan dirampasnya Tabut perjanjian (I Samuel 3:11-14; 4:12-18). Samuel, yang telah dikenal oleh seluruh Israel dari Dan sampai Bersyeba .... telah dipercayakan jabatan nabi Tuhan, dan ia menjadi hakim Israel yang terkemuka (I Samuel 3:20).

Samuel mendirikan sekolah nabi yang pertama, dan dengan setia ia mengajarkan firman Allah dan berhasil menuntun umat kepada tingkat kesalehan hidup yang tertinggi sejak masa Yosua kira-kira 300 tahun sebelumnya. Karena Samuel dikenal sebagai orang yang mengutamakan doa dan Firman Allah (I Samuel 7:5-8; 8:6; 12:17; 15:11), maka ia mampu mempersatukan suku-suku Israel, dan menetapkan Kerajaan Israel. Ia juga meletakkan dasar bagi jabatan kenabian. Sejak saat itu, para nabi menjadi jabatan yang penting dan mereka digunakan sebagai alat Allah untuk menyampaikan kehendakNya kepada pemerintah dan kepada seluruh umat.

Namun, ketika Samuel telah lanjut usianya, seluruh tua-tua Israel datang kepadanya di Rama dan mengingatkannya bahwa anak-anaknya tak layak menggantikannya sebagai pemimpin. Karena itu mereka menuntut seorang raja ....seperti pada segala bangsa-bangsa lain (I Samuel 8:5). Walaupun Musa telah memberi petunjuk mengenai prosedur pemilihan seorang raja (Ulangan 17:14-20), tuntutan mereka ini membuktikan ketidakberimanan bangsa Israel kepada Allah, sebagai satu-satunya Raja mereka yang benar. Mereka lupa bahwa setelah kematian Eli, Allah telah turun tangan dan mengalahkan bangsa Filistin ketika Samuel berseru kepada Tuhan dalam doa (I Samuel 7:9-13).

Allah berbicara kepada Samuel dan berkata: Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka (I Samuel 8:7). Dengarkanlah permintaan mereka dan angkatlah seorang raja bagi mereka (I Samuel 8:22). Allah kemudian menyuruhnya untuk mengurapi Saul sebagai raja. Saul tampak lebih tinggi dan lebih gagah dari pada setiap orang sebangsanya (I Samuel 9:2), jadi pantaslah bila ia dipilih sebagai raja. Dan sebagaimana biasanya, kemurahan dan kesabaran Allah jauh melampaui apa yang menjadi harapan: Allah mengubah hatinya menjadi lain ..... Roh Allah berkuasa atasnya (I Samuel 10:6-10). Tuhan pula menggerakkan orang-orang gagah perkasa untuk ikut pergi dengannya (I Samuel 10:26).

Pemerintahan Saul dimulai dengan kemenangan militer yang spektakuler (I Samuel 11:6-13). Namun, pada saat Saul telah ditetapkan menjadi raja, kegagalannya dalam mentaati Tuhan secara penuh tampak jelas (I Samuel 15:3,20-21). Hal ini membuat Samuel harus menegur Saul dengan berkata: Karena engkau telah menolak firman Tuhan, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja.(I Samuel 15:23,26). Hal ini merupakan titik balik dalam kehidupan Saul, karena kita membaca: Tetapi Roh Tuhan telah mundur dari pada Saul (I Samuel 16:14). Karena itu Allah kemudian menyuruh Samuel mengurapi Daud sebagai raja.

Ketika popularitas Daud meningkat, maka timbullah rasa iri dalam hati Raja Saul. Tiga kali Saul mencoba membunuh Daud. Karena itu, Daud terpaksa harus selalu bersembunyi sampai Saul terbunuh dalam perang di Gunung Gilboa (fasal 16 -- 31).

Kitab I & II Samuel menegaskan kembali bahwa kesetiaan kepada Allah dan FirmanNya selalu membawa keberhasilan dan berkat, sedangkan ketidaktaatan selalu mendatangkan malapetaka (lihat I Samuel 2:30). Allah mengendalikan peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk mewujudkan maksudNya; Ia senantiasa bertindak demi kebaikan umatNya, baik dalam hal Ia memberkati mereka atau menghukum mereka. Kitab ini menuntun kita untuk melihat bahwa Allah itu adalah Allah yang benar dan Ia ingin agar anak-anakNya mencerminkan sifatNya.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

2 Samuel

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Kitab II Samuel diawali dengan laporan peristiwa-peristiwa seputar kematian Saul. Suku Yehuda segera mengangkat Daud sebagai Raja mereka. Daud berumur tiga puluh tahun, pada waktu ia menjadi raja; empat puluh tahun lamanya ia memerintah. Di Hebron ia memerintah atas Yehuda tujuh tahun enam bulan (II Samuel 5:4-5). Namun, Abner, kepala pasukan Saul, yang juga adalah saudara sepupu Saul (I Samuel 14:50), mempengaruhi suku-suku yang lain agar mengangkat Isyboset, anak Saul, sebagai raja mereka. Setelah Yoab membunuh Abner, Isyboset dibunuh oleh kedua kepala pasukannya sendiri. Kemudian seluruh suku yang lain datang kepada Daud dan berkata: Tuhan telah berfirman kepadamu, Engkaulah yang harus menggembalakan umatKu Israel, dan engkaulah yang menjadi raja atas Israel .... kemudian mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel (II Samuel 5:2-3).

Kemenangan pertama Daud sebagai raja Kerajaan yang telah dipersatukan terjadiketika ia menaklukkan kota Yebus (Yerusalem). Orang-orang Yebus (Kanaan) telah menguasai kota yang strategis selama ratusan tahun (I Tawarikh 11:4-5).

Setelah kemenangannya itu, Daud memindahkan ibu kotanya dari Hebron ke Yerusalem dan sejak itu ia tinggal di dalam kubu pertahanan Sion (II Samuel 5:7). Perjanjian tentang Mesias kemudian dinubuatkan kepada Daud oleh nabi Natan yang berkata: Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya (II Samuel 7:13). Fakta bahwa Mesias itu akan muncul dari keturunan Daud ditetapkan, dan hal ini ditegaskan kembali oleh nabi {{ayat|Yesaya yang menubuatkan: Tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya (Yesaya 9:6; 11:1; Yeremia 23:5; Yehezkiel 37:25).

Selama 20 tahun pertama pemerintahannya sebagai raja, Daud mengalahkan bangsa Filistin di sebelah barat, bangsa Aram di utara, bangsa Amon dan Moab di sebelah timur, dan bangsa Edom dan Amalek di sebelah selatan (II Samuel 18 - 10). Daud tidak pernah mengalami kekalahan. Rahasia dibalik kemenangan-kemenangan Daud yang ajaib itu adalah karena ia senantiasa mencari dan bertanya kepada Tuhan sebelum berperang menghadapi musuh-musuhnya sehingga ia dikenal sebagai seorang yang berkenan di hati Allah (I Samuel 13:14; bandingkan dengan Kisah 13:22).

Ditengah-tengah masa kemakmuran dan sukses, kita sering diperhadapkan dengan godaan yang besar yang dapat membahayakan kita, dan raja Daud tidak dikecualikan dari hal ini. Ia terjerat oleh godaan ini ketika ia sedang bersantai di sebuah bilik di atas sambil memandang Batsyeba yang cantik yang sedang mandi. Hal ini pertama-tama telah membawanya kepada perbuatan zinah dan kemudian ia mengatur siasat bagi kematian suami wanita itu dalam peperangan. Namun akhirnya Daud menyesali dan bertobat dari dosa-dosanya itu. Kita dapat membaca pengakuannya dan penyesalannya itu dalam Mazmur 51. Namun dosa Daud telah membawa penderitaan pribadi dan penderitaan terhadap bangsa itu selama 20 tahun terakhir pemerintahannya. Dosa-dosanya memang diampuni, namun sebagaimana terjadi kepada setiap orang, akibat-akibat dosa itu tidak dapat dihindari.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

1 Raja-raja

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Sebelas fasal pertama dalam kitab I Raja-Raja membahas sekitar pemerintahan Salomo. Fasal 12 - 22 mencakup kira-kira 80 tahun pertama dari kerajaan yang terbagi. Selama masa itu, empat raja memerintah Kerajaan Selatan di Yerusalem dan sembilan raja memerintah Kerajaan Utara di Samaria.

Tujuan dari I & II Raja-Raja adalah untuk menunjukkan apabila raja menunjukkan kesetiaan kepada Allah, maka bangsanya akan diberkati; sebaliknya pada saat raja tidak mengindahkan firman Allah, maka bangsanya mengalami kemerosotan dan pada akhirnya ditaklukkan oleh musuh-musuhnya. Kedua kitab ini menjelaskan berkat-berkat yang diterima akibat kesetiaan dan ketaatan kepada Tuhan, dan hukuman yang ditimpakanNya karena ketidaksetiaan dan ketidaktaatan.

Kitab I Raja-Raja diawali dengan laporan bahwa Daud telah memerintah kira-kira 40 tahun. Sekarang ia telahlanjut usia dan sakit-sakitan. Adonia, anaknya yang tertua yang masih hidup bersekongkol dengan Yoab, keponakan Daud dan panglima pasukan, dan Abiatar, kepala imam untuk menjadikan dirinya sebagai raja walaupun ia tahu bahwa Allah telah memilih Salomo sebagai pengganti raja Daud (I Raja-Raja 2:15). Nabi Natan mengingatkan Batsyeba akan persekongkolan ini, dan Natan sendiri menghadap Daud untuk memberitahukannya tentang hal ini. Daud langsung mengangkat Salomo sebagai raja.

Pesan terakhir Daud kepada Salomo mirip dengan pesan Musa kepada Yosua: Kuatkanlah hatimu .... Lakukanlah kewajibanmu dengan setia terhadap Tuhan, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkanNya, dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuanNya supaya engkau beruntung dalam segala yang kaulakukan dan dalam segala yang kautuju (I Raja-Raja 2:2-3; Yosua 1:7). Yosua menuruti nasihat Musa, namun Salomo kurang mengindahkan nasihat ayahnya. Tahun-tahun pertama ia menjadi raja, ia sibuk dengan mengumpulkan kuda-kuda dalam jumalah besar bagi dirinya (I Raja-Raja 4:26).

Pada tahun keempat pemerintahannya (II Tawarikh 3:2), Salomo memulaikan pembangunan Bait Allah (I Raja-Raja 5:5). Kemudian Allah kembali berfirman kepada Salomo: Jika engkau hidup menurut segala ketetapanKu dan melakukan segala peraturanKu, dan tetap mengikuti segala perintahKu dan tidak menyimpang daripadanya, maka Aku akan menepati janjiKu kepadamu yang telah Kufirmankan kepada Daud, ayahmu (I Raja-Raja 6:12).

Kemudian, Tuhan sekali lagi menampakkan diri kepada Salomo dengan menyampaikan peringatan yang tegas: Jika engkau ....tidak berpegang pada segala perintah dan ketetapanKu ....maka Aku akan melenyapkkan orang Israel dari atas tanah yang telah Kuberikan kepada mereka ....dan rumah yang telah Kukuduskan bagi namaKu itu, akan Kubuang dari hadapanKu (I Raja-Raja 9:6-7). Betapa tragisnya karena walaupun telah diperingatkan berulang kali namun sepanjang kehidupannya, Salomo ternyata tidak setia kepada Firman Allah. Menjelang akhir empat puluh tahun pemerintahannya, kita membaca: Tuhan menunjukkan murkaNya kepada Salomo, sebab hatinya telah menyimpang dari pada Tuhan (I Raja-Raja 11:9). Kemudian putusan Allah disampaikan: Oleh karena begitu kelakuanmu ..... maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari padamu dan akan memberikannya kepada hambamu (I Raja-Raja 11:9,11).

Hanya beberapa hari setelah kematian Salomo, kerajaan itu pecah terbagi dua. Sebagaimana telah dinubuatkan sebelumnya, kesepuluh suku bersatu di bawah pemerintahanYerobeam, hamba Salomo dan membentuk Kerajaan Utara. Yerobeam mendirikan dua pusat penyembahan yang baru guna menggantikan Yerusalem - yang satu terletak di Dan di sebelah utara dan yang satunya lagi di Betel di sebelah selatan. Karena perbuatan-perbuatannya itu, maka ia dikenal sebagai Yerobeam bin Nebat, yang mengakibatkan orang Israel berdosa (II Raja-Raja 3:3; 10:29).

Rehabeam, anak Salomo, memerintah sukuYehuda dan Benyamin yang kecil. Kira-kira 60 tahun setelah terpecahnya kerajaan itu, nabi Elia secara tiba dengan penuh keberanian menghadap Raja Ahab (I Raja-Raja 17:1-22 - II Raja-Raja 2). Kemudian Elia diikuti oleh Elisa (I Raja-Raja 19:16 - II Raja-Raja 13:15-20). Keduanya terutama menyampaikan nubuatan-nubuatan mereka di Kerajaan Utara.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

2 Raja-raja

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Semua raja Yehuda dan Israel tercatat dalam I & II Raja-Raja kecuali Saul. Dalam laporan awal kitab I Raja-Raja tampaknya hampir seluruh orang-orang Lewi telah meninggalkan Kerajaan Utara karena merajalelanya penyembahan berhala dan mereka kembali ke Bait Allah yang telah ditetapkan Allah di Yerusalem (II Tawarikh 11:13-15). 17 fasal pertama kitab I Raja-Raja terfokus pada pelayanan nabi Elia dan Elisa dan juga menyoroti kemerosotan yang melanda Kerajaan Utara dan Selatan. Fasal 17 berakhir dengan penawanan dan pembuangan Israel Kerajaan Utara oleh bangsa Asyur. Kemudian delapan fasal yang tersisa membahas tentang situasi Kerajaan Selatan.

Namun dalam fasal terakhir dilaporkan bahwa Yerusalem telah hancur dan Bait Allah yang dibangun oleh Salomo telah hangus terbakar. Kebanyakan penduduknya telah ditawan dan terserak di seluruh penjuru negeri Babilonia. Rakyat yang miskin yang diizinkan tinggal juga akhirnya mengungsi ke Mesir, sehingga memaksa nabi Yeremia untuk ikut serta dengan mereka.

Nabi Elia dan Elisa, dan juga Amos, Hosea, dan Yunus, bernubuat di Israel, sedangkan Obaja, Yoel, Yesaya, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, dan Yeremia bernubuat kira-kira bersamaan waktu di Yehuda. Hamba-hamba Allah ini membeberkan dosa-dosa bangsa itu dan menasihatkan mereka agar membuang berhala-berhala dan kembali menyembah Allah yang benar atau menanggung akibat kehancuran dan hukuman.

Sembilan belas raja memerintah Israel di utara selama kira-kira 245 tahun sepanjang sejarah negeri itu sebagai kerajaan yang terbagi, namun tak ada satupun darI Raja-Raja negeri ini yang menjadi penyembah Allah yang benar. Selama 30 tahun terakhir sebelum mengalami kejatuhannya, Kerajaan Utara ini berada di bawah kekuasaan Kerajaan Asyur dan mereka terpaksa harus membayar upeti agar bisa tetap eksis. Hosea merupakan raja Israel yang kesembilan belas dan yang terakhir setelah ia membunuh Raja Pekah II Raja-Raja 15:30).

Pada tahun keenam pemerintahan Hosea, Tiglat Pileser, raja Asyur wafat, dan Salmaneser menggantikannya. Hosea berpikir bahwa perubahan kepemimpinan ini akan memberikan peluang kepadanya untuk memproklamirkan kemerdekaan dan menghentikan pembayaran upeti yang selama ini harus dibayarkan kepada Asyur. Hosea mengharapkan dukungan dari Mesir untuk mewujudkan rencananya itu. Namun, Salmaneser, raja Asyur dan pasukannya segera menyerbu ke Samaria pada tahun kesembilan pemerintahan Hosea lalu mengepung negerinya selama tiga tahun. Samaria akhirnya jatuh dan Hosea ditangkap dan dibelenggu dalam penjara II Raja-Raja 17:4-6).

Sebagian besar rakyatnya ditawan dan ditempatkan ke berbagai penjuru wilayah Kerajaan Asyur dan bangsa-bangsa lain yang berada di bawah kekuasaan Asyur dipindahkan ke Samaria. Mereka kemudian kawin mawin dengan orang-orang Israel yang tersisa dan keturunan mereka akhirnya dikenal sebagai bangsa Samaria.

Negeri Yehuda, sebagai Kerajaan Selatan yang wilayahnya lebih kecil juga memiliki 19 raja II Raja-Raja 18-25). Ratu Atalya, perampas takhta, bersama Gedalya, yang diangkat sebagai gubernur oleh Nebukadnezar namun terbunuh hanya dua bulan setelah ia memerintah, tak diperhitungkan sebagai pemimpin Yehuda, Kerajaan Selatan II Raja-Raja 11:1-16; 25:22-25). Kerajaan Selatan terus eksis selama 500 tahun dan berhasil melampaui keberadaan Kerajaan Utara kira-kira 135 tahun. Termasuk di dalam periode ini adalah pemerintahan Kerajaan Bersatu oleh Saul, Daud, dan Salomo, yang masing-masing memerintah selama 40 tahun.

Kemurtadan dan penyembahan berhala yang diperkenalkan oleh Salomo melalui para isterinya yang berasal dari bangsa kafir terus menggerogoti kehidupan bangsa itu. Akhirnya, Nebukadnezar, raja Babel, digunakan oleh Allah untuk mendatangkan hukuman kepada bangsa Israel akibat penolakan mereka terhadap FirmanNya (Ulangan 7:1-4). Demikianlah nubuatan-nubuatan Tuhan digenapi II Raja-Raja 25:1-21; Yeremia 52:12-27).


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

1 Tawarikh

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Kitab II Samuel dan I & II Raja-Raja mencakup kira-kira periode yang sama dalam sejarah sama seperti kitab I & II Tawarikh. I & II Raja-Raja mencatat sejarah politik Israel dan Yehuda, sedangkan I & II Tawarikh terutama mencatat mengenai sejarah keagamaan Yehuda, Yerusalem, dan Bait Allah dalam hubungannya dengan perjanjian Daud. Sejarah dari kesepuluh suku di utara yang murtad kurang mendapat perhatian dalam I & II Tawarikh.

Kitab Kejadian sampai II Raja-Raja menjelaskan peristiwa-peristiwa yang terjadi sejak penciptaan Adam, manusia pertama, sampai kepada masa penawanan Kerajaan Yehuda oleh Babel. I & II Tawarikh mungkin ditulis oleh Ezra setelah berakhirnya penawanan di Babel. Fasal kedua dari I Tawarikh mencatat tentang keturunan suku Yehuda, yang khusus disoroti karena Mesias yang dijanjikan itu akan muncul dari suku ini (Kejadian 49:8-12).

Kitab I Tawarikh diawali dengan suguhan daftar nama-nama yang terpanjang dalam Alkitab di mana dari segi sejarah, silsilah itu mencakup kira-kira 3,500 tahun (Fasal 1 -- 9). Laporan ini penting karena menelusuri keturunan yang digunakan Allah dalam mewujudkan rencana penebusanNya yang kekal. Silsilah ini dimulai dengan Adam (I Tawarikh 1:1); kemudian menyoroti Abraham, Ishak, dan keturunannya melalui Yakub; kemudian Yehuda; dan terus kepada Daud, yang melaluinya Mesias itu akan muncul. Keturunan tokoh-tokoh ini merupakan mata rantai penting yang menelusuri silsilah resmi Kristus melalui Yusuf, sebagaimana tercatat dalam Injil Matius (Matius 1:1-17), dan juga menelusuri nenek moyang Kristus lewat keturunan Daud melalui Maria, seperti yang tercatat dalam Injil Lukas (Lukas 3:23-38). Banyak nama lagi yang tidak dicantumkan, namun nama-nama yang tercatat ada hubungannya dengan nubuatan-nubuatan tentang Mesias yang dijanjikan.

Silsilah dalam Matius menelusuri daftar nenek moyang Kristus yang sah melalui Yusuf, yang dianggap sebagai ayahNya secara hukum, walau bukan ayahNya secara biologis. Matius menyebut Yesus Anak Daud, karena melalui keturunannya Mesias yang dijanjikan itu akan muncul (II Samuel 7:12-13; Mazmur 89:3-4; 132:11; Yesaya 11:1; Yeremia 23:5). Namun silsilah Mesias yang menjadi Pewaris sah takhta Daud adalah Yesus, yang ditelusuri melalui Maria, sebagaimana tercatat dalam Injil Lukas. Silsilah Mesias ini menyebut tentang Daud, lalu kepada Natan, saudara Salomo. Keturunan Salomo melalui Konya tidak disebut (II Samuel 5:14; I Tawarikh 3:5; 14:4; Lukas 3:31). Orang-orang Yahudi tahu bahwa Abraham, bapa atau nenek moyang mereka, telah menerima perjanjian dari Tuhan. Olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat (Kejadian 12:3; 18:18; 22:18). Karena itu baik pada silsilah Yusuf dalam Matius dan silsilah Maria dalam Lukas, Abraham dan Daud tercantum di dalamnya.

Peperangan terakhir Saul dan kematiannya disebutkan dalam fasal sepuluh kitab I Tawarikh. Fasal-fasal yang tersisa (11 -- 29) membicarakan tentang pemerintahan Daud yang berakhir dengan kematiannya.

Kitab II Tawarikh melanjutkan sejarah keturunan Daud yang dimulai dengan pemerintahan Salomo. Kitab ini mencatat tentang pembagian kerajan di bawah Rehabeam, anak Salomo, termasuk sejarah Yehuda, di selatan, sampai kepada penawanan mereka ke Babel. Ayat-ayat terakhir mencatat tentang pengumuman Koresy, yang mendorong orang-orang Yahudi untuk kembali ke Yerusalem, sebagaimana dinubuatkan oleh Yeremia (II Tawarikh 36:22-23; Yeremia 29:10-14).

Tak ada nabi yang menjadi terkenal selama 40 tahun pemerintahan Salomo. Sebagian besar isi sembilan fasal pertama dalam kitab I Tawarikh menceritakan tentang pembangunan Bait Allah di atas Bukit Moria di Yerusalem (I Tawarikh 3:1). Bait Allah itu dibangun menurut pola Kemah Suci (Fasal 3-- 4). Bait Allah itu selesai dan ditahbiskan bagi Allah pada tahun ke 11 pemerintahan Salomo (fasal 5; bandingkan I Raja-Raja 6:38).

Fasal-fasal tersisa dari kitab II Tawarikh mencatat mengenai kemerosotan moral dan spiritual bangsa akibat dosa Salomo II Raja-Raja 11:9-11). Kitab ini diakhiri dengan laporan tentang kejatuhan Yerusalem dan kehancuran bait Allah Salomo (Fasal 10 -- 36).


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

2 Tawarikh

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Kitab II Samuel dan I & II Raja-Raja mencakup kira-kira periode yang sama dalam sejarah sama seperti kitab I & II Tawarikh. I & II Raja-Raja mencatat sejarah politik Israel dan Yehuda, sedangkan I & II Tawarikh terutama mencatat mengenai sejarah keagamaan Yehuda, Yerusalem, dan Bait Allah dalam hubungannya dengan perjanjian Daud. Sejarah dari kesepuluh suku di utara yang murtad kurang mendapat perhatian dalam I & II Tawarikh.

Kitab Kejadian sampai II Raja-Raja menjelaskan peristiwa-peristiwa yang terjadi sejak penciptaan Adam, manusia pertama, sampai kepada masa penawanan Kerajaan Yehuda oleh Babel. I & II Tawarikh mungkin ditulis oleh Ezra setelah berakhirnya penawanan di Babel. Fasal kedua dari I Tawarikh mencatat tentang keturunan suku Yehuda, yang khusus disoroti karena Mesias yang dijanjikan itu akan muncul dari suku ini (Kejadian 49:8-12).

Kitab I Tawarikh diawali dengan suguhan daftar nama-nama yang terpanjang dalam Alkitab di mana dari segi sejarah, silsilah itu mencakup kira-kira 3,500 tahun (Fasal 1 -- 9). Laporan ini penting karena menelusuri keturunan yang digunakan Allah dalam mewujudkan rencana penebusanNya yang kekal. Silsilah ini dimulai dengan Adam (I Tawarikh 1:1); kemudian menyoroti Abraham, Ishak, dan keturunannya melalui Yakub; kemudian Yehuda; dan terus kepada Daud, yang melaluinya Mesias itu akan muncul. Keturunan tokoh-tokoh ini merupakan mata rantai penting yang menelusuri silsilah resmi Kristus melalui Yusuf, sebagaimana tercatat dalam Injil Matius (Matius 1:1-17), dan juga menelusuri nenek moyang Kristus lewat keturunan Daud melalui Maria, seperti yang tercatat dalam Injil Lukas (Lukas 3:23-38). Banyak nama lagi yang tidak dicantumkan, namun nama-nama yang tercatat ada hubungannya dengan nubuatan-nubuatan tentang Mesias yang dijanjikan.

Silsilah dalam Matius menelusuri daftar nenek moyang Kristus yang sah melalui Yusuf, yang dianggap sebagai ayahNya secara hukum, walau bukan ayahNya secara biologis. Matius menyebut Yesus Anak Daud, karena melalui keturunannya Mesias yang dijanjikan itu akan muncul (II Samuel 7:12-13; Mazmur 89:3-4; 132:11; Yesaya 11:1; Yeremia 23:5). Namun silsilah Mesias yang menjadi Pewaris sah takhta Daud adalah Yesus, yang ditelusuri melalui Maria, sebagaimana tercatat dalam Injil Lukas. Silsilah Mesias ini menyebut tentang Daud, lalu kepada Natan, saudara Salomo. Keturunan Salomo melalui Konya tidak disebut (II Samuel 5:14; I Tawarikh 3:5; 14:4; Lukas 3:31). Orang-orang Yahudi tahu bahwa Abraham, bapa atau nenek moyang mereka, telah menerima perjanjian dari Tuhan. Olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat (Kejadian 12:3; 18:18; 22:18). Karena itu baik pada silsilah Yusuf dalam Matius dan silsilah Maria dalam Lukas, Abraham dan Daud tercantum di dalamnya.

Peperangan terakhir Saul dan kematiannya disebutkan dalam fasal sepuluh kitab I Tawarikh. Fasal-fasal yang tersisa (11 -- 29) membicarakan tentang pemerintahan Daud yang berakhir dengan kematiannya.

Kitab II Tawarikh melanjutkan sejarah keturunan Daud yang dimulai dengan pemerintahan Salomo. Kitab ini mencatat tentang pembagian kerajan di bawah Rehabeam, anak Salomo, termasuk sejarah Yehuda, di selatan, sampai kepada penawanan mereka ke Babel. Ayat-ayat terakhir mencatat tentang pengumuman Koresy, yang mendorong orang-orang Yahudi untuk kembali ke Yerusalem, sebagaimana dinubuatkan oleh Yeremia (II Tawarikh 36:22-23; Yeremia 29:10-14).

Tak ada nabi yang menjadi terkenal selama 40 tahun pemerintahan Salomo. Sebagian besar isi sembilan fasal pertama dalam kitab I Tawarikh menceritakan tentang pembangunan Bait Allah di atas Bukit Moria di Yerusalem (I Tawarikh 3:1). Bait Allah itu dibangun menurut pola Kemah Suci (Fasal 3-- 4). Bait Allah itu selesai dan ditahbiskan bagi Allah pada tahun ke 11 pemerintahan Salomo (fasal 5; bandingkan I Raja-Raja 6:38).

Fasal-fasal tersisa dari kitab II Tawarikh mencatat mengenai kemerosotan moral dan spiritual bangsa akibat dosa Salomo II Raja-Raja 11:9-11). Kitab ini diakhiri dengan laporan tentang kejatuhan Yerusalem dan kehancuran bait Allah Salomo (Fasal 10 -- 36).


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Ezra

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Kitab Ezra mencakup sejarah orang-orang Yahudi sejak Koresy dari Persia menaklukkan Babel dan melepaskan mereka dari penawanan di Babel untuk memulihkan Bait Allah di bawah kepemimpinan Zerubabel sampai kembalinya Ezra ke Yerusalem.

Setelah Darius orang Media, bupati di bawah Raja Koresy dari Persia, menaklukkan Babilon, ibu kota Kerjaaan Babel, ia mengangkat Daniel sebagai salah satu dari tiga pembesar kerajaan itu dan menunjukknya sebagai pengawas atas 120 wakil-wakil raja yang tersebar di seluruh kerajaannya (Daniel 6:1-2). Ketika Koresy menaklukkan kota Babel itu, Daniel, yang kira-kira berusia 90 tahun, mungkin menunjukkan kepada penguasa yang baru itu bahwa namanya telah tercantum dalam Kitab Yesaya yang ditulis kira-kira 200 tahun sebelum ia dilahirkan. Selain itu, memang Yesaya juga telah menubuatkan: Koresy ..... mengatakan tentang Bait Suci: Baiklah diletakkan dasarnya! (Yesaya 44:28). Koresy pasti sangat terkesan menyaksikan bahwa seluk beluk mengenai penaklukkannya atas kota Babilonia dan kemenangannya atas Belsyazar juga telah dinubuatkan.

Tuhan menggerakkan hati Koresy, raja Persia itu, dan ia mendorong orang-orang Yahudi agar berangkat pulang ke Yerusalem .... dan mendirikan rumah Tuhan, Allah Israel (Ezra 1:1-3).

Sebagian besar dari generasi orang-orang Israel yang lebih tua, yang diangkut ke dalam penawanan oleh Nebukadnezar, telah meninggal pada waktu itu. Generasi orang-orang Yahudi yang baru, yang dibesarkan di negeri tempat mereka ditawan, agak enggan untuk kembali ke negeri asal mereka yang belum pernah mereka lihat. Namun, sekelompok kecil dari tawanan-tawanan yang terdahulu itu akhirnya kembali ke Yerusalem. Ezra mencatat bahwa ekspedisi pertama terdiri dari 42,360 orang Yahudi dan 7,337 budak yang dipimpin oleh Zerubabel, cucu Raja Konya (yang juga disebut Yoyakhin) (Ezra 2:2,64-65; I Tawarikh 3:17-19).

Setelah tiba di Yerusalem, para tawanan yang kembali itu mendirikan mezbah dan memperingati Hari Raya Kemah (Pondok Daun) untuk pertama kalinya sejak pemerintahan Raja Yosia (II Raja-Raja 23:21-23). Sejak kembalinya mereka, mereka berhasil mengerjakan dan menyelesaikan peletakan fondasi Bait Allah selama kira-kira dua tahun, setelah itu pekerjaannya terhenti akibat tantangan serta berbagai hambatan dari para musuh (Ezra 4).

Kira-kira 15 tahun kemudian, karena terdorong oleh pemberitaan Firman Allah oleh nabi Hagai dan Zakharia, seperti tercantum dalam kitab-kita nabi-nabi itu sendiri, orang-orang Yahudi kembali membangun rumah Allah itu (Ezra 5:2). Kali ini mereka berhasil menyelesaikannnya dalam kira-kira lima tahun, walaupun mengalami banyak tantangan serta hambatan (Fasal 5 - 6). Di antara fasal 6 dan 7 terdapat selang waktu kira-kira 60 tahun. Peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam Kitab Ester mungkin terjadi selama periode itu, dan juga peristiwa kematian Zerubabel, Hagai dan Zakharia.

Fasal 7 - 10 mencatat mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi kira-kira 80 tahun setelah ekspedisi Zerubabel. Pada tahun ketujuh zaman raja Artahsasta, Ezra mendapat surat tugas dari raja untuk memimpin orang-orang Yahudi yang tersisa agar kembali ke Yerusalem dengan berpedoman kepada hukum Allahmu...... Segala sesuatu yang berdasarkan perintah Allah ... haruslah dilaksanakan dengan tekun (Ezra 7:7,11-14,23). Pada waktu itu, Ezra memimpin kira-kira 1,800 orang laki-laki, ditambah wanita dan anak-anak, yang seluruhnya berjumlah kira-kira 5,000 orang yang berangkat dari Babel ke Yerusalem (Ezra 7:28-8:31). Kitab ini mengungkapkan tentang bagaimana Allah dapat menggunakan orang, termasuk para pemimpin dari bangsa kafir sekalipun untuk melaksanakan maksud-maksudNya.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Nehemia

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Nehemia termasuk dalam kelompok orang-orang Yahudi yang menjadi tawanan di Babel yang dibesarkan di Persia setelah Koresy memberikan kebebasan kepada mereka. Nehemia telah mendapat kedudukan yang terhormat sebagai pengangkat anggur bagi raja Artahsasta, raja Kerajaan Persia. Ini merupakan jabatan kepercayaan dan tanggung jawab yang besar. Tidak banyak orang dalam kerajaan itu yang memiliki hubungan yang sangat akrab dengan raja seperti seorang yang menjabat sebagai pengangkat anggur bagi raja (I Raja-Raja 10:5; II Tawarikh 9:4).

Nehemia menerima laporan mengenai kemelaratan jasmani dan rohani yang melanda Yerusalem dan hatinya menjadi sedih mendengar keadaan itu. Karena itu Ezra duduk menangis dan berkabung selama beberapa hari dan Ia berpuasa dan berdoa kepada hadirat Allah (Nehemia 1:4). Doa-doa Nehemia itu mengakibatkan raja Persia memberikan izin kepadanya untuk berangkat dan sekali gus mengangkatnya sebagai gubernur Yehuda, serta mengaruniakan kepadanya kekuasaan untuk membangun kembali tembok kota itu (Nehemia 2:5-7; 5:14).

Nehemia memahami akan Firman Allah dan secara rohani ia telah siap untuk memulihkan kembali penyembahan kepada Allah di Yeruselem. Kedudukannya yang terhormat, kesenangan pribadi dan jaminan materi baginya tidak sepenting seperti kasihnya kepada Allah yang benar dan keprihatinannya terhadap keadaan umat yang berada di Yerusalem.

Ketika Nehemia tiba di Yerusalem, ia melayani bersama-sama dengan Ezra dalam menghadapi berbagai tantangan serta hambatan yang datang dari para musuh di sekliling mereka yang berusaha mematahkan semangat mereka.

Memulihkan tembok yang telah hancur, yang sebelumnya berfungsi melindungi Yerusalem dari gerombolan perampok mejadi perhatiannya yang terutama. Orang-orang Israel telah tinggal di tengah-tengah puing reruntuhan sejak Nebukadnezar menghancurkan Yerusalem kira-kira 140 tahun sebelumnya II Raja-Raja 25:8-11). Orang-orang Yahudi yang tersisa tidak bisa merasakan ketenangan karena mereka tidak dilindungi oleh tembok yang berfungsi menghambat serangan musuh-musuh. Ancaman serangan musuh itu datang dari bangsa-bangsa di sekitar mereka yang mudah sekali menyusup masuk untuk menjarah hasil pertanian atau harta benda mereka.

Bahkan beberapa dari pemuka-pemuka di Yerusalem pun tidak mau bekerja sama dengan Nehemia (Nehemia 2:19; 3:5; 4:1-12). Dalam menghadapi berbagai bahaya yang mengancam itu (Nehemia 4:12-23; 6:2-4,10-13), Nehemia tetap mengandalkan doa dan iman kepada Allah dalam memimpin orang banyak untuk menyelesaikan pembangunan tembok yang berhasil dikerjakan dalam waktu yang singkat yang mencakup kira-kira 52 hari saja (Nehemia 6:15).

Setelah tembok itu selesai dikerjakan, seluruh rakyat meminta kepada Ezra, ahli kitab itu, supaya ia membawa kitab Taurat Musa .......membacakan beberapa bagian dari pada kitab itu ....... lalu orang-orang Lewi mengajarkan Taurat itu kepada orang-orang itu (Nehemia 8:1,3,8). Keesokan harinya para pemuka masyarakat kembali datang kepada Ezra untuk meminta penjelasan mengenai kalimat-kalimat Taurat itu (Nehemia 8:14). Kegiatan-kegiatan ini diakhiri dengan peringatan Hari Raya Pondok Daun di mana pada hari itu diadakan doa, pengakuan, puasa dan pemulihan ikatan perjanjian dengan Tuhan Allah mereka (Nehemia 10:29).

Setelah tembok Yerusalem itu ditahbiskan oleh Ezra dan Nehemia (Nehemia 12:27-43), Nehemia terus menjabat sebagai gubernur Yehuda yang berkedudukan di Yerusalem selama kira-kira 12 tahun dan kemudian ia kembali mengadakan kunjungan singkat ke pengadilan Persia (Nehemia 5:14). Selama kepergian Nehemia dari Yerusaelm, Firman Allah kembali dilalaikan yang mengakibatkan merajalelanya korupsi dan perbuatan jahat (Nehemia 13:6). Namun, ketika Nehemia kembali, ia sekali lagi dengan gigih dan penuh semangat mengajak bangsa itu untuk bertobat dari dosa-dosa mereka dan membaharui kembali hubungan perjanjian mereka dengan Allah, serta memulihkan penyembahan yang benar kepada Tuhan (Nehemia 13:7-31).

Nehemia dan Ezra kedua-duanya sangat giat dalam memberitakan Firman Allah kepada orang banyak, dan membimbing mereka agar dapat menerapkannya ke dalam kehidupan mereka (Nehemia 8:8,13,18; 13:1-30). Ketaatan hamba-hamba Allah ini harus mengilhami kita agar kita pun terbeban untuk menolong orang-orang Kristen yang lain dalam memahami Firman Allah, yang merupakan satu-satunya sumber pimpinan dan jawaban kepada doa-doa kita dan berkat-berkat Allah.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Ester

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Sebagian dari Kitab Ester mencakup periode kira-kira 10 sampai 15 tahun sejarah keturunan orang-orang Yahudi yang tinggal di Persia setelah 70 tahun mereka mengalami penawanan. Peristiwa-peristiwa dalam kitab ini kemungkinan terjadi di antara fasal enam dan tujuh kitab Ezra dan mungkin terjadi kira-kira 40 tahun setelah Bait Allah dibangun kembali (Ezra 3:10; 5:14-15), dan kira-kira 30 tahun sebelum tembok Yerusalem dibangun kembali (Nehemia 6:15). Kemungkinan besar Ester, yang sekarang telah menjadi ibu suri, telah digunakan Allah untuk menyiapkan jalan bagi Nehemia, rekan tawanannya, untuk menjabat sebagai pengangkat anggur bagi Raja Artahsasta I, yang adalah anak tirinya. Jabatan dan hubungannya dengan raja telah memungkinkan bagi Nehemia untuk membangun kembali tembok dan melaksanakan tugas-tugasnya di Yerusalem.

Ketika bangsa Persia mengalahkan Raja Belsyazar dan Kerajaan Babel, semua orang Yahudi dinasihatkan oleh Raja Koresy untuk kembali ke Yerusalem guna membangun kembali Bait Allah (Ezra 1:1-4). Namun, sebagian besar orang Yahudi, yang adalah keturunan mereka yang pertama ditawan ke Babel, telah tinggal di sana selama 50-70 tahun dan mereka belum pernah melihat Tanah Perjanjian itu. Walaupun sekarang mereka telah bebas dari kekuasaan Babel, namun sebagian besar dari mereka lebih senang tinggal di Kerajaan Persia yang ramah dan makmur dari pada meninggalkan Babel dan menanggung banyak penderitaan dalam perjalanan yang panjang yang akan mereka tempuh menuju Yerusalem yang tinggal puing reruntuhan.

Ahasyweros (Ester 1:1) adalah nama Ibrani bagi Raja Persia yang memerintah dari 486-465 S.M. Namanya dalam bahasa Yunani adalah Xerxes. Dalam perjamuan yang dinyatakan pada awal Kitab Ester, tampaknya ia menyusun rencana untuk memerangi kerajaan Yunani, yang akhirnya membawa kekalahan baginya. Ahasyweros memerintah di Susan (Susa), yang terletak di wilayah Iran sekarang dekat perbatasan dengan Irak. Pemerintahan dari Artahsasta I, putranya, tercatat dalam Ezra 7 - 10 dan Nehemia 1 - 13.

Walaupun kuasa dan pemeliharaan Allah jelas nyata sepanjang kitab ini, namun nama Allah tidak pernah disebutkan walau sekalipun. Tujuan dari kitab Ester, Ezra dan Nehemia adalah untuk menyatakan bahwa tak ada situasi yang harus membuat kita putus asa dan karena Allah sanggup mengatasi segala musuh kita. Allah akan menggenapi segala hal yang menyangkut kehendakNya, di dalam dan melalui kehidupan umatNya, walaupun umat Allah itu tergolong minoritas yang tidak berdaya yang dikelilingi oleh orang-orang yang jahat.

Seluruh peristiwa dalam Kitab ini membuktikan tentang pengendalian dan pemeliharaan Allah bagi umatNya. Allah itu Mahakuasa, Maha tahu, dan Mahahadir. Ia adalah Tuhan, Allah segala makhluk, tidak ada sesuatupun yang mustahil bagiNya (Yeremia 32:27). Bahkan kalaupun semua manusia membelakangiNya, Tuhan dapat berbicara melalui keledai sebagaimana yang Ia pernah lakukan kepada Bileam (Bilangan 22:28-31). Atau, apabila umat tidak mau berseru kepadaNya, Ia dapat membuat batu-batu berseru kepadaNya (Lukas 19:40) sebagaimana dikatakan oleh Yesus kepada para pengeritikNya. Walaupun Ia tidak membutuhkan pertolongan, namun Ia bisa saja mendatangkan lebih dari dua belas pasukan malaikat (Matius 26:53). Namun, Allah telah berkenan menggunakan para hamba pilihanNya untuk melaksanakan kehendakNya - yaitu mereka yang benar-benar berserah kepadaNya.

Hal berpuasa, termasuk doa, yang merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan, telah membawa perlindungan bagi umat Allah. Melalui Mordekhai dan Ester, hamba- hambaNya, Tuhan menggenapi rencanaNya bagi umatNya dan melindungi garis keturunan Mesias itu (Ester 4:3-4,16-17).

Doa yang bersungguh-sungguh sebagaimana yang diucapkan oleh Mordekhai - yang melolong-lolong dengan nyaring dan pedih (Ester 4:1) -- senantiasa diikuti dengan berpuasa, sebagai cara untuk datang dan mendekati Tuhan dan menghindarkan diri dari segala keinginan duniawi dan hawa nafsu daging (bandingkan Yesaya 58:1-14; Daniel 9:3-19; 10:2-3; Matius 17:21; Markus 9:29).


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Ayub

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru menyatakan penghargaan yang sangat tinggi terhadap tokoh yang bernama Ayub. Allah sendiri menyamakan kebenaran Ayub dengan Nuh dan Daniel: Kalau sesuatu negeri berdosa kepadaKu ..... Aku ... mendatangkan kelaparan atasnya dan melenyapkan dari negeri itu manusia dan binatang .... Biarpun di tengah-tengahnya berada ketiga orang ini, yaitu Nuh, Daniel dan Ayub, mereka akan menyelamatkan hanya nyawanya sendiri karena kebenaran mereka, demikianlah firman Tuhan Allah (Yehezkiel 14:13-14,16,18,20). Dalam Perjanjian Baru tertulis: Kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya (Yakobus 5:11). Kalimat-kalimat ini membuktikan tanpa keraguan bahwa memang ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub (Ayub 1:1).

Tanah Us itu tidak dijelaskan secara tepat lokasinya, namun berdasarkan Kejadian 10:23 dan Kejadian 22:20-22 kita menduga bahwa tanah itu berada di wilayah sebelah timur Israel dekat dengan padang gurun Arab atau mungkin di sekitar daerah Edom, sebelah tenggara Israel. Us itu terletak di wilayah suku Teman, Suah, dan Naama dan Bus (Ayub 2:11; 32:2). Juga tanah itu tidak jauh dari wilayah orang Syeba dan Kasdim (Ayub 1:15,17). Lokasinya yang tepat tidaklah penting, melainkan yang lebih penting adalah pelajaran rohani tentang perlunya memahami dan menerima situasi yang malang atau penderitaan sebagai sesuatu yang tetap relevan dan dapat dikenakan bagi setiap zaman.

Kitab ini diawali dengan sejarah singkat mengenai seorang saleh yang berdoa yang bernama Ayub yang dijelaskan oleh Alkitab sebagai orang yang jujur dan takut akan Allah dan menjauhi kejahatan (Ayub 1:1; 2:3). Juga ia adalah orang yang terkaya dari semua orang di sebelah timur (Ayub 1:3). Dalam dua fasal yang pertama, kita membaca mengenai tuduhan Iblis terhadap Ayub dan pengalaman pahit yang Allah izinkan berlaku bagi Ayub. Ujian-ujian terhadap Ayub menjadi teladan bagi kita tentang bagaimana seorang yang beriman tetap berserah kepada hikmat Allah yang mahakuasa. Kitapun dapat berserah kepadaNya untuk mengatasi setiap permasalahan yang kita hadapi.

Di dalam Kitab Ayub, kita melihat alasan-alasan yang dikemukakan oleh Allah, Setan, Ayub, isterinya, ketiga sahabatnya, dan Elihu. Pada saat anda membaca fasal demi fasal dalam kitab ini, perhatikan dengan saksama perbedaan antara hikmat Ayub yang saleh dan argumentasi-argumentasi yang bermaksud baik, namun keliru atau setengah benar, bahkan menyesatkan yang dikemukakan oleh sahabat-sahabat Ayub. Allah sangat menghargai Ayub karena ia berbicara tentang kebenaran, sedangkan sahabat-sahabat Ayub mengemukakan hal-hal yang jauh atau telah menyimpang dari kebenaran (Ayub 42:7).

Allah menghargai Ayub sebagai orang yang memiliki pengetahuan rohani, integritas dan kesetiaan. Namun, Setan selalu menyuguhkan hal-hal yang bohong mengenai orang Kristen, bahkan sampai menggunakan Yudas dan para pemimpin agama pada masa itu untuk mengkhianati dan menyalibkan Anak Allah. Tidaklah mengherankan bila ketiga sahabat Ayub memiliki pandangan yang keliru dan menuduh Ayub sebagai orang berdosa yang dalam keadaan bingung dan kalut.

Kitab ini membeberkan Setan sebagai penyebab segala penderitaan, dengan segala upayanya yang gigih untuk membohongi setiap orang mengenai siapa yang seharusnya disalahkan untuk segala penderitaan yang menimpa manusia. Dengan cara ini ia berusaha merongrong kesetiaan dan kasih kita kepada Allah. Nasihat-nasihat dari sahabat-sahabat Ayub yang beragama serta dari Elihu membuktikan betapa menipu dan tak dapat dipercaya logika manusia itu. Jawaban-jawaban yang benar dan yang paling memuaskan terhadap kebutuhan-kebutuhan kita terdapat di dalam Kitab Suci yang tidak mungkin salah, yang bersumber dari Allah Pencipta yang Maha tahu.

Anda akan memperhatikan dalam bacaan setiap hari bukan saja mengenai penderitaan Ayub yang hebat, melainkan juga perkembangan pemahaman rohaninya. Pada fasal-fasal terakhir (Ayub 38-42), Allah membekali Ayub dengan pengetahuan dan pemahaman yang lebih dalam mengenai Allah dan dunia ciptaanNya ini. Dalam fasal terakhir, Allah sekali lagi menegaskan dan menghapus keragu-raguan kita mengenai kebenaran Ayub dalam sepanjang ujian yang harus dilaluinya (Ayub 1:1,8,22; 2:10; 42:7-8).


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Mazmur

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Kitab Mazmur merupakan kitab yang terpanjang dalam Alkitab. Roh Kudus, yang menggerakkan Daud untuk menulis kira-kira 70 dari 150 Mazmur, adalah sebenarnya merupakan penulis kitab ini. Yesus bukan saja mendasarkan suatu argumentasi yang penting tentang keabsahan Mazmur 110 melainkan menguatkan pengilhamannya oleh Roh Kudus ketika Ia berkata: Daud sendiri oleh pimpinan Roh Kudus berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku; duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu (Markus 12:36).

Para penulis lainnya yang mendapat ilham untuk menulis Mazmur adalah Musa, Salomo, Asaf, Etan, Heman, dan anak-anak Korah. Penulis dari kira-kira 50 Mazmur dalam kitab ini tidak diketahui dengan pasti. Kebanyakan dari Mazmur-Mazmur ini adalah nyanyian-nyanyian yang mengungkapkan pujian dan syukur atas kasih dan kesetiaan Sang Pencipta kita. Memang merupakan rencana Allah bagi kita untuk memuji Dia melalui nyanyian, sebagaimana Ia berkata: Bersorak-soraklah bagi Tuhan (Mazmur 100:1). Dalam kelima Mazmur terakhir masing-masing diawali dan diakhiri dengan perkataan: Pujilah Tuhan, yang adalah terjemahan dari istilah Ibrani Haleluya. Nada pikiran peMazmur sering beralih dari perasaan gagal kepada keceriaan. Mazmur-Mazmur ini mengajar kita untuk mengampuni dan menerima diri kita dan orang-orang lain, serta mengungkapkan syukur kepada Allah kita atas keampunan, kesembuhan, dan pemulihan kita.

Mazmur-Mazmur ini juga mengungkapkan doa-doa permohonan untuk kemurahan dan pertolongan serta penyerahan dan kepercayaan. Namun hal lain yang menonjol dalam kitab Mazmur adalah penghargaan tinggi yang diberikan kepada Kitab Suci itu sendiri: Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu (Mazmur 138:2). Allah telah mengangkat Firman-Nya mengatasi segala sesuatu yang lain. Jadi dalam hal ini jelas bahwa Kitab Suci itu sangat penting, dan sikap mengabaikan Firman-Nya pada hakekatnya merupakan penghinaan kepada Allah. Pentingnya Kitab Suci itu disebutkan sekurang-kurangnya 170 kali, di dalam 176 ayat dalam Mazmur 119, terkecuali tiga ayat.

Mazmur-Mazmur ini mengungkapkan pikiran orang yang rindu menyembah dan memuji Bapa Sorgawi kita, Yesus Kristus, dan Roh Kudus.

Walaupun ditulis seribu tahun sebelum kelahiran Yesus, banyak Mazmur-Mazmur yang menunjuk kepada Mesias -- mengenai kelahiran, kehidupan, pengkhianatan, penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan-Nya. Mazmur-Mazmur berikut ini berbicara tentang Yesus Kristus di dalam Perjanjian Baru: 2, 8, 16, 22, 40, 41, 45, 68, 69, 89, 102, 109, 110, 118. Dalam Mazmur 2, Mesias itu adalah Anak Allah yang harus disembah; Mazmur 16:10-11 menyatakan tentang kebangkitan-Nya, Mazmur 22 tentang penderitaan-Nya, dan Mazmur 40 tentang pengorbanan-Nya; dalam Mazmur 45:6 Mesias itu adalah Allah; dalam Mazmur 89 Ia adalah Oknum yang dijanjikan untuk menggenapi perjanjian Allah dengan Daud; dan dalam Mazmur 110 Ia adalah Imam-Raja dan Tuhan dari Daud. Setelah kebangkitan-Nya, Yesus membuka mata para muridNya sehingga mereka melihat Dia di dalam Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur (Lukas 24:27,44), yang berarti seluruh Perjanjian Lama. Ini berarti bahwa orang yang hanya mau membaca Perjanjian Baru saja telah membatasi pengetahuannya tentang Kristus dan kehendakNya bagi kehidupannya.

Mazmur-Mazmur ini memberikan pengetahuan yang dalam mengenai ajaran-ajaran mendasar dalam Alkitab, seperti mengenai Allah sebagai Pencipta dunia ini dan segala sesuatu yang ada di dalamnya (Mazmur 8:3-9; 90:1-2; 104:1-32) dan bahwa Ia adalah Oknum yang mengenal setiap pikiran kita (Mazmur 139:1-18,23-24). Mazmur-Mazmur ini juga menjelaskan perbedaan antara dosa dan kebenaran dan menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya sikap kita terhadap penderitaan dan pergumulan yang kita hadapi setiap hari. Perkataan benar dan kebenaran digunakan kira-kira 130 kali. Perkataan dosa, kesalahan, dan kejahatan ditemukan lebih dari 100 kali yang menyatakan tentang peperangan rohani yang harus kita hadapi setiap hari melawan tipu daya Iblis.

Mazmur-Mazmur tentang hukuman terhadap orang-orang fasik mengajarkan bahwa dosa adalah pemberontakan terhadap Allah dan kekuasaan-Nya. Ketika Roh Allah memimpin para peMazmur untuk berbicara tentang pembalasan atau hukuman atas orang fasik, yang dimaksud bukan pembalasan pribadi melainkan ungkapan tentang kehendak Allah mengenai segala bentuk ketidakadilan dan janji bahwa dosa pada akhirnya akan dihukum: Pembalasan itu adalah hak-Ku, .... demikianlah firman Tuhan (Roma 12:19).

Berbeda dengan Allah yang mutlak sempurna, manusia dinyatakan telah lahir dalam dosa dan karena itu membutuhkan seorang Penebus.

Dalam khotbahnya pada Hari Pentakosta, Petrus mengutip dari kitab Mazmur untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias (Kisah 2:25; Mazmur 16:8-11).


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Amsal

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Salomo menggubah tiga ribu amsal (I Raja-Raja 4:32). Namun hikmat yang terkandung di dalam amsal-amsal itu berasal dari Allah. Hikmat itu dimulai dengan takut akan Tuhan (Amsal 1:7). Sikap takut atau hormat ini merupakan permulaan hikmat ..... dan permulaan pengertian (Amsal 9:10) dan menyangkut setiap aspek kehidupan -- jasmani, moral, spiritual, keuangan, politik dan sosial. Apabila perhatian utama kita adalah kasih, kesetiaan, dan pelayanan kepada Tuhan, maka kita akan sangat bersyukur untuk amsal-amsal ini yang akan menolong mengarahkan kehidupan kita. Karena hanya orang bodoh menghina hikmat dan didikan (Amsal 1:7) dari Tuhan.

Kesetiaan yang didasari kasih akan mengakibatkan penyerahan penuh kepada FirmanNya dan akan menghindarkan kita dari sikap tidak mengandalkan pandangan-pandangan orang banyak (Amsal 3:5-6). Hikmat itu pada hakekatnya adalah sifat Allah Pencipta kita dan kita membutuhkan hikmatNya untuk dapat menjalani dan menikmati kehidupan yang berarti. Perbedaan mendasar di antara orang berhikmat dan orang bodoh terlihat di dalam penggunaan mereka terhadap waktu, talenta dan harta benda yang dipercayakan kepada mereka.

Kita semua berada di salah satu jalan di dalam kita harus menempuh perjalanan mengarungi hidup ini. Jalan yang ditempuh orang yang berhikmat akan membawa kebahagiaan, kepuasan, damai, dan hidup kekal; sedangkan jalan lebar yang ditempuh orang bodoh pada akhirnya akan mengakibatkan tipuan, kekecewaan, dan akhirnya neraka atyau kebinasaan yang kekal.

Penyembahan yang benar itu bersifat ke dalam dan keluar. Penyembahan eksternal -- berupa nyanyian-nyanyian yang kita lagukan dan kata-kata yang kita ucapkan -- seharusnya merupakan ekspresi keluar dari apa yang ada di dalam hati kita (Amsal 17:3). Ketidakkonsistenan dalam bidang-bidang ini merupakan kemunafikan dan kejijikan kepada Allah (Amsal 11:20; 15:8). Ketika kita berdosa, kita harus mengakui kesalahan kita, berdoa untuk pengampunan, dan tunduk kepada didikan (disiplin, koreksi) Tuhan (Amsal 3:11).

Beberapa dari bidang-bidang yang ditegaskan dalam kitab ini adalah :

'

  1. Pergaulan jahat harus dijauhi (Amsal 1:10-18; 13:20). '
  2. Tamak itu suatu kejahatan yang dahsyat dan keuntungannya tidak akan bertahan lama (Amsal 1:19; 23:4-5; 28:20). '
  3. Zinah, homoseksual, dan semua dosa-dosa seksual merupakan kejijikan (Amsal 2:16-19; 5; 6:23-35; 7; 9:13-18; 22:14). '
  4. Berupaya hidup dalam damai dengan sesama kita (Amsal 3:28-30; 17:13); bandingkan: Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! (Roma 12:18). '
  5. Kemalasan akan selalu menghancurkan peluang-peluang seseorang (Amsal 6:6-11; 13:4; 15:19). '
  6. Lidah kita harus dikendalikan karena merupakan alat kehidupan dan kematian (Amsal 13:3; 18:21; 21:23). '
  7. Carilah orang-orang berhikmat sebagai sahabat dan hindarilah orang-orang yang bodoh (Amsal 9). '
  8. Membeberkan kesalahan dan kegagalan orang lain harus dihindari oleh karena kita akan selalu menuai apa yang kita tabur (Amsal 10:12; bandingkan Galatia 6:7). '
  9. Kejujuran dalam setiap transaksi harus terus dipelihara (Amsal 11:1; 20:14,28; 21:6). '
  10. Keangkuhan dan mencari pujian diri sendiri adalah musuh-musuh hikmat (Amsal 12:9; 13:10; 16:5,18-19; 21:4). '
  11. Kita harus menunjukkan belas kasihan kepada mereka yang tertindas, memberikan kekuatan kepada yang lemah, dan membantu orang-orang yang miskin (Amsal 3:27;12:25;14:31;16:24). '
  12. Orang berhikmat memandang kehidupan ini sebagai peluang untuk melaksanakan kehendak Allah, sedangkan orang yang bodoh melihat kehidupan ini sebagai peluang untuk memuaskan keinginan dirinya (Amsal 13:7; 23:1,20-21,29-32). '
  13. Dengki dan kemarahan selalu menghancurkan diri sendiri (Amsal 14:17,30; 15:1). '
  14. Peringatan-peringatan mengenai bahaya-bahaya dan tipu daya minuman keras harus diindahkan (Amsal 20:1; 21:17; 23:30-32; 31:4-5).

Kitab Amsal mengajarkan bahwa keberadaan yang berarti dan sejati merupakan akibat dari hubungan yang benar dengan Allah sebagaimana dinyatakan dalam FirmanNya. Kitab ini diakhiri dengan penegasan kembali bahwa orang yang takut akan Tuhan akan dipuji (Amsal 31:30).


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Pengkhotbah

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Penulis kitab Pengkhotbah memperkenalkan dirinya sebagai anak Daud, Raja di Yerusalem (Pengkhotbah 1:1), dan juga kita membaca: Aku, Pengkhotbah, adalah raja atas Israel di Yerusalem (Pengkhotbah 1:12). Salomo menyebutkan mengenai 27 hasil karyanya selama hidupnya dan ia mengatakan: Aku tidak merintangi mataku dari apapun yang dikehendakinya, dan aku tidak menahan hatiku bersukacita (kesenangan jasmani) karena segala jerih payahku. Itulah buah segala jerih payahku (Pengkhotbah 2:10). Selama waktu pemerintahannya itu, ia banyak melanggar Firman Allah dengan mengumpulkan banyak kuda, menumpuk kekayaan, dan banyak isteri (Ulangan 17:16-17). Namun kembali ia mengaku: Ketika aku meneliti segala pekerjaan yang telah dilakukan tanganku dan segala usaha yang telah kulakukan .... segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin ... aku membenci hidup (Pengkhotbah 2:11,17).

Salomo berulang kali menggunakan ungkapan: Segala sesuatu adalah kesia-siaan. Istilah kesia-siaan menunjuk kepada sesuatu yang sifatnya sementara, yang akan hilang dan tak berharga dan tidak akan bertahan lama. Salomo mengakui bahwa segala hal yang telah dikerjakannya, seperti segala kemewahannya, kekayaannya, dan isteri-isterinya, semuanya tak dapat memuaskannya.

Kekayaan Salomo memang tak terbatas karena ia telah mewarisi harta dan kekuasaan yang sangat besar dari Daud, ayahnya. Namun ia ternyata tidak hidup menurut kehendak Allah. Pada akhir 40 tahun pemerintahannya, kerajaannya menjadi bobrok dan akibat penindasan yang dikenakannya terhadap bangsanya sendiri dengan pajak yang sangat memberatkan sehingga bangsanya telah berencana untuk memberontak terhadapnya.

Salomo menoleh ke belakang kepada kehidupannya menjadi teladan yang malang yang tak pantas ditiru oleh orang-orang lain. Ia memang sering berbicara mengenai perlunya mencari hikmat, namun hikmat yang ia maksudkan adalah hikmat dunia, di luar Allah dan di luar FirmanNya sebagaimana telah diperintahkan Allah bagi semua raja-raja (Ulangan 17:18-20).

Setelah menjalani kehidupannya dalam kesia-siaan, Salomo menyimpulkan bahwa seseorang adalah bodoh apabila ia berpikir bahwa ia dapat beroleh kesenangan dan kepuasan melalui berbagai usaha-usaha, kemampuan-kemampuan, ambisi dan kekayaannya sendiri. Ia telah menjelaskan mengenai apa yang telah berlaku di dalam kehidupannya sesuai dengan pimpinan Roh Kudus dan ia menyimpulkan: Lebih baik seorang muda miskin tetapi berhikmat dari pada seorang raja tua tetapi bodoh, yang tak mau diberi peringatan lagi (Pengkhotbah 4:13).

Salomo menyebutkan orang jahat atau fasik sebagai orang yang bodoh. Namun ia juga mengamati bahwa banyak orang-orang beragama pun memasuki Rumah Allah tanpa rasa hormat, dan mereka menaikkan doa-doa yang panjang tnpa kesungguhan hati, dan mengucapkan sumpah janji yang kemudian cepat dilupakan (Pengkhotbah 5:1-7).

Salomo akhirnya datang kepada kesimpulan bahwa apapun karunia, talenta, kemampuan dan peluang serta harta milik seseorang tak akan dapat memuaskannya karena manusia selalu ingin memperoleh lebih dari apa yang ia telah miliki (Pengkhotbah 5:10-20; 6:1-9). Ketidakpuasan akan sennatiasa ada karena memang seluruh harta milik kita sebenarnya adalah milik Allah dan hanya Dialah yang dapat memberi kepuasan yang kekal apabila kita menggunakan segala apa yang telah Allah berikan bagi kemuliaan dan hormatNya. Seluruh kehidupan ini pada hakekatnya hanya memiliki satu tujuan -- memuliakan Allah. Bagi kita tentu saja ini berarti bahwa kehidupan kita harus menjadi sebagaimana yang Allah inginkan dan kita perlu mewujudkan tujuan penciptaanNya atas kita (Yohanes 12:25-26; Roma 12:1-2; I Korintus 6:20).

Ketika Salomo menyatakan: Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu (Pengkhotbah 11:9), maka sebenarnya ia menyampaikan apa yang telah ia lakukan dalam sepanjang hidupnya. Apabila kita tidak membaca kelanjutan beritanya ini, maka akan terkesan bahwa ia mendorong orang-orang muda untuk terus mengejar kepuasam hawa nafsu dan kesenangan jasmani. Namun, sebagai raja tua yang bodoh (Pengkhotbah 4:13), ia selanjutnya mengingatkan: Tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan (Pengkhotbah 11:9; 8:6).

Setelah berupaya mencari untuk menemukan arti kehidupan ini, Salomo pada akhirnya menyadari bahwa hikmat sejati manusia itu sebenarnya bergantung kepada takut akan Allah yang pasti akan menjatuhkan hukuman atas perbuatan-perbuatan jahat manusia. Karena itu kita diingatkan: Ingatlah akan Penciptamu (karena engkau bukan milikmu sendiri, melainkan adalah milikNya) pada masa mudamu .....Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat (Pengkhotbah 12:1,14; 8:12-13).


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Kidung Agung

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Kitab Kidung Agung ini ditulis oleh Salomo (Kidung Agung 1:1). Para rabbi Yahudi menganggap kitab ini sebagai ilustrasi mengenai hubungan di antara Allah dan Israel. Banyak pemimpin Kristen percaya bahwa kitab ini mengungkapkan kasih yang telah terjalin di antara Kristus dan JemaatNya. Juga kitab ini mengungkapkan kerinduan orang Kristen akan kehadiran Mempelai Lelaki Sorgawi dan akan terwujudnya persatuan yang indah antara Mempelai Wanita dan Mempelai Laki-Laki - Raja segala Raja dan Tuhan atas segala yang dipertuan. Tepat sekali kitab ini menggambarkan hubungan yang kudus di antara Allah dan semua orang yang mengasihiNya. Kitab Kidung Agung ini secara kiasan mengemukakan idaman atau impian yang indah dan kenangan yang indah yang dirasakan oleh seorang isteri muda yang suaminya sedang pergi.

Kisah cinta yang indah ini mengungkapkan kasih yang suci dari sebuah hubungan perkawinan yang telah dirancang dan ditetapkan oleh Sang Pencipta: Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur (perkawinan), sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah (Ibrani 13:4).

Kisah keseluruhan ini diwarnai oleh impian. Situasinya adalah bayangan atau impian dan bukan sesuatu yang benar-benar terjadi. Kerinduan, gairah, dan usaha pencarian semuanya diungkapkan dalam bahasa impian. Mempelai wanita sedang tidur di ranjangnya, namun pikirannya senantiasa tertuju kepada mempelai laki-laki yang tidak bersamanya. Di atas ranjangku pada malam hari kucari jantung hatiku. Kucari, tetapi tak kutemui dia (Kidung Agung 3:1).

Ada banyak kesulitan yang dikemukakan dalam interpretasi rohani terhadap beberapa bagian ayat dalam kitab ini, sebagaimana adanya beberapa kesulitan pula dalam interpretasi mengenai Gereja sebagai Mempelai wanita Kristus dan Kristus sebagai Mempelai Lelaki kita. Terkadang, kita sangat senang terhadap kehangatan kehadiran Kristus yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Namun seringkali pula kehadiranNya yang indah itu terasa hilang. Namun kasih kita kepadaNya akan terus bertumbuh apabila kita memilki sikap menantikan dia dengan penuh pengharapan untuk bertemu dengan Dia kembali. Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar (hanya memahami sedikit tentang Allah dan kekekalan), tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka (ketika kita bertemu dengan Yesus, segala sesuatu akan menjadi jelas). Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, sepetrti aku sendiri dikenal (dan dipahami oleh Allah) (I Korintus 13:12).

Pentingnya Kidung ini dapat dilihat dalam dua hal. Pertama, Sang Pencipta yang mengendalikan hati raja itu telah memimpin para penyusun Kitab Suci ini untuk memasukkan Kidung Agung Salomo ini; dan kedua, Tuhan sendiri telah berkata bahwa: Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar (II Timotius 3:16).


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Yesaya

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Pelayanan Yesaya terjadi selama pemerintahan raja-raja Yehuda yaitu Uzia, Yotam, Ahas Hizkia, dan Manasye (Yesaya 1:1; II Tawarikh 26:22; 32:20-23).

Kitab Yesaya ditujukan kepada seluruh dunia: Dengarlah, hai langit, dan perhatikanlah, hai bumi, sebab Tuhan berfirman (Yesaya 1:2).

Fasal 1 terpusat pada berita yang ditujukan kepada bangsa Yehuda dan kepada Yerusalem, yang merupakan kota yang telah diberi kesempatan yang paling banyak tetapi juga merupakan kota yang diberi tanggung jawab yang terbesar (perhatikan Yesaya 1;8;21;26;27).

Fasal 2 -- 6 dimulai dengan penglihatan mengenai hari Tuhan (Yesaya 2:11-12,17,20; 3:7,18; 4:1-2; 5:30) dan yang juga berkaitan langsung dengan Yehuda (Yesaya 2:1,3,6; 3:1,8,16; 4:3-5; 5:3), serta juga membahas mengenai enam ucapan celaka yang ditujukan kepada mereka yang tidak beriman (Yesaya 5:8,11,18,20-22). Fasal-fasal ini diakhiri dengan penglihatan yang baru mengenai Raja yang kekal: Aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang ......mataku telah melihat Sang Raja yakni Tuhan semesta alam (Yesaya 6:1,5).

Fasal 7 -- 12 terfokus kepada Israel, Kerajaan Utara, yang ibukotanya adalah Samaria. Berita dalam fasal-fasal ini merupakan penghiburan kepada Raja Ahas yang sedang mengalami serangan oleh Kerajaan Utara dan Aram (Yesaya 7:3-16). Fasal-fasal ini juga menubuatkan tentang hukuman yang akan menimpa Israel: Tuhan akan mendatangkan ke atasmu dan atas rakyatmu .... hari-hari seperti yang belum pernah datang sejak Efraim menjauhkan diri dari Yehuda - yakni raja Asyur ..... Kekayaan Damsyik (ibu kota Aram) dan jarahan Samaria (ibu kota Israel) akan diangkut di depan raja Asyur (Yesaya 7:17; 8:4}}). Fasal-fasal ini diakhiri dengan nubuatan mengenai pemerintahan Mesias yang akan datang: Yang akan mengumpulkan orang-orang Israel yang terbuang, dan akan menghimpunkan orang Yehuda yang terserak dari keempat penjuru bumi (Yesaya 11:12). Perhatian khusus juga diberikan kepada hari Tuhan (Yesaya 7:18,20-21, 23; 10:20,27; 11:10-11; 12:1,4).

Fasal 13 -- 23 terfokus kepada bangsa-bangsa kafir yang ada pada masa Yesaya, terkecuali fasal 22, yang adalah lembah penglihatan (Yesaya 22:1). Fasal-fasal ini juga menyoroti tentang hari Tuhan (Yesaya 13:6,9,13; 14:3; 17:4,7,9; 19: 16,18-19,21,23-24; 22:5,12,20,25; 23:15).

Fasal 24 -- 27 menjelaskan tentang hubungan hari Tuhan dengan seluruh dunia (Yesaya 24:1,4-5,16,19-21; 25:6-9; 26:1,21; 27:1-2,12-13).

Fasal 28 -- 34 terfokus kepada enam ucapan celaka mengenai Yerusalem yang mirip dengan keenam ucapan celaka dalam fasal 5. Penekanan kembali diberikan pada hari Tuhan (Yesaya 28:5; 29:18; 30:23; 31:7). Berita dalam fasal 34 adalah berita kepada seluruh dunia: Baiklah bumi serta segala isinya mendengar, dunia dan segala yang terpencar dari padanya (Yesaya 34:1-2). Sebab Tuhan mendatangkan hari pembalasan dan tahun pengganjaran karena perkara Sion (Yesaya 34:8).

Fasal 35 berbicara tentang 1,000 tahun pemerintahan Kristus.

Fasal 36 -- 37 menjelaskan tentang serangan terhadap Yehuda oleh Asyur, menunjukkan tentang kuasa doa, campur tangan Allah, dan kemerosotan serta kehancuran Asyur.

Fasal 38 -- 39 berbicara tentang penyakit yang menimpa Hizkia, kesembuhannya yang ajaib, sambutannya yang bodoh terhadap utusan-utusan dari Babel, dan kekuatan dunia baru yang pada akhirnya akan menghancurkan mereka.

Fasal 40 -- 48 menyoroti keberadaan Mesias yang kekal (Yesaya 40:12-28; 41:4, 21-29); penebusanNya yang kekal; dan keunggulanNya sebagai Hakim yang tertinggi (Yesaya 46:5,9-10; 47:4; 48:12-14,20-22). Fasal-fasal ini diakhiri dengan perkataan ini: Tidak ada damai sejahtera bagi orang-orang fasik (Yesaya 48:22; 57:21).

Fasal 49 -- 66 berisi penglihatan nabi tentang Mesias yang harus terlebih dahulu menjadi Hamba, namun pada akhirnya akan memerintah sebagai Raja yang menang (Yesaya 42:1-7; 49:5-6; 50:4-10; 52:13; 53:12). Fasal 53 menjelaskan tentang keunggulan Mesias sebagai Anak Domba Allah yang harus menjadi pusat utama di dalam kehidupan mereka yang adalah anak-anakNya.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Yeremia

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Yeremia yang berprofesi sebagai imam memulai pelayanannya sepanjang 40 tahun sejarah Yehuda, Kerajaan Selatan. Ini berlangsung kira-kira 100 tahun setelah bangsa Asyur menaklukkan Israel, Kerajaan Utara. Pelayanan publiknya dimulai pada tahun ke 13 pemerintahan Raja Yosia yang saleh (Yeremia 1:2), yang memerintah selama 31 tahun. Yeremia melanjutkan pelayanannya sepanjang pemerintahan keempat raja Yehuda yang terakhir yang terkenal jahat yaitu: Salum (Yoahas), Yoyakim, Konya (Yoyakin), Zedekia, dan kepada para tawanan yang berada di Mesir. Selama masa yang sulit itu, Yeremia hanya sendirian -- dan ia dibenci bahkan dianiaya oleh umatnya sendiri.

Beberapa tahun kemudian, Kerajaan Asyur menjadi lemah dan ditaklukkan oleh bangsa Babel. Kerajaan Yehuda takluk di bawah kekuasaan Nebukadnezar setelah ia mengalahkan Mesir pada peperangan di Karkemis, kota penting di Aram sebelah utara. Kota ini mengawal jalur utama perdagangan yang melintasi Sungai Efrat. Serangan kedua terhadap Yehuda terjadi kembali kira-kira tujuh tahun kemudian, tepatnya pada tahun kesebelas pemerintahan Zedekia, dan pada serangan itu Yerusalem dihancurkan oleh Nebukadnezar dan pasukan Babel akhirnya menguasai seluruh wilayah Timur Dekat.

Peristiwa-peristiwa dalam kitab ini tidak tersusun secara kronologis, melainkan menurut pokok pembicaraan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman rohani yang terbaik bagi kita.

Fasal 1 memperkenalkan tentang Yeremia dan panggilan Allah kepadanya sebagai nabi.

Fasal 2 -- 38 adalah nubuatan-nubuatan yang terjadi sebelum kejatuhan Yerusalem, yang dimulai pada zaman raja Yosia (Yeremia 3:6). Allah telah menetapkan Yeremia menjadi nabi bagi bangsa-bangsa (Yeremia 1:5) ketika para nabi bernubuat palsu dan para imam mengajar dengan sewenang-wenang (Yeremia 5:31). Hal yang lebih buruk lagi adalah bahwa Allah mengatakan bahwa umatKu senang melakukan hal demikian. Sesungguhnya dari yang kecil sampai yang besar di antara mereka, senantiasa mengejar untung (Yeremia 6:13). (Perhatikan: Pasyhur dalam fasal 20 tidak sama dengan Pasyhur bin Malkia dalam Yeremia 21:1; 38:1). Yeremia mengecam keempat raja Yehuda yang terakhir sebagai gembala-gembala palsu (Yeremia 23:1-2; 25:34). Ia juga mengecam nabi-nabi palsu (Yeremia 23:9) dan imam-imam palsu (Yeremia 23:11).

Fasal 29 -- 30 ditujukan kepada kelompok tawanan pertama yang telah diangkut dari Yehuda ke Babel beberapa tahun sebelum kehancuran Yehuda yang terakhir: Sebab sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman Tuhan, bahwa Aku akan memulihkan keadaan umatKu Israel dan Yehuda .... Aku akan mengembalikan mereka ke negeri yang telah Kuberikan (Yeremia 30:3).

Fasal 31 -- 33 menjelaskan tentang Kerajaan Mesias dan Perjanjian yang akan datang.

Fasal 34 -- 38 membahas tentang peringatan-peringatan yang disampaikan kepada Zedekia, sikapYoyakim yang menentang Firman Allah, pengepungan Yerusalem, dan pemenjaraan Yeremia.

Fasal 39 membahas tentang kehancuran Yerusalem, penawanan Zedekia, dan kelepasan Yeremia dari penjara.

Fasal 40 -- 44 berisi berita kepada orang-orang Israel setelah kehancuran Yerusalem -- pertama di Yehuda (Yeremia 40 - 42) dan kemudian di Mesir (Yeremia 43 - 44).

Fasal 45 membahas khusus tentang Barukh, sekretaris Yeremia.

Fasal 46 -- 51 berisi nubuatan-nubuatan mengenai bangsa-bangsa kafir.

Fasal 52 menguraikan tentang kejatuhan Yerusalem dan Yehuda dan berita kepada Zedekia. Allah menjelaskan tentang alasan di balik kehancuran Kerajaan Yehuda dan Yerusalem, ibu kotanya yang tadinya sangat megah, dengan berkata: Karena kesalahanmu banyak, dosamu berjumlah besar maka Aku telah melakukan semuanya ini kepadamu (Yeremia 30:15).

Walaupun pemberitaan Yeremia menubuatkan tentang hukuman yang tak terhindari, ia juga mengatakan: Masih ada harapan untuk hari depanmu (Yeremia 31:17), karena Allah akan memperhatikan mereka yang bertobat dan berbalik kepadaNya (Yeremia 31:19). Allah yang penuh kasih karunia berjanji: Aku akan membangun engkau kembali ....Dengan menangis mereka akan datang .... Dengarlah firman Tuhan ....Aku akan menaruh TauratKu dalam batin mereka ... dan mereka akan menjadi umatKu (Yeremia 31:4,9-10,33).


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Ratapan

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Nabi Yeremia dengan giat dan setia berusaha memperingatkan orang-orang Israel bahwa penderitaan yang dahsyat akan terjadi apabila mereka terus bersikap tidak mengindahkan Firman Allah. Karena hanya Tuhanlah yang dapat menuntun kehidupan mereka menuju kemakmuran, keamanan, dan perdamaian dengan Allah. Kitab Ratapan merupakan ungkapan dukacita yang dalam atas kehancuran Kerajaan Yehuda dan kota Yerusalem.

Yeremia mengetahui konsekuensi yang tak terhindari dari sikap ketidaktaatan, sungguh Tuhan membuatnya merana, karena banyak pelanggarannya; kanak-kanaknya berjalan di depan lawan sebagai tawanan ....Hal itu terjadi oleh sebab dosa nabi-nabinya dan kedurjanaan imam-imamnya ..... Mereka terhuyung-huyung seperti orang buta di jalan-jalan, cemar oleh darah sehingga orang tak dapat menyentuh pakaian mereka (Ratapan 1:5; 4:13-14).

Orang-orang Israel tidak mau menyadari akan bahaya kehancuran yang telah berada di ambang pintu karena selama kira-kira 475 tahun mereka telah berhasil luput dari banyak serangan musuh. Mereka percaya akan jaminan keamanan mereka karena mereka yakin tembok yang mengelilingi kota kudus itu dapat melindungi umat perjanjian Allah, Bait SuciNya, dan Tabut Perjanjian yang berisi hukum-hukum yang telah diberikan kepada Musa beberapa abad sebelumnya. Nabi-nabi palsu yang populer pada masa Yeremia dengan berani memberitakan jaminan perlindungan dan keamanan kekal bagi Yerusalem karena mereka yakin bangsa Israel adalah umat perjanjian Allah.

Yerusalem adalah satu-satunya tempat di muka bumi ini di mana korban-korban yang berkenan dapat dipersembahkan kepada Allah. Fakta ini lebih meningkatkan jaminan palsu bagi mereka bahwa Yerusalem, Kota Raja Besar tidak akan pernah dapat dihancurkan (Mazmur 48:2). Namun Yerusalem terancam bahaya kehilangan berkat, ditimpa penyakit, penderitaan, kelaparan dan kehancuran Bait Suci mereka sebagai akibat dari sikap mereka yang tidak mengindahkan Firman Allah (Ratapan 2:19-22; 4:8-10).

Lebih dari tiga puluh kali dalam lima fasal yang singkat ini kita diingatkan bahwa Tuhan Allah itulah - bukan bangsa yang lebih perkasa yang telah menghukum dan membantai .....Tuhan telah melepaskan segenap amarahNya, mencurahkan murkaNya yang menyala-nyala, dan menyalakan api di Sion, yang memakan dasar-dasarnya (Ratapan 3:43; 4:11).

Kehancuran oleh Tuhan sendiri telah dinubuatkan oleh Musa dan Salomo dalam doanya yang terkenal, sehingga tidak diragukan lagi apa yang sebenarnya telah menjadi penyebab kehancuran kerajaan mereka (Ulangan 28:63-65; II Tawarikh 6:36).

Nabi Yeremia juga memandang jauh ke depan dan menubuatkan saatnya ketika umat Israel akan kembali kepada Allah: Karena tidak untuk selama-lamanya Tuhan mengucilkan. Karena walau Ia mendatangkan susah, Ia juga menyayangi menurut kebesaran kasih setiaNya .... Marilah kita menyelidiki dan memeriksa hidup kita, dan berpaling kepada Tuhan (Ratapan 3:31-32,40; bandingkan Ratapan 4:22).


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Yehezkiel

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Yehezkiel tinggal di Yerusalem selama masa pembaharuan yang besar yang terjadi setelah ditemukannya Kitab Taurat di Bait Allah dalam pemerintahan Raja Yosia. Yosia adalah Raja Yehuda terakhir yang terkenal sangat saleh II Raja-Raja 22:8-20; 23:1-29). Setelah kematiannya, rakyat memilih putra keempat Yosia yaitu Yoahaz, yang juga dikenal sebagai Salum (Yehezkiel 23:30-34; I Tawarikh 3:15, Yeremia 22:10-12). Namun tiga bulan kemudian Firaon Nekho menawannya ke Mesir sehingga ia digantikan oleh Elyakim, putra kedua Yosia untuk memerintah sebagai raja atas Yehuda II Raja-Raja 23:31-34; II Tawarikh 36:1-4). Firaon mengubah Nama Elyakim menjadi Yoyakim II Raja-Raja 23:34-36), dan ia tunduk di bawah kekuasaan Firaon dari Mesir kira-kira selama empat tahun (Yeremia 46:2). Nebukadnezar mengalahkan Firaon dari Mesir di Karkemis, yakni suatu benteng pertahanan yang sangat strategis di perbatasan antara Aram Utara dan Turki. Benteng ini mengawal tempat peneyeberangan Sungai Efrat. Kira-kira setahun kemudian, Nebukadnezar memasuki Yerusalem, mengobrak abrik kota itu dan menjarah semua harta benda yang ada di Bait Allah termasuk bejana-bejana dari emas. Ia juga menawan banyak kaum muda Yehuda ke Babel, termasuk Daniel dan ketiga sahabatnya (Daniel 1:1-3,6; Yehezkiel 33:21).

Nebukadnezar membiarkan Yoyakim menjadi sebagai raja bonekanya. Setelah tiga tahun tunduk di bawah kekuasaannya, Yoyakim memberontak terhadap pemerintahan Babel II Raja-Raja 24:1). Alkitab tidak mencatat apakah ia meninggal atau dibunuh ketika Nebukadnezar, raja Babel maju melawan dia, membelenggunya dengan rantai tembaga untuk membawanya ke Babel (II Tawarikh 36:6). Kemudian Yoyakin, putra Yoyakim yang berusia 18 tahun (yang juga dikenal sebagai Konya) menduduki takhta raja (I Tawarikh 3:16-17; Yeremia 22:24; 24:1; 27:20; 28:4; 37:1). Ia menuruti cara-cara dan sikap ayahnya yang jahat II Raja-Raja 24:8-9). Karena itu ia terkena kutuk dari Allah dan kehilangan tempat atau posisinya dalam garis keturunan Mesias (Yeremia 22:30). Tiga bulan kemudian, Yoyakin ditawan ke Babel bersama-sama dengan Yehezkiel dan sepuluh ribu orang yang berpengaruh serta tukang-tukang}}; dan ia (Nebukadnezar) mengeluarkan dari sana segala barang perbendaharaan rumah TUHAN (yang tersisa) .... tidak ada yang ditinggalkan kecuali orang-orang lemah dari rakyat negeri. II Raja-Raja 24:8-16).

Nebukadnezar kemudian mengangkat Matanya, yang adalah putra ketiga Yosia dan juga paman dari Yoyakin, untuk memerintah Yehuda. Namanya diganti menjadi Zedekia (Yehezkiel 24:17; I Tawarikh 3:15). Kira-kira 10 tahun kemudian, Zedekia pun memberontak melawan Nebukadnezar, sehingga Nebukadnezar kembali menyerang Yerusalem, merobohkan temboknya dan kali ini ia menghancurkan Bait Allah yang telah dibangun oleh Salomo II Raja-Raja 24:18 - 25:21; II Tawarikh 36:11-21).

Yehezkiel ditawan kira-kira delapan tahun setelah Daniel ditawan ke Babel. Yehezkiel ditempatkan di Tel-Abib di sepanjang Sungai Kebar -- suatu terusan irigasi yang mengalirkan air dari sungai Efrat ke ladang-ladang pertanian di pedalaman yang kemudian menyatu kembali dengan Sungai Efrat.

Yehezkiel bernubuat selama 22 tahun (Yehezkiel 1:2; 29:17). Beritanya dapat dikategorikan ke dalam delapan pokok utama:

  1. Penglihatan ajaib tentang Tuhan Allah yang berada dalam segala kemuliaanNya dan yang mengendalikan serta mengatur setiap perkara yang terjadi di dunia (Yehezkiel 1 - 3);
  2. Nubuatan-nubuatan tentang hukuman atas Yerusalem dan KerajaanYehuda karena sikap mereka yang tidak mengindahkan Firman Allah yang membawa kehancuran Yerusalem dan penawanan atas Yehuda (Yehezkiel 4 - 24);
  3. Pemberitaan Yehezkiel tentang hukuman atas bangsa-bangsa sekitar (Yehezkiel 25 - 32);
  4. Para tawanan mendapat laporan bahwa Yerusalem dan Bait Allah telah dihancurkan (Yehezkiel 33);
  5. Hukuman terhadap para pemimpin Israel yang berdosa dan terhadap Edom (Yehezkiel 34 - 35);
  6. Yehezkiel secara ajaib menerima jaminan dari Allah bahwa umat Israel akan dikumpulkan dari antara bangsa-bangsa kafir dan akan kembali mewarisi tanah mereka (Yehezkiel 36); Pemulihan Israel tersebut digambarkan sebagai tulang-tulang kering yang hidup kembali (Yehezkiel 37);
  7. Campur tangan Allah ketika musuh-musuhNya bangkit dan negeri itu dibersihkan dari musuh-musuhnya (Yehezkiel 38 - 39);
  8. Penglihatan Yehezkiel yang terakhir tentang Bait Allah masa yang akan datanng yang penuh dengan kemuliaan serta penyembahan yang baru (Yehezkiel 40 - 48).

Perkataan Firman Tuhan datang kepadaku ditemukan kira-kira 60 kali dalam kitabYehezkiel. Gelar Anak Manusia adalah gelar mesias dan ditemukan lebih dari 90 kali. Yesus menggunakannya ketika Ia berbicara tentang DiriNya (Lukas 5:24; 6:5). Stefanus pun menggunakannya ketika ia dilempari batu, lalu ia menjelaskan penglihatan sorgawinya dengan berkata: Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah (Kisah 7:56).

Pokok pikiran utama dalam kitab ini adalah: Mereka akan mengenal Akulah Tuhan, Allah mereka. Perkataan ini ditemukan kira-kira 68 kali.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Daniel

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Daniel adalah pemuda yang bersama-sama dengan Hananya, Misael, dan Azarya ditawan ke Babel bersama dengan beberapa orang Israel, yang berasal dari keturunan raja dan dari keturunan raja dan dari kaum bangsawan (Daniel 1:3). Mereka adalah termasuk dalam kelompok para tawanan pertama yang diangkut ke Babel ketika Nebukadnezar menaklukkan Yerusalem dan menawan Raja Yoyakim (Daniel 1:1-7). Di kota Babilon, Daniel menyaksikan kejahatan di sekililingnya, namun ia tak pernah mengkompromikan keyakinannya yang ia ketahui sebagai kehendak Allah.

Yehezkiel dan Daniel berada di Babel pada waktu yang bersamaan. Daniel telah berada di Babel kira-kira sepuluh tahun barulah Roh Kudus menggerakkan Yehezkiel untuk memuji kesalehan Daniel yang luar biasa, dengan mengatakan: Biarpun di tengah-tengahnya berada ketiga orang ini, yaitu Nuh, Daniel dan Ayub,..... demikianlah firman Tuhan ALLAH...... mereka akan menyelamatkan hanya nyawanya sendiri karena kebenaran mereka (Yehezkiel 14:14,20) .

Fasal pertama ditulis dalam bahasa Ibrani, fasal 2 sampai 7 ditulis dalam bahasa Aram, yang merupakan bahasa yang digunakan orang banyak. Fasal 1 sampai 6 menjelaskan bagaimana Daniel dan rekan-rekan tawanan yang karena ketaatan kepada Allah bisa berhasil dan menang melintasi tekanan serta tantangan hidup yang mengancam dan dapat menghancurkan kehidupan mereka. Fasal 3 dan 6 menceritakan tentang kelepasan ajaib yang dialami mereka. Fasal 4 dan 5 menjelaskan tentang hukuman atas para penguasa. Fasal 7 melaporkan tentang penglihatan Daniel mengenai keempat binatang. Kemudian dalam fasal 8 sampai 12, kembali Daniel menulis dalam bahasa Ibrani tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Hanya Daniel yang ternyata dapat menjelaskan arti dari patung raksasa dalam mimpi Nebukadnezar dalam fasal 2. Ini merupakan cara yang digunakan Allah untuk mengalihkan Daniel kepada posisi yang terkemuka dalam pemerintahan. Patung dalam mimpi Nebukadnezar dalam fasal 2 dan binatang-binatang yang dinyatakan dalam penglihatan Daniel dalam fasal 7, keduanya menjelaskan tentang pemerintahan kerajaan-kerajaan Babel, Persia, Yunani, dan Roma secara berturut-turut. Ini adalah bangsa-bangsa yang akan memerintah dunia secara bergantian yang dimulai dari pemerintahan Nebukadnezar sampai genap zaman bangsa-bangsa itu (Lukas 21:24). Menjelang akhir zaman, seorang pemimpin dunia akan muncul yang dikenal sebagai antikristus yang akan berperang melawan orang-orang kudus (Daniel 7:21). NamunYesus Kristus akan kembali dan mengalahkannya dan akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya (Daniel 2:44). Kerajaan ini dilukiskan lewat sebuah Batu yang tidak diperbuat oleh tangan manusia, yang akan menjadi semakin besar seperti gunung yang akan memenuhi seluruh bumi (Daniel 2:34-35).

Pelayanan Daniel mencakup keseluruhan 70 tahun penawanan Yehuda. Ia bertugas sebagai pembesar di istana kerajaan Kasdim, Medi dan Persia. Daniel menulis pada waktu orang-orang Yahudi sedang mengalami penindasan yang sangat merendahkan dan ketika bangsa itu sedang berdukacita yang sangat dalam atas kehilangan semua harta benda mereka. Kitab Daniel merupakan penghiburan bagi para tawanan di Babel, karena kitab ini memberikan jaminan mengenai kemenangan Israel yang terakhir atas segala musuh-musuhnya. Kitabnya ini rupanya menjadi acuan dari orang-orang majus yang muncul beberapa ratus tahun kemudian ketik mereka mau mencari Yesus, karena mereka mengatakan: Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintangNya di Timur (Matius 2:2)

Kitab ini menceritakan kekuasaan Allah atas seluruh makhluk ciptaanNya, termasuk setiap manusia dan pemerintahan di dunia ini. KeraajaanNya akan memenuhi seluruh bumi. Walaupun mudah sekali untuk terperangkap kepada keasyikan membicarakan hal-hal mendetail tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi pada masa yang akan datang, namun perhatian utama kita adalah kepada pentingnya ketaatan yang jelas merupakan maksud utama penulisan kitab ini. Hal ini hanya dapat terlaksana bila kita giat membaca FirmanNya setiap hari untuk dipersiapkan dalam perjumpaan kita dengan Tuhan. Bangsa-bangsa akan bangkit dan jatuh, tetapi Kerajaan Allah akan tetap selama-lamanya.

Yesus mengutip nabi Daniel ketika Ia berbicara tentang Pembinasa keji (Matius 24:15; Markus 13:14; bandingkan Daniel 9:27; 11:31; 12:11) dan tentang siksaan yang dahsyat (Matius 24:21; bandingkan Daniel 12:1) yang akan terjadi. Kristus juga mengutip Daniel ketika Ia mengatakan tentang tanda Anak Manusia di langit (Matius 24:30; bandingkan Daniel 7:13-14).

Ditengah situasi ketika di mana kekuatan Iblis sedang merajalela, kita harus tetap ingat bahwa Daniel telah digerakkan oleh Roh Kudus tiga kali untuk memberi jaminan kepada setiap anak Allah bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendakiNya (Daniel 4:17,25,32).


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Hosea

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Nabi Hosea diam di Israel, Kerajaan Utara dan ia bernubuat selama kira-kira 50 tahun. Pelayanannya terjadi selama generasi terakhir Kerajaan Utara, mungkin pada beberapa tahun terakhir dalam pemerintahan Yerobeam II, sebelum serangan bangsa Asyur yang mengakhiri Kerajaan Israel itu (Hosea 8:9).

Tampaknya selama pelayanan Hosea sebagai nabi, Kerajaan Utara sedang mengalami kemakmuran yang sangat besar dan perluasan wilayahnya. Ini disebabkan oleh kemerosotan Aram dan Moab yang mengakibatkan Kerajaan Utara itu menguasai sebagian besar jalur perdagangan timur-barat di kawasan itu. Namun, pusat penyembahan patung emas yang telah didirikan sebelumnya di kota Betel dan Dan telah menyiapkan jalan bagi menyusupnya penyembahan kafir yang tak bermoral yakni penyembahan kepada dewa Baal dan Asytoret (I Raja-Raja 12:28-32; Juga Hosea 2:13; 10:5-6; 13:2).

Israel telah melanggar hubungan perjanjiannya dengan Allah, sama seperti seorang istri yang telah berselingkuh dengan kekasih lain dan telah mengingkari perjanjian nikahnya (Hosea 2:7-13). Hosea telah mengalami banyak penderitaan dan rasa malu karena tindak tanduk Gomer, istrinya. Pengalaman pahit ini telah menyiapkannya untuk memahami dukacita yang Allah rasakan atas kejahatan yang dilakukan bangsa Israel. Ia juga menyadari bahwa dosa-dosa mereka bukan hanya pelanggaran terhadap Hukum Allah, melainkan juga merupakan penghinaan kepadaNya dan kasihNya bagi mereka. Karena kasih Hosea yang rela mengampuni istrinya yang telah menyeleweng, maka hubungan dengan istrinya itu dipulihkan. Lewat pengalaman ini ia pun mengajak orang-orang Israel untuk bertobat dari perzinahan rohani yakni penyembahan berhala dan berbalik kepada Allah yang karena kasih dan kemurahanNya akan dapat memulihkan pemeliharaan dan berkatNya ke atas bangsa itu (Hosea 2:8,16; 10:12; 11:8-9; 12:6; 14:1,4).

Hosea disebutkan beberapa kali di dalam Perjanjian Baru (bandingkan Hosea 6:6 dan Hosea 12:6 dengan Matius 9:13; 12:7; and Hosea 10:8 dengan Wahyu 6:16).


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Yoël

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Hari Tuhan disebutkan lima kali (Yoel 1:15; 2:1,11,31; 3:14) dan Yehuda disebutkan enam kali (Yoel 3:1,6,8,18-20). Namun karena Kerajaan Utara tidak disebutkan, maka kita menduga negeri itu telah dihancurkan oleh bangsa Asyur dan Yerusalem akan segera mengalami kehancuran oleh bangsa Babel. Namun tak seorangpun yang dapat memastikan kapan dalam sejarah nabi Yoel menulis kitabnya karena tak ada raja atau nabi lain yang disebut dalam kitabnya.

Berita dari Yoel merupakan peringatan kepada Yehuda, Kerajaan Selatan, mengenai akan datangnya bencana nasional, karena sikap mereka yang tidak mengindahkan Firman Allah. Yoel menggambarkannya sebagai serangan belalang yang menyapu negeri, merusak seluruh tanaman, membuat setiap pohon gundul dan akhirnya membawa bencana kelaparan yang dahsyat. Ia menubuatkan akan datangnya suatu bangsa yang kuat dan tidak terbilang banyaknya (Yoel 1:6) yang akan menyerang dan memakan habis sehingga meninggalkan di belakangnya padang gurun tandus, dan sama sekali tidak ada yang dapat luput (Yoel 2:3). Serangan ini datangnya dari utara (Yoel 2:20) yang membawa kehancuran total bagi bangsa Yehuda karena dosa-dosanya.

Nabi itu juga menubuatkan akan datangnya hari Tuhan ketika Allah akan mencurahkan RohNya ke atas semua manusia (Yoel 2:28). Kita sekarang sedang hidup di hari-hari terakhir yang dimulai sejak hari Pentakosta, ketika para muridNya penuh dengan Roh Kudus, lalu mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain (Kisah 2:4). Rasul Petrus mengatakan: Itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoel (Yoel 2:16).

Kemudian Petrus mengutip Yoel sama seperti yang dilakukan Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma: Barang siapa yang berseru kepada nama TUHAN akan diselamatkan (Yoel 2:32; Roma 10:13). Ini berarti bahwa setiap orang yang menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat akan menerima Roh Kudus sebagaimana yang telah dinubuatkan oleh nabi Yoel (Kisah 2:38; Yohanes 7:37-38; 16:7).

Nubuatan Yoel juga menyatakan tentang waktu hukuman Tuhan itu akan menimpa yakni ketika Aku akan mengumpulkan segala bangsa dan akan membawa mereka turun ke lembah Yosafat (Yoel 3:2). Lembah Yosafat, yang dikenal sekarang sebagai Lembah Kidron dan juga sebagai Lembah Keputusan, menunjuk kepada tempat di mana bangsa-bangsa yang menentang Kerajaan Allah akan berkumpul untuk diadili.

Peristiwa historis ini digunakan untuk menggambarkan masa gemilang ketika Yesus Kristus akan menaklukkan musuh-musuhnya. . Raja Damai yang berkemenangan akan mengakhiri seluruh peperangan dan akan memulaikan pemerintahanNya yang penuh damai: Dan Yerusalem akan menjadi kudus, dan orang-orang luar tidak akan melintasinya lagi..... TUHAN tetap diam di Sion (Yoel 3:17,21).


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Amos

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Amos adalah seorang gembala dan pemungut buah ara dari desa berbukit yaitu Tekoa (Amos 1:1; 7:14). Tekoa terletak kira-kira 10 mil selatan Yerusalem. Namun, Allah memanggil Amos untuk melayani sebagai nabi di Israel, Kerajaan Utara (Amos 1:1; 3:9; 7:7-15). Karena ketaatannya atas panggilan ini, Amos harus menempuh perjalanan ke utara kira-kira 22 mil ke Betel, yang menjadi pusat penyembahan lembu emas oleh Israel.

Nubuatan Amos tampaknya disampaikan di pintu gerbang (kota) (Amos 5:10,12,15), yang menjadi pusat kegiatan bisnis dan pemerintahan dan sekali gus lokasi di mana para tua-tua Israel memutuskan perkara bagi rakyat (Yeremia 17:19; 19:2-3). Di tempat inilah Allah berbicara melalui Amos yang menubuatkan tentang kehancuran Kerajaan Utara (Amos 5:1-3). Pada waktu itu, Uzia memerintah sebagai Raja Yehuda, Yerobeam II menjadi Raja Israel, dan nabi Yesaya, Hosea, dan Yunus sedang melayani. Kedua Kerajaan itu sedang dalam suasana makmur secara materi (II Tawarikh 26:1-16; II Raja-Raja 14:23,25), namun Amos mengecam mereka karena praktek-praktek keagamaan mereka yang korup dan segala jenis kejahatan yang mewarnai kehidupan mereka (Amos 2:4-8; 3:9-10; 4:1-5).

Tampaknya segala peringatan yang disampaikan oleh gembala dari Tekoa ini tidak langsung digenapi, namun menurut Firman Tuhan, kira-kira 30 tahun kemudian Israel, Kerajaan Utara diserang dan dihancurkan oleh bangsa Asyur.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Obaja

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Kitab Obaja adalah kitab yang tersingkat dalam Perjanjian Lama, mungkin ditulis setelah kehancuran Yerusalem. Kebanyakan orang berpendapat bahwa Obaja bernubuat selama pemerintahan Yoram, putra Ahab, atau Zedekia, Raja Yehuda yang terakhir, dan bersamaan waktu dengan nabi Yeremia.

Obaja memperingatkan hukuman Allah yang pasti dan yang tidak memandang bulu ke atas semua orang yang menentang Allah dan umatNya. Nabi ini menubuatkan tentang kehancuran bangsa Edom yang telah menuruti teladan Esau, nenek moyang mereka yang tidak menghiraukan perkara-perkara rohani. Bangsa Edom telah mendukung Nebukadnezar dalam menghancurkan Yerusalem. Seharusnya mereka memperlihatkan simpati atau belas kasihan dan melindungi ?saudara? mereka sebagai keturunan Abaraham dan Ishak (Obaja 1:10; Ulangan 23:7), namun mereka tidak melakukannya.

Wilayah Edom terbentang di selatan Laut Mati dan sepanjang dataran gurun Araba. Tanah Edom juga disebut Gunung Seir -- suatu daerah pegunungan terjal yang tingginya kira-kira 3500 kaki dari dataran gurun dan kira-kira 4500 kaki di atas permukaan laut. Ibu kota Edom adalah Petra yang letaknya terlindung dtengah-tengah bukit-bukit batu karang.

Orang-orang Edom sendiri dikalahkan oleh Nebukadnezar kira-kira empat tahun setelah ia mengalahkan Yerusalem. Bangsa Edom akhirnya dihancurkan dan tak pernah dipulihkan lagi. Obaja juga menubuatkan bahwa Yehuda akan dipulihkan dan mereka kembali akan memiliki pula tanah miliknya (Obaja 1:15-17).

Obaja juga menyoroti pendirian Kerajaan Allah di bumi ketika Yesus Kristus datang kembali.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Yunus

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Yunus adalah nabi yang terkenal di Israel, Kerajaan Utara, selama pemerintahan yang makmur oleh Raja Yerobeam II yang jahat.Yunus telah menubuatkan keberhasilan militer yang besar Raja Yerobeam II atas bangsa Aram II Raja-Raja 14:25).

KitabYunus sebenarnya merupakan laporan sejarah tentang misi nabi Yunus ke Niniwe, musuh besar Israel, untuk mengumumkan kehancuran yang segera akan menimpa mereka. Pada awalnya, Yunus tidak mau menuruti apa yang Allah telah perintahkan kepadanya untuk dilakukan. Namun lewat pengalaman pahit, ia terpaksa mengikutinya. Ia tidak senang bila raja dan rakyat Niniwe bertobat lalu Allah berdasarkan belas kasihanNya membatalkan hukuman ke atas mereka. Kitab ini mengajarkan bahwa Allah tidak memandang bulu. Belas kasihan Hakim Dunia yang Maha Kuasa, Kudus dan Benar ini dapat menjangkau setiap orang yang mau bertobat kepadaNya.

Yesus membandingkan pertobatan bangsa Niniwe, yang hanya mengenal sedikit tentang Allah, namun mau berpaling dari dosa-dosa mereka dan datang kepadaNya. Sebaliknya umat Israel memiliki sebegitu banyak pengetahuan akan Firman Allah namun tetap menolak untuk bertobat dan menerima Yesus sebagai Mesias mereka. Bangsa Niniwe bertobat setelah Yunus menyampaikan beritanya}}; namun kebanyakan ?pemimpin agama? Israel menolak untuk bertobat, walaupun mereka telah banyak menyaksikan mujizat dan mendengar berita tentang Yesus. Yesus berkata tentang mereka: Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam. Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus! (Matius 12:40-41).

Allah menggunakan nabi ini dan pengalamannya di dalam perut ikan untuk meyakinkan bangsa Niniwe bahwa hanya ada Satu Allah yang Benar yang berkuasa dan mengendalikan alam dan setiap perkara yang terjadi di dunia ini.

Kitab Yunus juga mengajarkan bahwa Allah menaruh perhatian atas bangsa kafir maupun Yahudi yang tanpa pengharapan dan tersesat.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Mikha

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Mikha adalah seorang desa yang diam di Yehuda selama pemerintahan Raja Yotam, Ahaz, dan Hizkia dari Yehuda. Pada waktu yang sama, Yesaya adalah nabi yang sedang melayani di Yerusalem. Mikha membeberkan dosa-dosa dari kedua Kerajaan yakni, Israel dan Yehuda, dan dengan berani memberitakan hukuman Allah yang akan dijatuhkan termasuk kepada Moresyet-Gat, kampung Kitabnya (Mikha 1:14). Ia juga menubuatkan tentang pemulihan dan kedatangan Kristus. Beritanya pasti menjadi sumber penghiburan bagi Raja Hizkia (Yesaya 1:1; Yeremia 26:18; Mikha 1:1). Pada masa itu Pekah dan Hosea adalah dua raja terakhir yang sedang memerintah Israel, Kerajaan Utara I Raja-Raja 15:30; 17:1; 18:9).

Dalam fasal 1 -- 3, Mikha dengan setia menjalankan tugasnya untuk memberitakan kepada Yakub pelanggarannya dan kepada Israel dosanya (Mikha 3:8). Ia mengumukan kehancuran Israel (Mikha 1:6-7), maupun kemalangan yang akan menimpa Yerusalem dan Bait Suci (Mikha 3:12). Dalam dua fasal berikutnya, ia menubuatkan tentang hukuman dan pemulihan mereka: Terpaksa engkau berjalan sampai Babel; ...... di sanalah engkau akan ditebus oleh TUHAN dari tangan musuhmu (Mikha 4:10).

Mikha juga menyampaikan nubuatan yang menarik bukan hanya mengenai lokasi kelahiran Yesus sebagai Mesias di Betlehem, melainkan juga mengenai asal usulNya: dari padamu akan bangkit bagiKu seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala (Mikha 5:1). Penggenapan nubuatan ini sekali lagi menunjukkan ketepatan dari setiap Firman Allah.

Nubuatan Mikha bertujuan untuk mendorong Israel danYehuda agar bertobat dari dosa-dosa mereka, kalau tidak hukuman Allah akan menimpa mereka. Karena itu ia memperingatkan Israel: Aku membuat engkau menjadi ketandusan (Mikha 6:16). Mikha mengakhiri kitabnya dengan berita pengharapan dan pernyataan tentang penggenapan akhir berkat perjanjian yang Allah telah sampaikan kepada Abraham dan Yakub (Mikha 7:20).


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Nahum

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Nabi Nahum mungkin hidup sebelum kekalahan Ayur, mungkin bersamaan waktu dengan Zefanya. Kedua nabi itu menubuatkan tentang kehancuran Niniwe, yang tertunda kira-kira 150 tahun karena pertobatan mereka yang diakibatkan oleh pemberitaan Yunus tentang hukuman yang akan menimpa mereka (Nahum 1:1,8; Zefanya 2:13-15). Kedua nabi ini bernubuat setelah Yesaya, selama pemerintahan Manasye, Raja Yehuda yang jahat.

Agak sulit untuk mempercayai bahwa ibukota dari Kerajaan Asyur yang perkasa itu harus jatuh karena temboknya yang sangat kokoh yang membentengi kota itu. Namun, Nahum dengan tegas menubuatkan kehancuran Niniwe sebagai akibat dari kekejamannya, penindasannya, perzinahannya, dan perbuatan sihirnya.

Kerajaan Asyur yang perkasa, yang telah menghancurkan Israel, Kerajaan Utara, akhirnya ditaklukkan oleh bangsa Babel dalam kurun waktu 50 setelah nubuatan Nahum disampaikan. Sejak itubangsa Asyur tak pernah bangkit kembali untuk berkuasa.

Habakuk hidup ketika Nebukadnezar sedang dalam puncak kejayaannya. Mungkin ia bernubuat di Yehuda pada tahun-tahun akhir pemerintahan Yosia dan pemerintahan Raja Yoyakim. Berbeda dengan Yosia, ayahnya, Yoyakim melakukan apa yang jahat di mata TUHAN (2 Raja-Raja 23:37). Habakuk mengecam kebobrokan moral yang merajalela pada masanya. Ia menubuatkan bahwa Allah akan mengizinkan bangsa Babel yang kejam untuk mendatangkan hukuman atas Yehuda. Namun, walau mereka harus melintasi pengalaman-pengalaman yang dahsyat itu, orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya (Habakuk 2:4; bandingkan Yohanes 3:36; Roma 1:17; Galatia 3:11; Ibrani 10:38). Habakuk berbicara kepada semua orang percaya sepanjang zaman agar menerima setiap situasi dengan iman karena kebenaran dan keadilan pada akhirnya akan menang.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Habakuk

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Nabi Nahum mungkin hidup sebelum kekalahan Ayur, mungkin bersamaan waktu dengan Zefanya. Kedua nabi itu menubuatkan tentang kehancuran Niniwe, yang tertunda kira-kira 150 tahun karena pertobatan mereka yang diakibatkan oleh pemberitaan Yunus tentang hukuman yang akan menimpa mereka (Nahum 1:1,8; Zefanya 2:13-15). Kedua nabi ini bernubuat setelah Yesaya, selama pemerintahan Manasye, Raja Yehuda yang jahat.

Agak sulit untuk mempercayai bahwa ibukota dari Kerajaan Asyur yang perkasa itu harus jatuh karena temboknya yang sangat kokoh yang membentengi kota itu. Namun, Nahum dengan tegas menubuatkan kehancuran Niniwe sebagai akibat dari kekejamannya, penindasannya, perzinahannya, dan perbuatan sihirnya.

Kerajaan Asyur yang perkasa, yang telah menghancurkan Israel, Kerajaan Utara, akhirnya ditaklukkan oleh bangsa Babel dalam kurun waktu 50 setelah nubuatan Nahum disampaikan. Sejak itubangsa Asyur tak pernah bangkit kembali untuk berkuasa.

Habakuk hidup ketika Nebukadnezar sedang dalam puncak kejayaannya. Mungkin ia bernubuat di Yehuda pada tahun-tahun akhir pemerintahan Yosia dan pemerintahan Raja Yoyakim. Berbeda dengan Yosia, ayahnya, Yoyakim melakukan apa yang jahat di mata TUHAN (2 Raja-Raja 23:37). Habakuk mengecam kebobrokan moral yang merajalela pada masanya. Ia menubuatkan bahwa Allah akan mengizinkan bangsa Babel yang kejam untuk mendatangkan hukuman atas Yehuda. Namun, walau mereka harus melintasi pengalaman-pengalaman yang dahsyat itu, orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya (Habakuk 2:4; bandingkan Yohanes 3:36; Roma 1:17; Galatia 3:11; Ibrani 10:38). Habakuk berbicara kepada semua orang percaya sepanjang zaman agar menerima setiap situasi dengan iman karena kebenaran dan keadilan pada akhirnya akan menang.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Zefanya

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Zefanya, cicit dari Raja Hizkia adalah nabi yang melayani selama permulaan pemerintahan Raja Yosia. Zefanya mungkin mempengaruhi Raja Yosia dalam usaha pembaharuan yang diadakannya yang dimulai pada tahun ke 12 pemerintahannya (II Tawarikh 34:3-7).

Zefanya menubuatkan tentang kejatuhan Yerusalem kira-kira 30 tahun sebelum peristiwa itu terjadi (Zefanya 1:4-13). Ia memperingatkan bahwa hari kegemasan hari itu, hari kesusahan dan kesulitan, hari kemusnahan dan pemusnahan, hari kegelapan dan kesuraman, hari berawan dan kelam akan menimpa sebab mereka telah berdosa kepada TUHAN (Zefanya 1:15,17). Kemudian nabi mengajak Yehuda untuk bertobat: Carilah TUHAN, hai semua orang yang rendah hati di negeri, yang melakukan hukumNya; carilah keadilan, carilah kerendahan hati (Zefanya 2:3). Ia menubuatkan bahwa bangsa Yehuda akan dihukum karena menyembah berhala, dan bangsa-bangsa sekitar merekapun akan dihukum karena dosa-dosa mereka (Zefanya 1:1 - 3:8). Allah menyatakan bahwa Yerusalem akan ditimpa kehancuran; namun pada saat yang telah ditetapkan negeri itu akan dipulihkan kembali (Zefanya 3:9-20).

Zefanya juga menubuatkan bahwa Kristus akan datang dengan kuasa dan kemuliaan. Hari itu yang dikenal sebagai hari Tuhan yang besar, disebutkan lebih dari 15 kali dalam ketiga fasal ini. Hari Tuhan akan menjadi hari murka bagi mereka yang berbuat jahat; namun akan menjadi hari yang penuh berkat bagi mereka yang setia yang nantinya akan bersorak-sorai, ...... bertempik sorak .... Raja Israel, yakni TUHAN, ada di antaramu .... Ia bergirang karena engkau dengan sukacita (Zefanya 3:14-17). Betapa bahagianya hari itu!

Zefanya, Nahum, Habakuk, dan Yeremia mungkin bernubuat pada waktu yang sama. Mereka terhisab nabi-nabi terakhir sebelum penawanan oleh bangsa Babel.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Hagai

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Hagai dan Zakharia dilahirkan di Babel selama penawanan dan mereka kembali ke Yerusalem setelah Raja Koresy memerintahkan untuk membangun kembali Bait Suci. Periode sejarah Israel di mana kedua nabi ini melayani dilaporkan dalam kitab Ezra, Nehemia, dan Ester.

Pekerjaan pembuatan fondasi Bait Suci dimulai segera setelah para tawanan pertama tiba di Yerusalem di bawah kepemimpinan Zerubabel, yang adalah keturunan Raja Daud. Setelah fondasi telah diletakkan, bangsa Israel menghadapi oposisi atau tantangan dari bangsa Samaria sehingga pembangunan menjadi terhenti (Ezra 4:23-24). Hagai dan Zakharia mulai berkhotbah di Yerusalem kira-kira 15 tahun setelah peristiwa ini terjadi.

Hagai adalah nabi pertama yang berbicara atas nama Allah setelah kembalinya bangsa Israel dari penawanan di Babel. Ia menegur mereka yang hanya memperhatikan pembangunan rumahnya sendiri lalu melalaikan pembangunan Rumah Allah. Ia menasihatkan mereka untuk mendahulukan Tuhan.

Zakharia bergabung dengan Hagai dalam memberikan dorongan kepada orang-orang Yahudi untuk memprioritaskan tanggung jawab spiritual mereka yakni membangun kembali Bait Suci: Para tua-tua orang Yahudi melanjutkan pembangunan itu dengan lancar digerakkan oleh nubuat nabi Hagai dan nabi Zakharia bin Ido. Mereka menyelesaikan pembangunan menurut perintah Allah Israel (Ezra 6:14) kira-kira empat tahun kemudian.

Pemberitaan Firman Allahlah yang telah mengubah sikap orang Israel dari sikap acuh kepada ketaatan untuk melaksanakan kehendak Tuhan. Mereka meninggalkan sikap mementingkan diri sendiri dan menyelesaikan pembangunan Bait Suci.

Malaikat Tuhan (Zakharia 3:5-6) berperan besar dalam kitab Zakharia. Zakharia juga menubuatkan lebih banyak hal tentang Kristus dari pada nabi-nabi lainnya terkecuali Yesaya (Perhatikan Zakharia 3:8; 9:9,16; 11:11-13; 12:10; 13:1,6). Nubuatan-nubuatan mengenai kedatangan Kristus yang kedua kali ditemukan dalam Zakharia 6:12; 14:1-21.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Zakharia

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Hagai dan Zakharia dilahirkan di Babel selama penawanan dan mereka kembali ke Yerusalem setelah Raja Koresy memerintahkan untuk membangun kembali Bait Suci. Periode sejarah Israel di mana kedua nabi ini melayani dilaporkan dalam kitab Ezra, Nehemia, dan Ester.

Pekerjaan pembuatan fondasi Bait Suci dimulai segera setelah para tawanan pertama tiba di Yerusalem di bawah kepemimpinan Zerubabel, yang adalah keturunan Raja Daud. Setelah fondasi telah diletakkan, bangsa Israel menghadapi oposisi atau tantangan dari bangsa Samaria sehingga pembangunan menjadi terhenti (Ezra 4:23-24). Hagai dan Zakharia mulai berkhotbah di Yerusalem kira-kira 15 tahun setelah peristiwa ini terjadi.

Hagai adalah nabi pertama yang berbicara atas nama Allah setelah kembalinya bangsa Israel dari penawanan di Babel. Ia menegur mereka yang hanya memperhatikan pembangunan rumahnya sendiri lalu melalaikan pembangunan Rumah Allah. Ia menasihatkan mereka untuk mendahulukan Tuhan.

Zakharia bergabung dengan Hagai dalam memberikan dorongan kepada orang-orang Yahudi untuk memprioritaskan tanggung jawab spiritual mereka yakni membangun kembali Bait Suci: Para tua-tua orang Yahudi melanjutkan pembangunan itu dengan lancar digerakkan oleh nubuat nabi Hagai dan nabi Zakharia bin Ido. Mereka menyelesaikan pembangunan menurut perintah Allah Israel (Ezra 6:14) kira-kira empat tahun kemudian.

Pemberitaan Firman Allahlah yang telah mengubah sikap orang Israel dari sikap acuh kepada ketaatan untuk melaksanakan kehendak Tuhan. Mereka meninggalkan sikap mementingkan diri sendiri dan menyelesaikan pembangunan Bait Suci.

Malaikat Tuhan (Zakharia 3:5-6) berperan besar dalam kitab Zakharia. Zakharia juga menubuatkan lebih banyak hal tentang Kristus dari pada nabi-nabi lainnya terkecuali Yesaya (Perhatikan Zakharia 3:8; 9:9,16; 11:11-13; 12:10; 13:1,6). Nubuatan-nubuatan mengenai kedatangan Kristus yang kedua kali ditemukan dalam Zakharia 6:12; 14:1-21.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Maleakhi

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Maleakhi mungkin telah bernubuat lebih dari 100 tahun setelah Zerubabel memimpin para tawanan kembali ke Yerusalem. Kerinduan Maleakhi adalah agar bangsa Israel akan memperbaharui hubungan perjanjian mereka dengan Allah. Mereka belum terjerumus ke dalam penyembahan berhala, namun sikap acuh dan keduniawian telah menguasai hati mereka sebagaimana kita dapat saksikan pula di kalangan sebagian masyarakat Kristen masa kini. Maleakhi menunjukkan dosa-dosa mereka yang telah memisahkan umat Israel dari berkat-berkat Allah dan mengajak mereka untuk bertobat (Maleakhi 3:7).

Dalam fasal 1, Maleakhi pertama-tama menasihatkan Israel untuk kembali kepada Tuhan yang mengasihi mereka. Kemudian dalam fasal 2, ia berbicara tentang keadaan para imam dan menunjukkan kemunafikan mereka. Dalam fasal 3, ia memandang 400 tahun ke depan kepada masa Perjanjian Baru dengan mengatakan: Lihat, Aku menyuruh utusanKu (Yohanes Pembaptis), supaya ia mempersiapkan jalan di hadapanKu! ..... Malaikat Perjanjian (Yesus) yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang (Maleakhi 3:1). Akhirnya, Maleakhi menubuatkan akan datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu (Maleakhi 4:5), ketika setiap orang yang berbuat fasik akan dibinasakan dan setiap orang yang hidup memperkenankan Tuhan akan diberi pahala (Maleakhi 4:1-2).


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Matius

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Baru
Matius
Markus
Lukas
Yohanes
Kisah Para Rasul
Roma
1 Korintus
2 Korintus
Galatia
Efesus
Filipi
Kolose
1 Tesalonika
2 Tesalonika
1 Timotius
2 Timotius
Titus
Filemon
Ibrani
Yakobus
1 Petrus
2 Petrus
1 Yohanes
2 Yohanes
3 Yohanes
Yudas
Wahyu


Injil Matius ditulis oleh seorang Yahudi yang pada masa itu sedang menduduki suatu jabatan yang cukup tinggi sebagai pemungut cukai bagi pemerintahan Romawi. Kemudian Yesus berkata kepadanya: Ikutlah Aku. Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia (Matius 9:9)

Matius menyatakan tujuan penulisan Injilnya dalam kalimat pertama kitabnya: Inilah silsilah Yesus Kristus, anak (keturunan) Daud, anak Abraham (Matius 1:1). Gelar Anak Daud dan Anak Abraham ditemukan 10 kali dalam Injil Matius. Anak Daud menunjukkan Kristus sebagai Mesias-Raja yang telah dinubuatkan oleh para nabi, sedangkan Anak Abraham menjelaskan hubungan Yesus dengan perjanjian yang Allah telah buat dengan Abraham: Olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat (Kejadian 12:3; 17:7;II Samuel 7:8-17). Tuhan Yesus menegaskan penggenapan nubuatan ini kepada orang-orang Yahudi yang tidak percaya, kataNya: Jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia (Mesias), kamu akan mati dalam dosamu...... Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. ..... Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu mengasihi Aku........namun Iblislah yang menjadi bapamu (Yohanes 8:24,39,42,44).

Atas ilham Roh Kudus, Rasul Paulus selanjutnya menyatakan siapa sebenarnya anak-anak rohani Abraham, bapa semua orang-orang beriman, baik orang-orang Yahudi maupun kafir. Paulus menulis: Bahwa mereka yang hidup dari iman (kepada Yesus sebagai Mesias), mereka itulah anak-anak Abraham...... Adapun kepada Abraham di ucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya (Yesus). Tidak dikatakan ?kepada keturunan-keturunannya? seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: ?dan kepada keturunanmu?, yaitu Kristus. ..... Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus...... Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah (Galatia 3:7,16,27,29).

Matius menghubungkan silsilah Yesus dengan Yusuf. Namun, Yusuf hanya bertindak sebagai bapa Yesus secara hukum, bukan bapa Yesus secara biologis. Perhatikan dalam silsilah ini bahwa setiap anak keturunan bapanya secara darah dan daging dijelaskan dengan menggunakan perkataan memperanakkan. Namun dalam Matius 1:16 kita melihat suatu perobahan yang nyata ketika berbicara mengenai kelahiran Yesus yang supranatural, karena dikatakan: Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Perubahan yang tampak jelas ini menunjukkan bahwa Yesus adalah anak Maria secara biologis tetapi bukan anak Yusuf secara biologis.

Tujuan utama Matius ialah menghubungkan nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama mengenai Mesias dengan penggenapan-penggenapannya seperti terlihat dalam kelahiran, kehidupan dan pelayanan Yesus. Yesus dilahirkan di Betlehem (Matius 2:1), menggenapi nubuatan nabi Mikha bahwa Mesias itu akan dilahirkan di kota Daud (Mikha 5:2; juga Lukas 2:4). Dapat ditemukan lebih dari 100 kutipan baik secara langsung maupun tidak langsung dari kitab Taurat, nabi-nabi, dan Mazmur yang dicatat oleh Matius. Perkataan hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh Nabi ditemukan 13 kali dalam Matius (Matius 1:22; 2:15,17,23; 4:14; 8:17; 12:17; 13:14,35; 21:4; 26:56; 27:9,35).

Oleh karena fokus perhatian nubuatan seluruh Perjanjian Lama tertuju kepada kedatangan Mesias yang dijanjikan dan KerajaanNya, maka Matius menggunakan perkataan Kerajaan Sorga lebih dari 31 kali dan mencatat tujuh perumpamaan Yesus yang dimulai dengan perkataan: Kerajaan Sorga itu seumpama (Matius 13:24,31,33, 44-45,47,52). Matius juga mencatat lebih dari 20 mujizat sebagai bukti keMesiasan Yesus.

Reaksi-reaksi orang banyak terhadap Yesus dicatat dalam fasal 11 sampai 18. Tak ada alasan untuk meragukan identitasNya yang sebenarnya. Kaum Sanhedrrin menyimpan arsip silsilah yang lengkap mengenai keturunan Raja Daud. Menarik untuk diamati bahwa musuh-musuh Yesus pun tak pernah berusaha membatalkan pernyataan atau pengakuanNya sebagai keturunan Abraham atau keturunan Raja Daud.

Untuk menghilangkan segala keraguan menyangkut siapa sebenarnya Yesus itu, kita membaca bahwa ketika Ia dibaptiskan terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan (Matius 3:17). Pengungkapan tentang siapa Yesus sebenarnya juga dinyatakan dengan jelas dalam peristiwa pemuliaan Yesus di atas gunung yang melaporkan bahwa ketika Ia sedang bercakap dengan Musa dan Elia terdengarlah suara yang mengatakan Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia (Matius 16:16; 17:2-5). Peristiwa ini mengakhiri pelayanan Yesus di Galilea kemudian berangkatlah Ia dari Galilea dan tiba di daerah Yudea (Matius 19:1). Dengan tekun Ia memusatkan perhatianNya untuk menggenapi tujuanNya meninggalkan sorga itu untuk turun ke dunia ini. Ia akan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan (Matius 20:18-19).

Matius juga melaporkan tentang masukNya Yesus ke kota Yerusalem yang penuh semarak. Ia diikuti oleh orang banyak yang sangat besar jumlahnya yang bersorak-sorak: Hosana bagi Anak Daud (Matius 21:8-9).

Sebelum penyalibanNya, ketika Yesus duduk di bukit Zaitun mengajar murid-muridNya, Ia memberitakan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi sebelum kedatanganNya kembali yang dalam Matius 24 - 25. Setelah penyaliban, penguburan dan kebangkitanNya, seorang malaikat menyampaikan berita sukacita mengatakan: Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia (Matius 28:7). Pada akhirnya di atas Bukit Zaitun, 40 hari setelah kebangkitanNya, Yesus menyampaikan pesanNya kepada murid-muridNya: Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu (Matius 28:19-20).


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Markus

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Baru
Matius
Markus
Lukas
Yohanes
Kisah Para Rasul
Roma
1 Korintus
2 Korintus
Galatia
Efesus
Filipi
Kolose
1 Tesalonika
2 Tesalonika
1 Timotius
2 Timotius
Titus
Filemon
Ibrani
Yakobus
1 Petrus
2 Petrus
1 Yohanes
2 Yohanes
3 Yohanes
Yudas
Wahyu


Nama Yohanes (Kisah 12:12) dari Yohanes Markus menunjukkan warisan Yahudinya, namun nama Markus, warisan Latinnya (Kolose 4:10) menunjukkan kewargaan Romawinya. Ia bukan tergolong salah satu dari ke dua belas rasul, melainkan ia adalah seorang pemuda yang percaya kepada Kristus yang tinggal di Yerusalem. Maria, ibunya juga adalah seorang yang percaya dan jemaat abad pertama sering menggunakan rumahnya sebagai tepat berkumpul.

Tujuan utama penulisan Injil Markus adalah untuk menyatakan Yesus sebagai Anak Manusia, Anak Allah, dan Juruselamat setiap orang yang percaya dan bertobat. Dalam Injil Markus, Yesus dijelaskan lebih dari sekedar seorang Manusia yang agung, sebagaimana dijelaskan dalam kalimat pertama Inji itu: Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah (Markus 1:1). Ini merupakan ajakan kepada dunia untuk menerima Yesus sebagai satu-satunya Sumber yang dapat memberikan kehidupan kekal. Markus melakukan hal yang sama dengan menunjukkan bagaimanaYesus mendemonstasikan kekuasaanNya atas roh-roh jahat, kuasa alam, sakit penyakit, dan kematian.

Sebutan Anak Allah ditemukan lima kali dalam kitab ini (Markus 1:1; 3:11; 5:7; 14:61; 15:39). Markus mencatat mengenai Bapa Sorgawi yang berbicara ketika Yesus dibaptiskan dan ketika Ia dimuliakan di atas gunung. Dalam peristiwa-peristiwa ini Yesus disebut sebagai Anak yang Kukasihi (Markus 1:11; 9:7).

Markus juga menyuguhkan Yesus sebagai Hamba Allah yang sempurna. Istilah-istilah seperti dan, digunakan 34 kali, dan perkataan segera digunakan hampir 30 kali. Juga Markus menegaskan bahwa Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang (Markus 10:45). Tak ada penulis lain yang menjelaskan tentang bagaimana Yesus mengambil seorang anak kecil lalu memeluknya (Markus 9:36) atau peristiwa Yesus tertidur di dalam perahu ketika taufan yang dahsyat mengamuk (Markus 4:37-38).

Barnabas, seorang Lewi dari Siprus (Kisah 4:36) mungkin adalah saudara sepupu Markus. Markus menyertai Paulus dan Barnabas dalam perjalanan pengabaran Injil yang pertama, namun ia pulang ke rumahnya sebelum tugas itu selesai (Markus 12:25; 13:2-5,13). Karena itu Paulus tidak mau membawa Markus lagi untuk ikut dalam perjalanan pengabaran Injil yang kedua (Markus 15:37-38). Namun Paulus akhirnya menulis agar menjemput dan membawa serta Markus karena pelayanannya penting bagiku (II Timotius 4:11).

Berbeda dengan Matius yang tidak menjelaskan mengenai adat istiadat Yahudi, Markus menjelaskan banyak hal mengenai kebiasaan dan ajaran Yahudi yang mungkin tidak dikenal oleh para pembaca non Yahudi (Markus 2:18; 7:3-4; 14:12; 15:42). Ia menjelaskan tentang lokasi-lokasi geografis wilayah Yudea dan berbagai jenis tanaman yang tumbuh di wilayah itu (Markus 1:13; 11:13; 13:3) serta perbandingan nilai dari mata uang Yahudi dengan mata uang Romawi (Markus 12:42). Juga kitabnya ini menceritakan sekurang-kurangnya 20 mujizat yang Yesus pernah lakukan.

Dalam Kitab Markus, Kristus digambarkan sebagai Hamba Allah yang tak pernah mengenal lelah, yang selalu sibuk dengan berbagai kegiatan. Markus tidak menyebut sesuatupun tentang nenek moyang Yesus. Juga ia tak menyebutkan tentang para malaikat yang memberitakan mengenai kelahiranNya, tentang orang-orang majus yang sedang mencari seorang Raja, atau mengenai hikmat Yesus yang membuat para sarjana Taurat Yahudi mengagumi Yesus ketika Ia baru berusia 12 tahun. Namun 12 kali Markus menyebut Yesus sebagai Guru (Markus 1:16-17; 2:17,19-22; 3:23-27; 4:2-8,21-22,26-32; 7:14-23; 9:43,45,47; 12:1-11; 13: 28-29,34,37). Oleh karena sebuah perumpamaan bertujuan untuk melukiskan tentang sesuatu kebenaran, maka Markus mencatat 18 perumpamaan yang pernah Yesus ajarkan. Markus sering mencatat tentang perasaan Yesus dan reaksi yang ditunjukkanNya: Ia berdukacita karena kedegilan mereka, dan dengan marah Ia memandang sekelilingNya kepada mereka (Markus 3:5; 7:34; 8:12). Petrus menyebut Markus sebagai anakku (murid) (I Petrus 5:13). Diperkirakan bahwa Markus mendapatkan informasi yang dituliskannya dalam kitabnya dari Rasul Petrus. Ia ikut serta ke Babilon bersama dengan Petrus.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Lukas

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Baru
Matius
Markus
Lukas
Yohanes
Kisah Para Rasul
Roma
1 Korintus
2 Korintus
Galatia
Efesus
Filipi
Kolose
1 Tesalonika
2 Tesalonika
1 Timotius
2 Timotius
Titus
Filemon
Ibrani
Yakobus
1 Petrus
2 Petrus
1 Yohanes
2 Yohanes
3 Yohanes
Yudas
Wahyu


Lukas adalah seorang penulis dari bangsa kafir yang menulis kitab ini dan juga kitab Kisah Para Rasul. Kitabnya ditujukan kepada seorang Yunani yang bernama Teopilus, yang berarti ?Sahabat Allah.? Walaupun Lukas tidak termasuk salah satu dari kedua belas rasul namun ia adalah rekan Paulus yang sangat dekat ketika mereka mengadakan perjalanan pengabaran Injil. Lukas juga dikenal sebagai tabib yang kekasih (Kolose 4:14; lihat Kisah 16:10; 20:6; II Timotius 4:11; Filemon 1:24).

Lukas memberitakan suatu Injil yang universal yang diterimanya lewat pemberitaan oleh malaikat yang berkata: Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan berita kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa (Lukas 2:10). Simeon memangku bayi Yesus dan menatangNya sambil memuji Allah, katanya: Sekarang, Tuhan, biarkanlah hambaMu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firmanMu (Lukas 2:26-28). Ia menjelaskan Yesus yang adalah lebih dari sekedar menjadi Mesias bagi umat Yahudi. Ia mengutip perkataan nabi Yesaya yang menjelaskan mengenai hubunganYesus dengan seluruh manusia, yakni sebagai terang untuk bangsa-bangsa ..... Dan kemuliaan bagi seluruh umat Israel (Yesaya 42:6; 49:6; Lukas 2:32).

Kemanusiaan Yesus yang sempurna dinyatakan dalam Lukas. Ia menyuguhkan Yesus sebagai Anak Manusia, dan juga sebagai Anak Allah yang lahir dari seorang perawan. Ia juga disebut Adam yang terakhir (I Korintus 15:22,45). Sebagai Anak Manusia, Yesus berbelas kasihan atas setiap kelemahan kita dan Ia memahami setiap kebutuhan kita. Perkataan Anak Manusia dinyatakan sekurang-kurangnya 26 kali dalam Injil Lukas. Juga Lukas mengenali keTuhanan Yesus yang sempurna, yang telah datang menjadi Sang Penyelamat dan Penebus umat manusia (Lukas 1:47,68; 2:11,38; 24:21). Lukas juga menyatakan ketergantunganNya secara penuh sebagai manusia kepada Bapa Sorgawi dalam doa. Hal ini bermaksud mengajarkan tentang pentingnya setiap pengikut Kristus bergantung penuh kepada Allah dalam doa (Lukas 3:21; 5:16; 6:12; 9:28-29; 10:21; 11:1; 23:34,46). Hanya Lukas yang mencatat mengenai para murid yang memohon: Tuhan, ajarkanlah kami berdoa (Lukas 11:1); dan perumpamaan tentang orang yang datang memohon di tengah malam dengan mengatakan: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti (Lukas 11:5-13); dan perkataan Yesus: Bahwa manusia harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu (Lukas 18:1); serta perumpamaan tentang hakim yang tidak adil dan janda (Lukas 18:2-8). Semuanya ini mengajarkan kita tentang pentingnya bertekun dalam doa. Hanyalah Lukas yang menambahkan perkataan: Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa (Lukas 21:36). Perumpamaan tentang orang Farisi dan pemungut cukai yang berdoa di Bait Allah mengajarkan mengenai pentingnya kerendahan dalam berdoa (Lukas 18:9-14).

Injil Lukas merupakan ungkapan cermat tentang alasan dan tujuan Yesus meninggalkan Sorga dan dilahirkan di dunia sebagai manusia. Tujuannya tak lain untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang (Lukas 19:10). Lukas menelusuri silsilah Yesus kebelakang kira-kira 4000 tahun melalui Maria ibuNya sampai kepada penciptaan Adam (Lukas 3:38). Ini sekali lagi menyatakan bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Yohanes

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Baru
Matius
Markus
Lukas
Yohanes
Kisah Para Rasul
Roma
1 Korintus
2 Korintus
Galatia
Efesus
Filipi
Kolose
1 Tesalonika
2 Tesalonika
1 Timotius
2 Timotius
Titus
Filemon
Ibrani
Yakobus
1 Petrus
2 Petrus
1 Yohanes
2 Yohanes
3 Yohanes
Yudas
Wahyu


Injil Yohanes menjelaskan sifat, maksud serta tujuan Yesus Kristus yang sebenarnya sebagai Manusia dan Allah yang sempurna dalam menciptakan segala sesuatu. Hal terpenting yang perlu diperhatikan adalah kalimat pertama yang berbunyi: Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah (Yohanes 1:1).

Di dalam Kitab Kejadian kita membaca: Pada mulanya Allah (Bapa, Anak dan Roh Kudus) menciptakan langit dan bumi (Kejadian 1:1); dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air (Yohanes 1:2); dan juga kita membaca berfirmanlah Allah: Jadilah terang (Yohanes 1:3). Kemudian kembali Allah berfirman: Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita (Yohanes 1:26).

Pada saat Firman Allah diucapkan maka jadilah dunia; dan sampai sekarangpun Ia menopang segala yang ada dengan firmanNya yang penuh kekuasaan (Ibrani 1:3). Allah pertama kali menyatakan DiriNya kepada ciptaanNya melalui Firman yang diucapkanNya kepada Adam dan Hawa di taman Eden. Kemudian, kita melihat juga bahwa Ia memilih menggunakan manusia untuk mencatat firman yang telah diucapkanNya itu: Oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah (II Petrus 1:21). Dan terakhir Allah menyatakan diriNya melalui FirmanNya yang menjelma dalam rupa manusia (Yohanes 1:14).

Injil Yohanes juga mengemukakan kesetaraan Yesus dengan Allah Bapa (Yohanes 5:19-29) dalam segala sesuatu yang diperbuatNya (ayat 19), dalam pengetahuanNya akan segala sesuatu (Yohanes 5:20), dalam penerimaan kehormatan (Yohanes 5:23), dalam mengaruniakan hidup yang kekal (Yohanes 5:24-25), dalam keberadaanNya (Yohanes 5:26), dalam menghakimi (Yohanes 5:22,27), dan dalam membangkitkan barangsiapa yang dikehendakiNya (Yohanes 5:21,28-29).

Yesus juga mengatakan: sesungguhnya sebelum Abraham jadi, AKU ADA (Yohanes 8:58). Di dalam Injil kita membaca Yesus mengatakan: Aku dan Bapa adalah satu. Barangsiapa telah melihat AKu, ia telah melihat Bapa (Yohanes 10:30; 14:9). Ia juga berbicara tentang kemuliaan yang Ia miliki bersama dengan Bapa sebelum dunia ada (Yohanes 17:5).

Injil Yohanes menyuguhkan Yesus sebagaimana telah dinubuatkan sebelumnya, yakni sebagai Anak Domba Allah yang tanpa dosa, yang menghapus dosa dunia (Yohanes 1:29; Yesaya 53:7). Yesus juga mengakui diriNya sebagai AKU ADALAH yang kekal sebagaimana dinyatakan dalam Perjanjian Lama (Keluaran 3:14). PernyataanNya ini terungkap dalam tujuh pernyataan Aku adalah: Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan lapar lagi (Yohanes 6:33-35); Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan (Yohanes 8:12);

Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat (Yohanes 10:7-9); Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya (Yohanes 10:11); domba-domba itu mengikuti suaranya (FirmanNya). Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti (Yohanes 10:4-5); Akulah kebangkitan dan hidup (Yohanes 11:25); Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku (Yohanes 14:6); Akulah pokok anggur yang benar Setiap ranting padaKu yang tidak berbuah, dipotongNya ... Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar ... dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar (Yohanes 15:1-2,6).

Yesus juga berkata kepada murid-muridNya: Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu ?. tinggal di dalam Aku ?. turuti perintahKu (Yohanes 15:3,7,10). Jikalau kamu tetap dalam firmanKu (tetap setia dan hidup sesuai dengannya), kamu benar-benar adalah muridKu dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu (dari Setan dan dosa) (Yohanes 8:31-32).

Istilah tanda digunakan 17 kali dalam Injil Yohanes dan masing-masing dihubungkan dengan delapan mujizat ang disebutkan dalam Injil ini. Istilah percaya muncul 98 kali dalam Injil Yohanes, dan hanya 29 kali dalam Injil-Injil yang lain. Perkataan kehidupan dan hidup disebutkan lebih dari 50 kali dalam Yohanes, namun hanya 13 kali dalam Injil-Injil yang lain. Perkataan Kerajaan Sorga/Allah digunakan hanya lima kali dalam Yohanes, namun dalam Matius disebutkan lebih dari 50 kali.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Kisah Para Rasul

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Baru
Matius
Markus
Lukas
Yohanes
Kisah Para Rasul
Roma
1 Korintus
2 Korintus
Galatia
Efesus
Filipi
Kolose
1 Tesalonika
2 Tesalonika
1 Timotius
2 Timotius
Titus
Filemon
Ibrani
Yakobus
1 Petrus
2 Petrus
1 Yohanes
2 Yohanes
3 Yohanes
Yudas
Wahyu


Kitab Kisah Para Rasul merupakan lanjutan dari Injil Lukas yang ditulis oleh seorang kafir yang dikenal sebagai tabib Lukas yang kekasih (Kolose 4:14). Tulisannya ini ditujukan kepada Teopilus, yang juga adalah orang kafir. Kitab ini mencatat pekerjaan-pekerjaan Roh Kudus yang Ia laksanakan melalui beberapa dari para rasul dan orang-orang percaya yang lain dalam membangun GerejaNya di wilayah Kerajaan Romawi sejak dari peristiwa Kenaikan Kristus sampai kepada pemenjaraan Paulus di Roma.

Lukas disebut sebagai salah satu dari rekan sekerja Paulus (Filemon 1:24), dan satu-satunya orang yang menyertainya selama hari-hari terakhir pemenjaraan Paulus di mana ia menulis suratnya yang terakhir yang ditujukan kepada Timotius (II Timotius 4:11).

Di dalam ayat pertama dari Kisah Para Rasul, Lukas mengingatkan Teopilus mengenai tulisannya sebelumnya di mana ia berbicara tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus (Kisah 1:1). Kitab Kisah Para Rasul dimulai dengan laporan tentang penampakkan Kristus selama 40 hari setelah kebangkitanNya. Kata-kata perpisahan Kristus kepada para muridNya adalah yang paling penting yakni: Kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun keatas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi (Kisah 1:8). Ia menyampaikan perkataan ini sebelum Ia terangkat ke sorga (Kisah 1:9-11).

Kemudian Lukas menjelaskan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada Hari Pentakosta yakni ketika kira-kira seratus dua puluh orang percaya (Kisah 1:15) dipenuhi dengan Roh Kudus. Peristiwa ini telah dinubuatkan dalam Yoel 2:28-32. Kitab Kisah Para Rasul juga merupakan lanjutan dari perbuatan-perbuatan Tuhan Yesus Kristus setelah kenaikanNya, ketika Ia tidak lagi berada dalam bentuk tubuh, melainkan dalam roh, yang diam di dalam hati orang-orang percaya. Dikatakan bahwa tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan (Kisah 2:47).

Dalam sepanjang 30 tahun yang pertama Gereja Tuhan, sebagaimana tercatat dalam Kitab Kisah Para Rasul, setiap kali seseorang percaya dan mengakui Kristus, orang itu dibaptiskan sebagaimana telah diperintahkan oleh Yesus (Matius 28:18-20; Markus 16:16; Kisah 2:38,41; 8:12-13,36,38; 9:18; 10:47-48; 16:15,33; 18:8; 19:5).

12 fasal pertama dalam kitab ini terfokus kepada Rasul Petrus dan jemaat di Yerusalem dan diakhiri dengan laporan tentang pengalaman-pengalaman ajaib Rasul Petrus di Samaria yang menceritakan tentang orang-orang kafir yang bertobat dan percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat dan Mesias mereka. Juga menceritakan tentang mati syahidnya Stefanus, penganiayan yang dahsyat dan upaya yang tak henti-hentinya dari Setan (Kisah 5:3) dalam menghambat kemajuan Injil. Saul dari Tarsus merupakan salah satu dari pemimpin dalam gerakan penganiayaan terhadap orang-orang Kristen, namun setelah pertobatannya, ia menyerahkan hidupnya kepada Kristus untuk pelayanan pengabaran Injil dan kemudian dikenal sebagai Rasul Paulus. Ia menjadikan kota Antiokhia di Siria sebagai pusat penginjilan sedunia pada masa itu. Peristiwa-peristiwa dalam tiga perjalanan pengabaran Injil oleh Paulus dijelaskan dalam Kisah 13 - 21:26.

Mulai Kisah 21:27 sampai akhir Kitab ini, kita membaca tentang penangkapan terhadap Paulus yang kemudian dibawa ke Roma untuk menghadap Kaisar Nero. Kitab ini berakhir dengan laporan tentang Paulus sebagai tahanan rumah selama dua tahun berada di Roma. Hal yang menonjol dalam kitab ini adalah Firman yang menunjuk kepada Kitab Suci Perjanjian Lama, dan kepada Yesus yang adalah Firman yang hidup (Kisah 2:41; 4:4,29,31; 6:2,4,7; 8:4,14,25; 10:36-37,44; 11:1,16,19; 12:24; 13:5,7,26,44,46,48-49; 14:3,25; 15:7,35-36; 16:6,32; 17:11,13; 18:11; 19:10,20; 20:32). Roh Kudus disebutkan lebih dari 40 kali yang menjelaskan peranNya dalam memenuhi, memimpin, dan menguatkan orang-orang percaya. Doa disebutkan lebih dari 30 kali. Juga penekanan tentang prioritas Firman Allah, doa, kehadiran dan kuasa Roh Kudus di dalam kehidupan setiap orang percaya dan di dalam GerejaNya.

Kitab Kisah Para Rasul juga menekankan pentingnya memahami Kitab Suci Perjanjian Lama terlebih dahulu untuk dapat memahami Kristus di dalam Perjanjian Baru. Kedua Perjanjian ini merupakan wahyu dari Allah yang telah dinyatakan kepada umat manusia.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Roma

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Baru
Matius
Markus
Lukas
Yohanes
Kisah Para Rasul
Roma
1 Korintus
2 Korintus
Galatia
Efesus
Filipi
Kolose
1 Tesalonika
2 Tesalonika
1 Timotius
2 Timotius
Titus
Filemon
Ibrani
Yakobus
1 Petrus
2 Petrus
1 Yohanes
2 Yohanes
3 Yohanes
Yudas
Wahyu


Rasul Paulus belum pernah mengunjungi jemaat di Roma ketika ia menulis surat ini. Surat ini ditulisnya dari Korintus dalam perjalanan pengabaran Injil yang ketiga. Surat ini banyak mengungkap mengenai pokok-pokok penting menyangkut kehidupan Kristen:

Fasal 1 – 3 mengemukakan bahwa Allah adalah benar dan bahwa murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman (Roma 1:17-18). Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa (Roma 3:20). Ini menunjukkan bahwa baik orang Yahudi maupun kafir telah berdosa di hadapan Allah dan tak mampu dengan usaha kemampuannya sendiri untuk diperdamaikan dengan Dia: Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa, seperti ada tertulis: Tidak ada yang benar, seorangpun tidak (Roma 3:9-10).

Fasal 4 – 5 menjelaskan bahwa Allah yang benar itu telah menyediakan jalan bagi setiap orang untuk memperoleh pengampunan dosa apabila kita percaya kepada Dia yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, di antara orang mati, yaitu Yesus, yang diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita. Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus, yang telah menanggung dosa-dosa dan hukuman setiap orang untuk diperdamaikan dengan Allah melalui kematian dan kebangkitanNya (Roma 4:24-25; 5:1).

Fasal 6 menjelaskan secara lengkap tentang arti dan pentingnya pembaptisan orang percaya: Bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematianNya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru (Roma 6:3-4).

Fasal 7 – 8 menjelaskan tentang konflik antara sifat rohani yang baru orang percaya dengan sifat lamanya yang berdosa: Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging. Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup (Roma 8:10,12-13).

Fasal 9 – 11 menunjukkan hubungan Injil Yesus Kristus dengan orang-orang Yahudi dan kafir, yakni untuk menyatakan kekayaan kemuliaanNya atas benda-benda belas kasihanNya yang telah dipersiapkanNya untuk kemuliaan, yaitu kita, yang telah dipanggilNya bukan hanya dari antara orang Yahudi, tetapi juga dari antara bangsa-bangsa lain (Roma 9:23-24). Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan (Roma 10:13).

Fasal 12 – 16 berisi penuntun bagi pertumbuhan rohani dan sikap serta perilaku kita, yaitu supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidupJanganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (Roma 12:1-2). Tuhan Yesus juga menegaskan: Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah (Matius 22:21; Markus 12:17; Lukas 20:25).

Kesadaran ini akan nyata dalam sikap takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. Sebab itu barangsiapa melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya (Roma 13:1-2). Kita juga wajib memupuk sikap tenggang rasa terhadap hati nurani orang-orang lain (Roma 14:1-23) dan kerelaan untuk mau menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri (Roma 15:1).

Dalam Kitab Roma, Paulus menekankan pula betapa penting peran Perjanjian Lama itu bagi pemahaman yang lengkap akan kehidupan Kristen: Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci (Roma 15:4).


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

1 Korintus

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Baru
Matius
Markus
Lukas
Yohanes
Kisah Para Rasul
Roma
1 Korintus
2 Korintus
Galatia
Efesus
Filipi
Kolose
1 Tesalonika
2 Tesalonika
1 Timotius
2 Timotius
Titus
Filemon
Ibrani
Yakobus
1 Petrus
2 Petrus
1 Yohanes
2 Yohanes
3 Yohanes
Yudas
Wahyu


Karena kurang mendapat sambutan di Atena (Kisah 17:23,30-34), Rasul Paulus berangkat ke Korintus yang terletak kira-kira 50 mil ke sebelah barat. Di sana ia tinggal hampir dua tahun (Kisah 18:11,18). Selama ia tinggal di sana, ia membiayai dirinya dengan bekerja sebagai pembuat tenda, bersama-sama dengan Akila dan Priskila. Kedua suami istri Yahudi ini mengungsi dari Roma karena perintah Kaisar Klaudius yang mengharuskan seluruh orang Yahudi keluar dari kota itu (Kisah 18:1-2).

Dengan penduduknya yang lebih dari 400,000, Korintus terkenal sebagai kota yang makmur. Kota ini menguasai jalur perdagangan laut timur/barat dan juga perdagangan darat utara/selatan. Korintus merupakan ibu kota Akhaya, sebuah propinsi Romawi dan salah satu kota terkemuka di Yunani.

Di atas bukit yang membentang ke arah Korintus terlihat sebuah kuil penyembahan kepada dewi Aphrodit, dewi cinta. Di kuil ini banyak kaum pelacur wanita maupun lelaki melakukan praktek amoral mereka sebagai bagian dari upacara ritual agama mereka.

Ketika Paulus meninggalkan Korintus, ia mengakhiri perjalanan pengabaran Injilnya yang kedua dengan berhenti sebentar di Efesus. Di sana ia meninggalkan Akila dan Priskila (Kisah 18:18-19), yang memulaikan pertemuan jemaat di rumah mereka (I Korintus 16:19).

Dalam perjalanan pengabaran Injil yang ketiga, Paulus kembali ke Efesus (I Korintus 16:8) dan di sana ia menerima laporan yang mengecewakan mengenai permasalahan-permasalahan yang muncul dalam jemaat Korintus (I Korintus 1:11; 5:1; 7:1; 11:18). Gereja itu terpecah belah menjadi empat kelompok (I Korintus 1:10 - 4:21) dan sebagian dari anggotanya terjerumus ke dalam hal-hal amoral (I Korintus 5:1-13). Dalam menanggapi permasalahan-permasalahan yang muncul ini, Roh Kudus menggerakkan Paulus untuk menjelaskan tentang arti dan pentingnya persekutuan dengan darah Kristus ?? tubuh Kristus (I Korintus 10:16-17) dan pentingnya melakukan segala sesuatu bagi Kemuliaan Allah (I Korintus 10:31). Ia juga menjelaskan secara mendetail tentang Perjamuan Tuhan, yang dinyatakan oleh Tuhan kepadanya: Inilah tubuhKu, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku! Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darahKu; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku! (I Korintus 11:24-25). Kemudian ia menjelaskan tentang sembilan karunia Roh Kudus yang dijelaskan secara mendetail dalam Fasal 12 ? 14. Dalam fasal 13, kita dapat menemukan penjelasan yang sangat indah tentang kasih (fasal 13); dan uraian tentang kebangkitan Kristus dalam fasal 15.

Tujuan utama surat II Korintus adalah untuk memuji tindakan disipliner yang telah diambil oleh jemaat terhadap mereka yang berbuat dosa sebagaimana petunjuk yang dikemukakan oleh Paulus dalam suratnya yang sebelumnya. Kitab ini juga memperingatkan tentang nabi-nabi palsu, dan mempertahankan otoritas kerasulan Paulus (II Korintus 10 - 13).

Setelah keberangkatan Paulus, tampaknya timbul kelompok-kelompok dalam gereja yang menentang kepemimpinannya dan meragukan jabatannya sebagai rasul. Mereka mengatakan : Sebab, kata orang, surat-suratnya memang tegas dan keras, tetapi bila berhadapan muka sikapnya lemah dan perkataan-perkataannya tidak berarti (II Korintus 10:10). Tema utama dari II Korintus adalah pelayanan pendamaian.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

2 Korintus

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Baru
Matius
Markus
Lukas
Yohanes
Kisah Para Rasul
Roma
1 Korintus
2 Korintus
Galatia
Efesus
Filipi
Kolose
1 Tesalonika
2 Tesalonika
1 Timotius
2 Timotius
Titus
Filemon
Ibrani
Yakobus
1 Petrus
2 Petrus
1 Yohanes
2 Yohanes
3 Yohanes
Yudas
Wahyu


Karena kurang mendapat sambutan di Atena (Kisah 17:23,30-34), Rasul Paulus berangkat ke Korintus yang terletak kira-kira 50 mil ke sebelah barat. Di sana ia tinggal hampir dua tahun (Kisah 18:11,18). Selama ia tinggal di sana, ia membiayai dirinya dengan bekerja sebagai pembuat tenda, bersama-sama dengan Akila dan Priskila. Kedua suami istri Yahudi ini mengungsi dari Roma karena perintah Kaisar Klaudius yang mengharuskan seluruh orang Yahudi keluar dari kota itu (Kisah 18:1-2).

Dengan penduduknya yang lebih dari 400,000, Korintus terkenal sebagai kota yang makmur. Kota ini menguasai jalur perdagangan laut timur/barat dan juga perdagangan darat utara/selatan. Korintus merupakan ibu kota Akhaya, sebuah propinsi Romawi dan salah satu kota terkemuka di Yunani.

Di atas bukit yang membentang ke arah Korintus terlihat sebuah kuil penyembahan kepada dewi Aphrodit, dewi cinta. Di kuil ini banyak kaum pelacur wanita maupun lelaki melakukan praktek amoral mereka sebagai bagian dari upacara ritual agama mereka.

Ketika Paulus meninggalkan Korintus, ia mengakhiri perjalanan pengabaran Injilnya yang kedua dengan berhenti sebentar di Efesus. Di sana ia meninggalkan Akila dan Priskila (Kisah 18:18-19), yang memulaikan pertemuan jemaat di rumah mereka (I Korintus 16:19).

Dalam perjalanan pengabaran Injil yang ketiga, Paulus kembali ke Efesus (I Korintus 16:8) dan di sana ia menerima laporan yang mengecewakan mengenai permasalahan-permasalahan yang muncul dalam jemaat Korintus (I Korintus 1:11; 5:1; 7:1; 11:18). Gereja itu terpecah belah menjadi empat kelompok (I Korintus 1:10 - 4:21) dan sebagian dari anggotanya terjerumus ke dalam hal-hal amoral (I Korintus 5:1-13). Dalam menanggapi permasalahan-permasalahan yang muncul ini, Roh Kudus menggerakkan Paulus untuk menjelaskan tentang arti dan pentingnya persekutuan dengan darah Kristus ?? tubuh Kristus (I Korintus 10:16-17) dan pentingnya melakukan segala sesuatu bagi Kemuliaan Allah (I Korintus 10:31). Ia juga menjelaskan secara mendetail tentang Perjamuan Tuhan, yang dinyatakan oleh Tuhan kepadanya: Inilah tubuhKu, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku! Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darahKu; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku! (I Korintus 11:24-25). Kemudian ia menjelaskan tentang sembilan karunia Roh Kudus yang dijelaskan secara mendetail dalam Fasal 12 ? 14. Dalam fasal 13, kita dapat menemukan penjelasan yang sangat indah tentang kasih (fasal 13); dan uraian tentang kebangkitan Kristus dalam fasal 15.

Tujuan utama surat II Korintus adalah untuk memuji tindakan disipliner yang telah diambil oleh jemaat terhadap mereka yang berbuat dosa sebagaimana petunjuk yang dikemukakan oleh Paulus dalam suratnya yang sebelumnya. Kitab ini juga memperingatkan tentang nabi-nabi palsu, dan mempertahankan otoritas kerasulan Paulus (II Korintus 10 - 13).

Setelah keberangkatan Paulus, tampaknya timbul kelompok-kelompok dalam gereja yang menentang kepemimpinannya dan meragukan jabatannya sebagai rasul. Mereka mengatakan : Sebab, kata orang, surat-suratnya memang tegas dan keras, tetapi bila berhadapan muka sikapnya lemah dan perkataan-perkataannya tidak berarti (II Korintus 10:10). Tema utama dari II Korintus adalah pelayanan pendamaian.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Galatia

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Baru
Matius
Markus
Lukas
Yohanes
Kisah Para Rasul
Roma
1 Korintus
2 Korintus
Galatia
Efesus
Filipi
Kolose
1 Tesalonika
2 Tesalonika
1 Timotius
2 Timotius
Titus
Filemon
Ibrani
Yakobus
1 Petrus
2 Petrus
1 Yohanes
2 Yohanes
3 Yohanes
Yudas
Wahyu


Paulus mengalamatkan suratnya ini kepada jemaat-jemaat di Galatia (Galatia 1:2) termasuk Antiokhia Pisidia, Ikonium, Listra dan Derbe -- yakni kota-kota yang terletak di wilayah yang berbeda namun semuanya merupakan bagian dari propinsi Galatia yang dikuasai oleh kerajaan Romawi.

Dalam perjalanan pengabaran Injil Paulus ke wilayah ini, ia ditemani oleh Barnabas (Kisah 13 - 14). Namun dalam perjalanan pengabaran Injil yang kedua ke wilayah Galatia ini ia disertai oleh Silas (Kisah 15:40-41; 16:1-2,5-6).'

Paulus mendengar kabar bahwa ada guru-guru palsu yang sedang mempengaruhi orang-orang percaya di wilayah itu yang mengajarkan bahwa mentaati hukum Musa, termasuk sunat dan merayakan hari raya-hari rayaYahudi harus dilakukan oleh setiap orang Kristen. Namun Paulus menjelaskan bahwa Tuhan Yesus Kristus, ?. telah menyerahkan diriNya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini (Galatia 1:3-4), dan Paulus menegaskan pula jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia (Galatia 1:9). Tujuan atau maksud Paulus yang terutama adalah untuk menghindarkan orang-orang Galatia agar tidak memeluk Kekristenan yang palsu.

Ia juga menegaskan bahwa setiap orang yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus (Galatia 3:27); karena di dalam Kristus kita sekalian telah menjadi ciptaan baru (Galatia 4:19; 6:15).

Surat ini merupakan awasan bagi semua orang yang masih senang mempraktekkan dosa-dosa kedagingan karena Paulus menegaskan bahwa barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging (sifat manusiawinya) dengan segala hawa nafsu dan keinginannya yang jahat (Galatia 5:19-21,24).

Paulus juga memberikan penjelasan yang indah mengenai bagaimana seharusnya kehidupan yang dikuasai dan dipimpin oleh Roh: Tetapi buah Roh ialah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu (Galatia 5:22-23).


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Efesus

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Baru
Matius
Markus
Lukas
Yohanes
Kisah Para Rasul
Roma
1 Korintus
2 Korintus
Galatia
Efesus
Filipi
Kolose
1 Tesalonika
2 Tesalonika
1 Timotius
2 Timotius
Titus
Filemon
Ibrani
Yakobus
1 Petrus
2 Petrus
1 Yohanes
2 Yohanes
3 Yohanes
Yudas
Wahyu


Rasul Paulus tinggal di Korintus lebih dari satu tahun setengah (Kisah 18:11). Kemudian ia berlayar bersama dengan Akila dan Priskila ke Efesus dan meninggalkan mereka di sana untuk melanjutkan pelayanannya. Ia meneruskan perjalanannya ke Yerusalem untuk waktu yang singkat dengan maksud untuk memenuhi janjinya dan memberi salam kepada jemaat. Kemudian ia kembali ke pusat pelayanannya di Antiokhia selama mungkin setahun dan mengajarkan Firman Tuhan di sana (Kisah 18:18-22)..

Dalam perjalanan pengabaran Injilnya yang ketiga, Paulus tinggal di Efesus dan selama dua tahun berkhotbah dan mengajar di sana (Kisah 19:1,8-10; 20:31). Selama ia tinggal di sana banyak orang bertobat dan memutuskan untuk meninggalkan penyembahan kepada Diana dan menjadi orang-orang Kristen yang sejati: Dengan jalan ini makin tersiarlah firman Tuhan (tentang Yesus sebagai Juruselamat, Kristus yang dinyatakan dalam nubuatan) dan makin berkuasa (Kisah 19:20). Paulus juga memfokuskan perhatian kepada kekayaan kasih karunia Allah dan kemurahanNya yang besar yang telah menghidupkan kita di dalam Yesus Kristus. Ia mengingatkan kita bahwa pada masa lampau kita hidup di dalamnya, karena mengikuti jalan dunia ini, ....menuruti kehendak daging dan pikiran yang jahat. Pada dasarnya kita adalah orang-orang yang harus dimurka (berada di bawah hukuman Allah), sama seperti mereka yang lain (Efesus 2:2-3).Tetapi sekarang kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, ......dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya (Efesus 4:23-24).

Surat Efesus juga mengajarkan bahwa kita sedang berada dalam peperangan bukan melawan kekuatan-kekuatan jasmani melainkan melawan kekuatan-kekuatan roh. Surat ini dapat disebut sebagai ?Penuntun bagi orang Kristen dalam peperangan rohani? karena dalam surat ini menjelaskan tentang perlengkapan kita, strategi peperangan kita dan satu-satunya senjata ampuh kita yakni Firman Allah dengan kuasa Roh Kudus.

Berbeda dengan orang-orang percaya yang berjalan di dalam hidup baru dalam Kristus adalah mereka yang berasal dari dunia ini yang berjalan menuruti pikirannya yang sia-sia dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka (Efesus 4:17-18)

Paulus menasihatkan mereka untuk menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan kegelapan (Efesus 5:11) - dengan mengingatkan mereka bahwa tidak ada orang sundal (yang mempraktekkan dosa-dosa seksual), orang cemar (cemar dalam pikiran dan kehidupannya) atau orang serakah (yang menginginkan milik orang lain dan mengejar keuntungan), artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah (Efesus 5:5).

Pada akhir dari kitab ini Paulus menasihatkan kita untuk mempersiapkan diri bagi peperangan rohani dengan mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah dan menunjukkan betapa pentingnya pengetahuan akan Firman Allah untuk dapat mengalahkan dan memadamkan semua panah api dari si jahat (Efesus 6:11-17).


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Filipi

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Baru
Matius
Markus
Lukas
Yohanes
Kisah Para Rasul
Roma
1 Korintus
2 Korintus
Galatia
Efesus
Filipi
Kolose
1 Tesalonika
2 Tesalonika
1 Timotius
2 Timotius
Titus
Filemon
Ibrani
Yakobus
1 Petrus
2 Petrus
1 Yohanes
2 Yohanes
3 Yohanes
Yudas
Wahyu


Rasul Paulus sedang berada di Troas, di wilayah Asia Kecil, ketika ia menerima panggilan melalui suatu penglihatan untuk memberitakan Injil, Kabar Baik, ke wilayah Makedonia. Bersama-sama dengan dia adalah Lukas, Silas dan Timotius. Mereka naik ke sebuah kapal dan berlayar ke Neapolis. Ini merupakan perjalanan Paulus yang pertama ke Eropa dan juga merupakan kali yang pertama Injil dibertakan ke wilayah itu. Dari sana mereka berlayar menuju ke Filipi yang terletak kira-kira 10 mil. Filipi adalah kota pertama di bagian Makedonia ini, suatu kota perantauan orang Roma (Kisah 16:12).

Petobat pertama dalam pelayanan Paulus ini adalah Lidia, seorang wanita pengusaha dari Tiatira. Para pemilik seorang gadis yang dirasuk Setan yang disembuhkan dalam pelayanan Paulus ini menjadi marah sehingga menangkap Paulus dan Silas, lalu menyeret mereka ke pasar untuk menghadap penguasa......lalu membawa keduanya menghadap pembesar-pembesar kota itu,....... Lalu pembesar-pembesar kota itu menyuruh mengoyakkan pakaian dari tubuh mereka dan mendera mereka. Setelah mereka berkali-kali didera, mereka dilemparkan ke dalam penjara. Kepala penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh. ..... Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah..... lalu terjadilah gempa bumi yang hebat (Kisah 16:19-26). Pintu-pintu penjara secara ajaib terbuka dan setiap rantai yang membelenggu para nara pidana terlepas. Setelah mendengarkan kesaksian Paulus dan Silas, pengawal penjara dan seluruh kaum keluarganya menjadi percaya! dan dibaptiskan (Kisah 16:33). Beberapa tahun kemudian pada perjalanan pengabaran Injil yang ketiga, Paulus mengunjungi jemaat Filipi yang ia telah dirikan (Kisah 20:6).

Pada waktu Paulus menulis surat ini kepada jemaat di Filipi, ia sedang menjadi tahanan Nero, Kaisar Romawi. Peristiwa ini mungkin terjadi sepuluh tahun setelah gereja didirikan di sana, kira-kira 30 tahun setelah kenaikan Kristus dan peristiwa Pentakosta ketika gereja yang pertama didirikan. Di dalam penjara di Roma ini, Paulus menulis surat kepada jemaat di Filipi, Kolose, Efesus dan kepada rekan sekerjanya yang bernama Filemon.

Walaupun ia adalah tahanan dari pemerintah Romawi, namun Paulus menyebut dirinya sebagai orang yang dipenjarakan karena Kristus karena ia menyadari bahwa seluruh aspek kehidupannya dikuasai atau dikendalikan oleh Kristus (Efesus 3:1; 4:1; II Timotius 1:8; Filemon 1:1,9). Fokus perhatiannya bukan kepada keadaan sekitarnya melainkan senantiasa kepada Yesus Kristus yangmengatasi segala situasi apapun. Pokok pikiran utama Paulus dalam kitab ini adalah: Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan bersukacitalah! (Filipi 4:4). Istilah ?sukacita? dan ?bersukacita? disebutkan 16 kali dalam surat ini.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Kolose

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Baru
Matius
Markus
Lukas
Yohanes
Kisah Para Rasul
Roma
1 Korintus
2 Korintus
Galatia
Efesus
Filipi
Kolose
1 Tesalonika
2 Tesalonika
1 Timotius
2 Timotius
Titus
Filemon
Ibrani
Yakobus
1 Petrus
2 Petrus
1 Yohanes
2 Yohanes
3 Yohanes
Yudas
Wahyu


Kota Kolose terletak di sebuah propinsi Romawi di Asia Kecil tepat di rute perdagangan timur-barat yang melintas dari Efesus ke Tarsus dan ke Siria. Sepanjang kita ketahui Paulus tidak pernah berkunjung ke Kolose namun dalam suratnya, Paulus menyebut orang-orang Kristen di Kolose sebagai saudara-saudara yang kudus dan yang percaya dalam Kristus di Kolose (Kolose 1:2).

Epafras yang disebut Paulus sebagai kawan pelayan yang kami kasihi, yang bagi kamu adalah pelayan Kristus yang setia .... melayani di kota itu. Mungkin ketika Paulus tinggal di Efesus, kira-kira lima tahun sebelumnya, ketika semua penduduk Asia mendengar firman Tuhan (Kisah 19:10; Lihat juga Kisah 19:26) maka Filemon, Afia, Arkhipus, Epafras dan orang-orang lain datang kepada pertobatan. Mereka semuanya menjadi saksi-saksi Kristus yang efektif di wilayah itu. Gereja di Kolose terdiri dari orang-orang Yahudi maupun dari bangsa kafir.

Tujuan dari surat ini adalah untuk menekankan keunggulan Kristus atas segala sesuatu: Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bum,..... Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. ...... Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia (Kolose 1:16-19). Paulus mengingatkan mereka bahwa segala sesuatu ada oleh atau melalui Kristus dan segala sesuatu diciptakan untuk Dia dan demi kemuliaanNya. Selain itu ditekankan pula bahwa hanyalah Kristus melalui firmanNya yang dapat memenuhi segala kebutuhan-kebutuhan rohani kita.

Gereja di Kolose juga diperhadapkan dengan beberapa orang percaya dari kalangan Yahudi yang masih percaya bahwa orang-orang Kristen dituntut agar tetap mentaati hukum-hukum Musa dan juga adanya orang-orang lain yang mempraktekkan penyembahan kepada malaikat-malaikat. Karena itu Paulus mengemukakan tentang kecukupan Kristus yang dapat memenuhi segala sesuatu. Ia mengingatkan: Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus (Kolose 2:8).

Paulus kemudian menunjukkan bagaimana Perjanjian yang Lama yang menekankan tentang sunat telah digantikan oleh Perjanjian yang Baru yang ditetapkan olehYesus. Untuk membuktikan bahwa orang percaya telah mendapat bagian di dalam Perjanjian yang Baru, Paulus mengemukakan bahwa mereka bersama-sama dengan Dia dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia turut dibangkitkan juga oleh kepercayaan kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati (Kolose 2:12). Juga dinyatakan bahwa kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus (Galatia 3:27). Juga Paulus sebelumnya telah menulis kepada jemaat di Roma bahwa sunat jasmani telah digantikan oleh sunat hati: Orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah (Roma 2:29).

Karena itu sebagai ungkapan praktis dari kehidupan Kristus dan tanggung jawab kita sebagai orang-orang Kristen maka kita perlu mematikan dalam diri kita segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu (keinginan yang tak terkendalikan seperti praktek homoseks dan lesbian), nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala (Kolose 3:5).


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

1 Tesalonika

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Baru
Matius
Markus
Lukas
Yohanes
Kisah Para Rasul
Roma
1 Korintus
2 Korintus
Galatia
Efesus
Filipi
Kolose
1 Tesalonika
2 Tesalonika
1 Timotius
2 Timotius
Titus
Filemon
Ibrani
Yakobus
1 Petrus
2 Petrus
1 Yohanes
2 Yohanes
3 Yohanes
Yudas
Wahyu


Rasul Paulus dipimpin oleh Roh Kudus ke Tesalonika pada perjalanan pengabaran Injil yang kedua. Tesalonika adalah ibu kota dari Makedonia (Yunani bagian utara) dan merupakan kota pelabuhan yang makmur. Beberapa orang Yahudi dan banyak dari orang-orang Yunani menjadi percaya dan menerima firman Allah yang diberitakan itu (I Tesalonika 2:13) dan sebuah gereja berhasil didirikan di sana.

Karena mengalami tantangan yang cukup besar maka Paulus terpaksa meninggalkan Tesalonika dan berangkat ke Berea dan di sana ia disambut dengan baik. Namun tak lama kemudian beberapa orang Yahudi yang fanatik datang dari Tesalonika dan menentangnya. Karena itu ia berangkat ke Atena dan di sana ia harus berhadapan dengan kaum intelektual yang menyambutnya secara dingin sehingga di kota itu ia tidak melihat hasil yang besar dalam pelayanannya. Dari sana ia berangkat ke Korintus (Kisah 17:15-17; 18:1; I Tesalonika 3:1).

Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Tesalonika, Paulus menunjukkan bahwa satu-satunya cara untuk mengenal kesesatan dan mengalahkan kejahatan adalah dengan mengenal atau memahami firman Allah, yang bekerja di dalam orang yang percaya (I Tesalonika 2:13). Memahami firmanNya adalah satu-satunya cara untuk membedakan kekeliruan yang tidak sesuai dengan FirmanNya. Kemudian Paulus menunjukkan beberapa hal yang harus terjadi sebelum Yesus kembali. Paulus juga menegaskan kepada orang-orang Tesalonika bahwa Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan (I Tesalonika 4:16-17). Ia juga umat Tuhan untuk mempersiapkan diri bagi kedatangan Kristus yang kedua kali -- agar seluruh keberadaan mereka baik roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita (I Tesalonika 5:23).

Dalam II Tesalonika, Paulus menubuatkan bahwa sebelum Kristus kembali, kejahatan dan kemurtadan akan semakin hebat di bawah kepemimpinan Antikristus yang dikenal sebagai manusia durhaka. Pada waktu itu akan terjadi penolakan yang luar biasa terhadap kebenaran. Ia juga mengingatkan bahwa pengajaran-pengajaran palsu akan menyebabkan datangnya murtad.... karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka (II Tesalonika 2:3,10). Jaminan tentang kedatangan Kristus ditunjukkan lebih dari 20 kali dalam8 fasal yang singkat di dalam kedua surat ini.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

2 Tesalonika

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Baru
Matius
Markus
Lukas
Yohanes
Kisah Para Rasul
Roma
1 Korintus
2 Korintus
Galatia
Efesus
Filipi
Kolose
1 Tesalonika
2 Tesalonika
1 Timotius
2 Timotius
Titus
Filemon
Ibrani
Yakobus
1 Petrus
2 Petrus
1 Yohanes
2 Yohanes
3 Yohanes
Yudas
Wahyu


Rasul Paulus dipimpin oleh Roh Kudus ke Tesalonika pada perjalanan pengabaran Injil yang kedua. Tesalonika adalah ibu kota dari Makedonia (Yunani bagian utara) dan merupakan kota pelabuhan yang makmur. Beberapa orang Yahudi dan banyak dari orang-orang Yunani menjadi percaya dan menerima firman Allah yang diberitakan itu (I Tesalonika 2:13) dan sebuah gereja berhasil didirikan di sana.

Karena mengalami tantangan yang cukup besar maka Paulus terpaksa meninggalkan Tesalonika dan berangkat ke Berea dan di sana ia disambut dengan baik. Namun tak lama kemudian beberapa orang Yahudi yang fanatik datang dari Tesalonika dan menentangnya. Karena itu ia berangkat ke Atena dan di sana ia harus berhadapan dengan kaum intelektual yang menyambutnya secara dingin sehingga di kota itu ia tidak melihat hasil yang besar dalam pelayanannya. Dari sana ia berangkat ke Korintus (Kisah 17:15-17; 18:1; I Tesalonika 3:1).

Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Tesalonika, Paulus menunjukkan bahwa satu-satunya cara untuk mengenal kesesatan dan mengalahkan kejahatan adalah dengan mengenal atau memahami firman Allah, yang bekerja di dalam orang yang percaya (I Tesalonika 2:13). Memahami firmanNya adalah satu-satunya cara untuk membedakan kekeliruan yang tidak sesuai dengan FirmanNya. Kemudian Paulus menunjukkan beberapa hal yang harus terjadi sebelum Yesus kembali. Paulus juga menegaskan kepada orang-orang Tesalonika bahwa Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan (I Tesalonika 4:16-17). Ia juga umat Tuhan untuk mempersiapkan diri bagi kedatangan Kristus yang kedua kali -- agar seluruh keberadaan mereka baik roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita (I Tesalonika 5:23).

Dalam II Tesalonika, Paulus menubuatkan bahwa sebelum Kristus kembali, kejahatan dan kemurtadan akan semakin hebat di bawah kepemimpinan Antikristus yang dikenal sebagai manusia durhaka. Pada waktu itu akan terjadi penolakan yang luar biasa terhadap kebenaran. Ia juga mengingatkan bahwa pengajaran-pengajaran palsu akan menyebabkan datangnya murtad.... karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka (II Tesalonika 2:3,10). Jaminan tentang kedatangan Kristus ditunjukkan lebih dari 20 kali dalam8 fasal yang singkat di dalam kedua surat ini.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

1 Timotius

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Baru
Matius
Markus
Lukas
Yohanes
Kisah Para Rasul
Roma
1 Korintus
2 Korintus
Galatia
Efesus
Filipi
Kolose
1 Tesalonika
2 Tesalonika
1 Timotius
2 Timotius
Titus
Filemon
Ibrani
Yakobus
1 Petrus
2 Petrus
1 Yohanes
2 Yohanes
3 Yohanes
Yudas
Wahyu


Di dalam kedua surat yang dialamatkan kepada Timotius ini, Paulus menekankan pentingnya Kitab Suci dalam penyembahan atau ibadah kepada Allah maupun untuk kehidupan yang berkenan kepadaNya. Kemudian dalam surat ini Paulus pula menekankan tentang syarat-syarat penting atau kualifikasi para penatua dan diaken yaitu antara lain agar mereka terdidik dalam soal-soal pokok iman kita ...dan ajaran yang sesuai dengan ibadah kita (I Timotius 4:6; 6:3).

Di dalam suratnya yang pertama ini Paulus menegaskan: Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus (I Timotius 2:5). Paulus menasihatkan atau mendorong Timotius agar tetap setia kepada Kristus dan firmanNya.

Menjelang kematiannya, Paulus menulis suratnya yang kedua kepada Timotius yang juga merupakan suratnya yang terakhir yang ditulisnya ketika ia berada di penjara di Roma (II Timotius 4:6-7).

Paulus kembali mendorong Timotius yang dikasihinya agar menjadi kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus (II Timotius 2:1). Kemudian ia melanjutkan : Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya yang demikian ia berkenan kepada komandannya (II Timotius 2:4). Paulus mengingatkan bahwa kegagalan dalam memepelajari seluruh isi Kitab Suci dengan saksama akan mengakibatkan kita akan menjadi malu menghadap Tuhan (II Timotius 2:15). Hanyalah Firman Allah yang dapat memberikan hikmat untuk mengenal dan melakukan kehendak Allah (II Timotius 3:15) Memahami Firman Allah akan menghindari kita dari kesesatan yang diakibatkan oleh mencampuradukkan kebenaran dan kekeliruan. Paulus menekankan tentang kecukupan Kitab Suci dalam memberikan jawaban-jawaban terhadap setiap permasalahan kehidupan manusia.

Renungkanlah tentang hal ini. Dari jutaan kitab yang ada di dunia ini, Alkitab merupakan satu-saunya kitab yang diilhamkan Allah yang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (dalam kekudusan hidup, dalam penyesuaian dengan kehendak Allah dalam pikiran, maksud dan tindakan). Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik (benar-benar dipersiapkan untuk menjadi orang sebagaimana dimaksudkan Allah dan benar-benar diperlengkapi untuk melaksanakan maksud Ia menciptakan kita) (II Timotius 3:16-17). Namun Paulus juga mengingatkan bahwa banyak orang akan lebih ingin menyenangkan manusia dari pada kehilangan popularitas mereka. Karena itu Paulus menasihatkan Timotius agar setia memberitakan firman (II Timotius 4:1-4).


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

2 Timotius

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Baru
Matius
Markus
Lukas
Yohanes
Kisah Para Rasul
Roma
1 Korintus
2 Korintus
Galatia
Efesus
Filipi
Kolose
1 Tesalonika
2 Tesalonika
1 Timotius
2 Timotius
Titus
Filemon
Ibrani
Yakobus
1 Petrus
2 Petrus
1 Yohanes
2 Yohanes
3 Yohanes
Yudas
Wahyu


Di dalam kedua surat yang dialamatkan kepada Timotius ini, Paulus menekankan pentingnya Kitab Suci dalam penyembahan atau ibadah kepada Allah maupun untuk kehidupan yang berkenan kepadaNya. Kemudian dalam surat ini Paulus pula menekankan tentang syarat-syarat penting atau kualifikasi para penatua dan diaken yaitu antara lain agar mereka terdidik dalam soal-soal pokok iman kita ...dan ajaran yang sesuai dengan ibadah kita (I Timotius 4:6; 6:3).

Di dalam suratnya yang pertama ini Paulus menegaskan: Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus (I Timotius 2:5). Paulus menasihatkan atau mendorong Timotius agar tetap setia kepada Kristus dan firmanNya.

Menjelang kematiannya, Paulus menulis suratnya yang kedua kepada Timotius yang juga merupakan suratnya yang terakhir yang ditulisnya ketika ia berada di penjara di Roma (II Timotius 4:6-7).

Paulus kembali mendorong Timotius yang dikasihinya agar menjadi kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus (II Timotius 2:1). Kemudian ia melanjutkan : Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya yang demikian ia berkenan kepada komandannya (II Timotius 2:4). Paulus mengingatkan bahwa kegagalan dalam memepelajari seluruh isi Kitab Suci dengan saksama akan mengakibatkan kita akan menjadi malu menghadap Tuhan (II Timotius 2:15). Hanyalah Firman Allah yang dapat memberikan hikmat untuk mengenal dan melakukan kehendak Allah (II Timotius 3:15) Memahami Firman Allah akan menghindari kita dari kesesatan yang diakibatkan oleh mencampuradukkan kebenaran dan kekeliruan. Paulus menekankan tentang kecukupan Kitab Suci dalam memberikan jawaban-jawaban terhadap setiap permasalahan kehidupan manusia.

Renungkanlah tentang hal ini. Dari jutaan kitab yang ada di dunia ini, Alkitab merupakan satu-saunya kitab yang diilhamkan Allah yang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (dalam kekudusan hidup, dalam penyesuaian dengan kehendak Allah dalam pikiran, maksud dan tindakan). Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik (benar-benar dipersiapkan untuk menjadi orang sebagaimana dimaksudkan Allah dan benar-benar diperlengkapi untuk melaksanakan maksud Ia menciptakan kita) (II Timotius 3:16-17). Namun Paulus juga mengingatkan bahwa banyak orang akan lebih ingin menyenangkan manusia dari pada kehilangan popularitas mereka. Karena itu Paulus menasihatkan Timotius agar setia memberitakan firman (II Timotius 4:1-4).


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Titus

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Baru
Matius
Markus
Lukas
Yohanes
Kisah Para Rasul
Roma
1 Korintus
2 Korintus
Galatia
Efesus
Filipi
Kolose
1 Tesalonika
2 Tesalonika
1 Timotius
2 Timotius
Titus
Filemon
Ibrani
Yakobus
1 Petrus
2 Petrus
1 Yohanes
2 Yohanes
3 Yohanes
Yudas
Wahyu


Paulus telah meninggalkan Titus di pulau Kreta, dan surat ini dikirimkan kepadanya dengan maksud memberi pejunjuk supaya ia dapat mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya ia menetapkan penatua-penatua di setiap kota (Titus 1:5). Kemudian Roh Kudus melalui Paulus mengemukakan tentang syarat-syarat bagi seorang penatua (pelayan Injil).

Syarat-syarat khusus bagi para pemimpin rohani harus dituruti secara saksama. Sekarang ini sebagaimana pada abad pertama, sikap mengabaikan satu syarat akan membawa konsekuensi yang dahsyat bagi merekaatau jemaat yang mengabaikannya. Surat kepada Titus ini menekankan agar para pemimpin gereja ini harus tidak bercacat cela dan tetap setia kepada firman Tuhan (Titus 1:6-9). Ia juga mengingatkan bahwa banyak orang yang mengaku diri guru-guru tetapi sebenarnya adalah penyesat-penyesat yang mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik (Titus 1:16).

Paulus memberikan petunjuk bahwa lelaki yang lebih tua harus mengajar yang lebih muda dan mengajar mereka untuk meninggalkan ambisi-ambisi yang jahat dan keinginan-keinginan duniawi dan hidup untuk memuliakan Allah sementara menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah menyerahkan dirinya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan (Titus 2:13-14). Nasihat ini diikuti dengan peringatan bahwa kehidupan kekal itu tidak diperoleh melalui perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmatNya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkanNya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karuniaNya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita (Titus 3:5-7).


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Filemon

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Baru
Matius
Markus
Lukas
Yohanes
Kisah Para Rasul
Roma
1 Korintus
2 Korintus
Galatia
Efesus
Filipi
Kolose
1 Tesalonika
2 Tesalonika
1 Timotius
2 Timotius
Titus
Filemon
Ibrani
Yakobus
1 Petrus
2 Petrus
1 Yohanes
2 Yohanes
3 Yohanes
Yudas
Wahyu


Paulus menulis surat ini kepada Filemon yang mungkin adalah seorang Kristen yang berpengaruh di Kolose dan juga adalah petobat yang dimenangkan oleh Paulus dalam pelayanannya.

Onesimus seorang budak milik Filemon bertobat juga di bawah pelayanan Paulus dan rupanya ia telah melarikan diri dari rumah Filemon lalu bertemu dengan Paulus. Oleh karena Onesimus adalah orang Kristen maka ia setuju untuk kembali kepada majikannya di Kolose itu. Karena itu surat yang indah ini bermaksud mendorong Filemon agar menerima kembali Onesimus bukan sebagai seorang budak yang telah melarikan diri melainkan sebagai saudara yang dikasihi dalam Tuhan sama seperti sikap yang diperlihatkannya dalam menerima Paulus (Filemon 1:16-17).

Pokok pikiran utama dalam surat ini adalah bahwa Kristus telah menciptakan semua manusia sama dan semuanya indah di hadapan Dia. Karena itu semua orang baik kaya atau miskin, kuat atau lemah harus mendapatkan penghargaan yang sama dan perlakuan yang sama.

Surat ini memberikan gambaran yang nyata tentang kebenaran dalam Galatia 3:28 bahwa di dalam Kristus tidak ada hamba atau orang merdeka. Ada sebelas ayat berbicara mengenai TuhanYesus di dalam surat yang singkat ini.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Ibrani

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Baru
Matius
Markus
Lukas
Yohanes
Kisah Para Rasul
Roma
1 Korintus
2 Korintus
Galatia
Efesus
Filipi
Kolose
1 Tesalonika
2 Tesalonika
1 Timotius
2 Timotius
Titus
Filemon
Ibrani
Yakobus
1 Petrus
2 Petrus
1 Yohanes
2 Yohanes
3 Yohanes
Yudas
Wahyu


Telah lazim dipercayai bahwa Paulus menulis surat ini sementara ia tinggal di rumah sewaan di Roma (Kisah 28:30), kira-kira 10 tahun sebelum kehancuran Yerusalem oleh Titus, panglima tentara Romawi pada tahun 70 Masehi. Namun penulis yang sebenarnya dari setiap kitab dalam Alkitab ini adalah Roh Kudus yang telah mengilhamkan firmanNya kepada manusia. Surat Ibrani berisi 29 kutipan langsung dan 53 kutipan tak langsung dari Perjanjian Lama.

Keunggulan Kristus merupakan pokok utama dari ke lima fasal yang pertama dari surat Ibrani ini. Allah .....pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan AnakNya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. ....jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, nabi-nabi, imam-imam, Musa dan Taurat: Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar tentang Dia dan firmanNya (Ibrani 1:1-2,4; 2:1; Lihat Ibrani 3:3; 7:21-27).

Penulis Ibrani sangat menjunjung tinggi firman yang tidak mengandung kesalahan: Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. (Ibrani 4:12).

Istilah lebih baik merupakan salah satu kata kunci dalam surat Ibrani. Surat ini mengemukakan perbedaan tuntutan-tuntutan Perjanjian Lama dengan berkat-berkat dalam Perjanjian Baru dan hubungan orang percaya dengan Kristus. Kita memiliki pengharapan yang lebih baik (Ibrani 7: 19); perjanjian yang lebih mulia (Ibrani 8: 6); janji yang lebih tinggi. (Ibrani 8:6). Kesepuluh hukum terukir pada loh-loh batu namun perjanjian Kristus terukir dalam hati kita (Ibrani 8:10) dan sebagai orang percaya kita memiliki jaminan harta yang lebih baik (Ibrani 10:34). Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya (Ibrani 10:35).

Bagi orang Israel, untuk menyembah Allah menurut Perjanjian Lama diperlukan darah dari hewan atau binatang yang tak bercacat yang dipersembahkan setiap hari bagi dosa karena kelalaian karena ketidaksengajaan mereka (Imamat 4:1-3). Namun tidak ada korban bagi dosa yang dilakukan secara sengaja (Bilangan 15:30).

Prinsip mendasar ini tetap berlaku pula sampai pada masa kini di bawah Perjanjian Baru. Jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman (Ibrani 10:26-27; bandingkan Roma 6:1-2).

Perjanjian Baru hanya menuntut satu korban persembahan saja yaitu Anak Domba Allah yang sempurna (Wahyu 5:6,12; 13:8). Hal ini sangat berbeda dengan Perjanjian Lama yang terus menerus menuntut pengorbanan binatang. Darah Kristus sendiri di atas tutup pendamaian telah menyucikan kita dari segala dosa-dosa kita (Ibrani 9:12; 10:1-29). Sebagaimana dinyatakan pula dalam Perjanjian Lama: Tetapi orang yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya. Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang beroleh hidup (Ibrani 10:38-39; bandingkan Habakuk 2:4).


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Yakobus

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Baru
Matius
Markus
Lukas
Yohanes
Kisah Para Rasul
Roma
1 Korintus
2 Korintus
Galatia
Efesus
Filipi
Kolose
1 Tesalonika
2 Tesalonika
1 Timotius
2 Timotius
Titus
Filemon
Ibrani
Yakobus
1 Petrus
2 Petrus
1 Yohanes
2 Yohanes
3 Yohanes
Yudas
Wahyu


Penulis surat ini memperkenalkan dirinya sebagai Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus (Yakobus 1:1).'

Setelah kelahiran Yesus dari seorang perawan, Maria melahirkan anak-anak lain denganYusuf sebagai suaminya. Salah satu dari anak-anaknya ini bernama Yakobus (Matius 13: 55; Markus 6:3). Ia tidak termasuk salah satu dari kedua belas rasul (Matius 10:2-4), namun kemudian disebutkan sebagai penatua yang pertama memimpin gereja di Yerusalem (Kisah 12:17). Paulus menyebutnya sebagai Yakobus, saudara Tuhan Yesus (Galatia 1:19).

Para utusan yang datang dari jemaat Yerusalem ke Antiokhia disebut datang dari kalangan Yakobus (Galatia 2:12); dan Paulus melaporkan kepada Yakobus secara terperinci tentang apa yang dilakukan Allah di antara bangsa-bangsa lain oleh pelayanannya (Kisah 21:18-19).

Dalam surat ini, Yakobus sering mengutip Perjanjian Lama untuk menguatkan beritanya. Kemudian ia menerapkan isi Kitab Suci Perjanjian Lama kepada kehidupan Kristen (Yakobus 2:8,23; 4:5).

Tema dari Surat Yakobus bukan hanya menguraikan tentang iman dan perbuatan, melainkan bahwa iman yang sejati itu harus nyata dalam tindakan. Surat ini mengemukakan beberapa ujian praktis dalam mengenal kesejatian iman kita.Yakobus menasihatkan orang-orang percaya agar menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia (Yakobus 1:27). Juga Yakobus menegaskan bahwa pencobaan-pencobaan itu sebenarnya adalah ujian-ujian yang membeberkan iman yang palsu yang bertujuan pula untuk menumbuhkembangkan kedewasaan orang percaya (Yakobus 1:2-4). Untuk melukiskan ketidaksetiaan kepada Kritus, Yakobus menjelaskan orang-orang yang tidak setia itu seperti orang-orang berzinah (yang melanggar janji mereka kepada Allah). Persahabatan dengan dunia menjadikan mereka sebagai musuh Allah (Yakobus 4:4).

Yakobus mengingatkan bahwa kita menjadi anak-anak Allah secara rohani melalui Firman kebenaran .... yang berkuasa menyelamatkan jiwamu. Namun ketika kita telah diselamatkan, kita dinasihatkan untuk membuktikan iman kita melalui tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan kita, dan menjadi pelaku-pelaku Firman, bukannya pendengar-pendengar saja (Yakobus 1:18,21-23).

Yakobus menasihatkan orang-orang Kristen untuk berdoa dengan tekun, dan di dalam suratnya ini ia menjelaskan tentang kuasa doa yang besar itu dengan mengingatkan kita mengenai Elia yang adalah manusia biasa sama seperti kita (Yakobus 1:5-8; 5:13-18), yang memiliki iman yang teguh bahwa Allah dapat dan akan menjawab doanya.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

1 Petrus

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Baru
Matius
Markus
Lukas
Yohanes
Kisah Para Rasul
Roma
1 Korintus
2 Korintus
Galatia
Efesus
Filipi
Kolose
1 Tesalonika
2 Tesalonika
1 Timotius
2 Timotius
Titus
Filemon
Ibrani
Yakobus
1 Petrus
2 Petrus
1 Yohanes
2 Yohanes
3 Yohanes
Yudas
Wahyu


Ketika menulis kedua surat ini, Petrus mentaati dan melaksanakan dua perintah khusus yang diberikan kepadanya oleh Yesus sendiri -- yakni untuk menguatkan saudara-saudaramu (Lukas 22:32) dan menggembalakan domba-dombaKu (Yohanes 21:17).

Petrus menyebut dirinya sebagai rasul Yesus Kristus.....dan sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus (I Petrus 1:1; 5:1), dan juga ia mengatakan bahwa ia mengirimkan surat ini dari Babilon (I Petrus 5:13). Surat ini dialamatkan kepada orang-orang Kristen yang telah mengungsi dan yang telah meninggalkan negeri mereka karena penganiayaan yakni orang-orang pendatang, yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia dan Bitinia (I Petrus 1:1). Selama 2000 tahun ini, orang-orang Kristen telah mengalami dan melintasi banyak penderitaan dan penganiayaan, sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejakNya (I Petrus 2:21).

Pokok yang disoroti dalam surat Petrus yang pertama adalah mengenai pentingnya Firman Allah sebagai Pedoman bagi kehidupan kita dalam Kristus: Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal (I Petrus 1:23). Juga orang-orang percaya dinasihatkan agar menjadi seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan (I Petrus 2:2).

Periode di antara kedua surat ini diwarnai dengan situasi yang kritis dan sulit yang harus dihadapi oleh jemaat Tuhan. Karena itu Petrus mengingatkan: Berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh.... demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. ....Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu (II Petrus 1:10; 2:1-3).


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

2 Petrus

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Baru
Matius
Markus
Lukas
Yohanes
Kisah Para Rasul
Roma
1 Korintus
2 Korintus
Galatia
Efesus
Filipi
Kolose
1 Tesalonika
2 Tesalonika
1 Timotius
2 Timotius
Titus
Filemon
Ibrani
Yakobus
1 Petrus
2 Petrus
1 Yohanes
2 Yohanes
3 Yohanes
Yudas
Wahyu


Ketika menulis kedua surat ini, Petrus mentaati dan melaksanakan dua perintah khusus yang diberikan kepadanya oleh Yesus sendiri -- yakni untuk menguatkan saudara-saudaramu (Lukas 22:32) dan menggembalakan domba-dombaKu (Yohanes 21:17).

Petrus menyebut dirinya sebagai rasul Yesus Kristus.....dan sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus (I Petrus 1:1; 5:1), dan juga ia mengatakan bahwa ia mengirimkan surat ini dari Babilon (I Petrus 5:13). Surat ini dialamatkan kepada orang-orang Kristen yang telah mengungsi dan yang telah meninggalkan negeri mereka karena penganiayaan yakni orang-orang pendatang, yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia dan Bitinia (I Petrus 1:1). Selama 2000 tahun ini, orang-orang Kristen telah mengalami dan melintasi banyak penderitaan dan penganiayaan, sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejakNya (I Petrus 2:21).

Pokok yang disoroti dalam surat Petrus yang pertama adalah mengenai pentingnya Firman Allah sebagai Pedoman bagi kehidupan kita dalam Kristus: Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal (I Petrus 1:23). Juga orang-orang percaya dinasihatkan agar menjadi seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan (I Petrus 2:2).

Periode di antara kedua surat ini diwarnai dengan situasi yang kritis dan sulit yang harus dihadapi oleh jemaat Tuhan. Karena itu Petrus mengingatkan: Berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh.... demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. ....Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu (II Petrus 1:10; 2:1-3).


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

1 Yohanes

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Baru
Matius
Markus
Lukas
Yohanes
Kisah Para Rasul
Roma
1 Korintus
2 Korintus
Galatia
Efesus
Filipi
Kolose
1 Tesalonika
2 Tesalonika
1 Timotius
2 Timotius
Titus
Filemon
Ibrani
Yakobus
1 Petrus
2 Petrus
1 Yohanes
2 Yohanes
3 Yohanes
Yudas
Wahyu


Penulis dari surat ini tidak menyebut mengenai dirinya namun kebanyakan orang percaya bahwa ia adalah Yohanes, rasul yang dikasihiNya (Yohanes 13:23), anak Zebedeus (Markus 1:19).

Salah satu tujuan dari surat ini adalah agar kita dipenuhi dengan sukacita (I Yohanes 1:4). Tema utama penulis di sini adalah Firman karena ia mengatakan bahwa dengan matanya sendiri ia telah memandang atau melihat firman hidup dan barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintahNya ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firmanNya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia (I Yohanes 1:1; 2:4-5).

Banyak orang yang mengaku diri Kristen terus mengejar semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging (pemuasan keinginan daging) dan keinginan mata (keinginan hal-hal material) serta keangkuhan hidup (popularitas sia-sia), bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia (I Yohanes 2:16).

Tema yang kedua mengingatkan kita bahwa kasih adalah ciri yang membedakan seorang Kristen. Perkataan kasih muncul lebih dari 40 kali dalam lima fasal yang singkat dalam surat ini. Kasih Allah yang mendiami kita menyebabkan terjadinya perubahan yang luar biasa dalam kehidupan orang-orang Kristen. Kasih itu menyebabkan muncul kerinduan untuk hidup dalam ketaatan penuh kepada Allah sebagaimana dinyatakan dalam FirmanNya dan sikap yang menyerupai Kristus terhadap orang lain di dalam situasi apapun. Ujian untuk dapat mengenal kasih Allah adalah dengan memelihara firmanNya.

Hal yang ketiga adalah bahwa surat ini ditulis agar supaya kita dapat mengenal pentingnya kekudusan yaitu supaya setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepadaNya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci (I Yohanes 3:3). Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepadaNya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci (I Yohanes 3:3).

Keempat, surat ini mengingatkan kita tentang ajaran palsu yang bertujuan merusak kesetiaan kita kepada Kristus dengan menyesatkan mereka yang tidak mengenal firmanNya. Tema yang kelima adalah tentang bagaimana mengetahui bahwa kamu memiliki hidup yang kekal (I Yohanes 5:13-20).

Tema yang keenam dari I Yohanes menjelaskan tentang jaminan doa yang terkabul. Kita dijanjikan: Dan inilah keberanian percaya kita kepadaNya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepadaNya menurut kehendakNya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepadaNya. (I Yohanes 5:14-15).

Jaminan keselamatan terlihat dalam banyak ayat di mana ditegaskan bahwa orang percaya itu dapat mengetahui keselamatan itu (I Yohanes 2:3,5,29; 3:14,16,19,24; 4:13,16; 5:15,18-20).

Akhirnya Yohanes mengemukakan peringatan agar waspada terhadap segala berhala (I Yohanes 5:21) -- dari segala sesuatu yang merampas tempat yang seharusnya ditempati oleh Tuhan yakni hati kita.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

2 Yohanes

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Baru
Matius
Markus
Lukas
Yohanes
Kisah Para Rasul
Roma
1 Korintus
2 Korintus
Galatia
Efesus
Filipi
Kolose
1 Tesalonika
2 Tesalonika
1 Timotius
2 Timotius
Titus
Filemon
Ibrani
Yakobus
1 Petrus
2 Petrus
1 Yohanes
2 Yohanes
3 Yohanes
Yudas
Wahyu


Penulis II Yohanes menyebut dirinya sebagai penatua. Suratnya ini ditujukan kepada Ibu yang terpilih (II Yohanes 1:1). Meskipun sebagian orang meyakini bahwa surat ini dialamatkan kepada seseorang, namun sebagian lagi percaya bahwa karena penganiayaan semakin menghebat ketika surat ini ditulis sehingga penulisn sebenarnya mengalamatkannya kepada Gereja atau Mempelai Kristus dan anggota-anggotanya yang ia sebut sebagai anak-anak (II Yohanes 1:1,4). Penulis menekankan tentang pentingnya mengajarkan firman Allah. Perkataan kebenaran digunakan lima kali dalam empat ayat pertama dalam surat II Yohanes. Orang-orang percaya dinasihatkan untuk menyelidiki kembali tradisi-tradisi, pendapat-pendapat, kepercayaan-kepercayaan dan motif-motif mereka pada saat mereka membaca Firman Allah dan memastikan bahwa mereka hidup sesuai dengan kebenaran firman Allah.

Dalam III Yohanes perkataan kebenaran digunakan enam kali dalam 14 ayatnya. Juga dalam surat ini kita diperkenalkan kepada tiga orang: Demetrius yang dipuji oleh Yohanes; Gayus seorang penolong yang baik dalam pekerjaan Tuhan dan Diotrefes, seorang yang memiliki kemampuan yang sangat luar biasa namun menjadi penghambat dalam pelayanan. Karena tak seorangpun yang dapat bersikap netral maka mereka menjadi cermin teladan bagi manusia pada masa kini, apakah kita menjadi penolong atau penghambat dalam pelayanan Kristus.

Yudas menyebut dirinya sebagai hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus (Yudas 1:1). Karena Yudas adalah saudara Yakobus, ia juga adalah saudara Yesus. Yudas ini bukanlah Yudas yang disebutkan dalam Yohanes 14:22, melainkan adalah Yudas dalam Matius 13:55 dan Markus 6:3. Karena tekanan-tekanan dan penganiayaan yang semakin meningkat maka Yudas menasihatkan para pembacanya untuk tetap berdiri teguh dan tetap berjuang untuk mempertahankan iman (Yudas 1:3). Surat Yudas ini bertujuan untuk membeberkan akibat-akibat yang mengerikan dari sikap mempercayai ajaran-ajaran palsu.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

3 Yohanes

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Baru
Matius
Markus
Lukas
Yohanes
Kisah Para Rasul
Roma
1 Korintus
2 Korintus
Galatia
Efesus
Filipi
Kolose
1 Tesalonika
2 Tesalonika
1 Timotius
2 Timotius
Titus
Filemon
Ibrani
Yakobus
1 Petrus
2 Petrus
1 Yohanes
2 Yohanes
3 Yohanes
Yudas
Wahyu


Penulis II Yohanes menyebut dirinya sebagai penatua. Suratnya ini ditujukan kepada Ibu yang terpilih (II Yohanes 1:1). Meskipun sebagian orang meyakini bahwa surat ini dialamatkan kepada seseorang, namun sebagian lagi percaya bahwa karena penganiayaan semakin menghebat ketika surat ini ditulis sehingga penulisn sebenarnya mengalamatkannya kepada Gereja atau Mempelai Kristus dan anggota-anggotanya yang ia sebut sebagai anak-anak (II Yohanes 1:1,4). Penulis menekankan tentang pentingnya mengajarkan firman Allah. Perkataan kebenaran digunakan lima kali dalam empat ayat pertama dalam surat II Yohanes. Orang-orang percaya dinasihatkan untuk menyelidiki kembali tradisi-tradisi, pendapat-pendapat, kepercayaan-kepercayaan dan motif-motif mereka pada saat mereka membaca Firman Allah dan memastikan bahwa mereka hidup sesuai dengan kebenaran firman Allah.

Dalam III Yohanes perkataan kebenaran digunakan enam kali dalam 14 ayatnya. Juga dalam surat ini kita diperkenalkan kepada tiga orang: Demetrius yang dipuji oleh Yohanes; Gayus seorang penolong yang baik dalam pekerjaan Tuhan dan Diotrefes, seorang yang memiliki kemampuan yang sangat luar biasa namun menjadi penghambat dalam pelayanan. Karena tak seorangpun yang dapat bersikap netral maka mereka menjadi cermin teladan bagi manusia pada masa kini, apakah kita menjadi penolong atau penghambat dalam pelayanan Kristus.

Yudas menyebut dirinya sebagai hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus (Yudas 1:1). Karena Yudas adalah saudara Yakobus, ia juga adalah saudara Yesus. Yudas ini bukanlah Yudas yang disebutkan dalam Yohanes 14:22, melainkan adalah Yudas dalam Matius 13:55 dan Markus 6:3. Karena tekanan-tekanan dan penganiayaan yang semakin meningkat maka Yudas menasihatkan para pembacanya untuk tetap berdiri teguh dan tetap berjuang untuk mempertahankan iman (Yudas 1:3). Surat Yudas ini bertujuan untuk membeberkan akibat-akibat yang mengerikan dari sikap mempercayai ajaran-ajaran palsu.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Yudas

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Baru
Matius
Markus
Lukas
Yohanes
Kisah Para Rasul
Roma
1 Korintus
2 Korintus
Galatia
Efesus
Filipi
Kolose
1 Tesalonika
2 Tesalonika
1 Timotius
2 Timotius
Titus
Filemon
Ibrani
Yakobus
1 Petrus
2 Petrus
1 Yohanes
2 Yohanes
3 Yohanes
Yudas
Wahyu


Penulis II Yohanes menyebut dirinya sebagai penatua. Suratnya ini ditujukan kepada Ibu yang terpilih (II Yohanes 1:1). Meskipun sebagian orang meyakini bahwa surat ini dialamatkan kepada seseorang, namun sebagian lagi percaya bahwa karena penganiayaan semakin menghebat ketika surat ini ditulis sehingga penulisn sebenarnya mengalamatkannya kepada Gereja atau Mempelai Kristus dan anggota-anggotanya yang ia sebut sebagai anak-anak (II Yohanes 1:1,4). Penulis menekankan tentang pentingnya mengajarkan firman Allah. Perkataan kebenaran digunakan lima kali dalam empat ayat pertama dalam surat II Yohanes. Orang-orang percaya dinasihatkan untuk menyelidiki kembali tradisi-tradisi, pendapat-pendapat, kepercayaan-kepercayaan dan motif-motif mereka pada saat mereka membaca Firman Allah dan memastikan bahwa mereka hidup sesuai dengan kebenaran firman Allah.

Dalam III Yohanes perkataan kebenaran digunakan enam kali dalam 14 ayatnya. Juga dalam surat ini kita diperkenalkan kepada tiga orang: Demetrius yang dipuji oleh Yohanes; Gayus seorang penolong yang baik dalam pekerjaan Tuhan dan Diotrefes, seorang yang memiliki kemampuan yang sangat luar biasa namun menjadi penghambat dalam pelayanan. Karena tak seorangpun yang dapat bersikap netral maka mereka menjadi cermin teladan bagi manusia pada masa kini, apakah kita menjadi penolong atau penghambat dalam pelayanan Kristus.

Yudas menyebut dirinya sebagai hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus (Yudas 1:1). Karena Yudas adalah saudara Yakobus, ia juga adalah saudara Yesus. Yudas ini bukanlah Yudas yang disebutkan dalam Yohanes 14:22, melainkan adalah Yudas dalam Matius 13:55 dan Markus 6:3. Karena tekanan-tekanan dan penganiayaan yang semakin meningkat maka Yudas menasihatkan para pembacanya untuk tetap berdiri teguh dan tetap berjuang untuk mempertahankan iman (Yudas 1:3). Surat Yudas ini bertujuan untuk membeberkan akibat-akibat yang mengerikan dari sikap mempercayai ajaran-ajaran palsu.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas

Wahyu

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Baru
Matius
Markus
Lukas
Yohanes
Kisah Para Rasul
Roma
1 Korintus
2 Korintus
Galatia
Efesus
Filipi
Kolose
1 Tesalonika
2 Tesalonika
1 Timotius
2 Timotius
Titus
Filemon
Ibrani
Yakobus
1 Petrus
2 Petrus
1 Yohanes
2 Yohanes
3 Yohanes
Yudas
Wahyu


Setelah Rasul Paulus dijatuhi hukuman, terjadilah penganiayaan yang semakin dahsyat terhadap seluruh orang-orang Kristen di wilayah kerajaan Romawi. Di tengah penganiayaan inilah Rasul Yohanes yang telah lanjut usinya itu dibuang ke pulau Patmos (Wahyu 1:9), yang adalah sebuah pulau kecil yang berbatu-batu yang panjangnya kira-kira sepuluh mil dan lebarnya enam mil dan terletak kira-kira 35 mil di sebelah barat daya pantai Asia Kecil (Turki sekarang). Dalam pembuangan ini, Yohanes menerima Wahyu dari Yesus Kristus (Wahyu 1:1) mengenai tujuh jemaat yang disebutkan dalam kitab ini.

Terdapat lebih dari 300 perkataan yang mengandung simbol dalam kitab Wahyu yang menjelaskan tentang berbagai peristiwa mengenai Kristus dan gerejaNya. Pemerintahan dalam kerajaanNya yang mulia dan kekal merupakan tema yang mencuat dalam kitab ini. Simbol-simbol dapat dipahami dengan memperhatikan penggunaannya dalam lebih dari 500 ayat Perjanjian Lama. Berita yang terakhir dari Kristus kepada gerejaNya sangatlah penting untuk disimak. Kita melihat melalui ke tujuh jemaat ini mengenai bahaya yang mengancam kehidupan kita, dan juga mengenai perkara-perkara yang tidak disenangi Allah. Selain itu, kita juga dapat memepelajari mengenai hal menjadikan kita sebagai ?pemenang-pemenang.?

Kitab ini juga mencatat mengenai kemenangan akhir Kristus atas segala bentuk kejahatan. Ini memberikan jaminan kepada kita bahwa Allah kita tetap memegang kendali dan menggunakan setiap peristiwa yang menimpa manusia bahkan bencana alam sekalipun untuk melaksanakan maksud-maksudNya.

Ketika kita membaca dan mempelajari kitab ini, kita akan menyaksikan progresi rencana Allah ketika peristiwa-peristiwa nubuatan itu terjadi. Namun, kita perlu mewaspadai bahaya menjadi terlalu terpikat oleh hal-hal detail tentang peristiwa-peristiwa masa yang akan datang sehingga gagal memahami bahwa kitab Wahyu sebenarnya merupakan pengungkapan tentang seorang Oknum yakni Yesus Kristus yang menjadi pusat dari segala sesuatu. Perkataan kunci di sini adalah: Wahyu dari Yesus Kristus. Kita juga menemukan gelar yang menunjuk kepada pengorbanan Kristus sebagai Anak Domba yang disebutkan 28 kali dalam kitab Wahyu. Ada empat aspek tentang Kristus sebagai Anak Domba yang terlihat jelas dalam kitab Wahyu: Dalam fasal 4--5, penyembahan kepada Anak Domba diperingati; dalam fasal 6--18, murka dari Anak Domba dinyatakan; dalam fasal 19--20, perkawinan Anak Domba diadakan; dan dalam fasal 21--22, mempelai dari Anak Domba dijelaskan. Kristus juga dinyatakan sebagai Alfa dan Omega, Yang Awal dan yang Akhir (Wahyu 1:11); dan yang pertama bangkit dari antara orang mati (Wahyu 1:5,18; 2:8).

Dalam Injil-Injil, peristiwa besar yang terakhir mengenai kehidupan Kristus di dunia adalah kenaikanNya, dan peristiwa besar berikutnya adalah kedatanganNya kembali ke dunia ini. Karena itu penting sekali agar kita mempersiapkan diri kita untuk berjumpa dengan Tuhan kita dalam keadaan tanpa cacat atau kerut (Efesus 5:27).

Karena itu ingatlah akan janji ini: Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis didalamnya, sebab waktunya sudah dekat (Wahyu 1:3).


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas