Dari Sejarah Alkitab Indonesia
Kitab I Samuel merupakan lanjutan dari kitab Hakim-Hakim. Kitab ini mencakup periode transisi dari federasi 12 suku selama pemerintahan hakim-hakim kepada pemerintahan monarkis dibawah pimpinan Raja Saul. Isi kitab I Samuel mencakup kira-kira 100 tahun, sejak kelahiran Samuel sampai pada kematian Saul, raja Israel yang pertama.
Setelah kekalahan Filistin oleh Israel, Eli, yang telah memimpin Israel sebagai imam dan hakim, mendadak meninggal pada saat mendengar hukuman Allah yang menimpa anak-anaknya dan dirampasnya Tabut perjanjian (I Samuel 3:11-14; 4:12-18). Samuel, yang telah dikenal oleh seluruh Israel dari Dan sampai Bersyeba .... telah dipercayakan jabatan nabi Tuhan, dan ia menjadi hakim Israel yang terkemuka (I Samuel 3:20).
Samuel mendirikan sekolah nabi yang pertama, dan dengan setia ia mengajarkan firman Allah dan berhasil menuntun umat kepada tingkat kesalehan hidup yang tertinggi sejak masa Yosua kira-kira 300 tahun sebelumnya. Karena Samuel dikenal sebagai orang yang mengutamakan doa dan Firman Allah (I Samuel 7:5-8; 8:6; 12:17; 15:11), maka ia mampu mempersatukan suku-suku Israel, dan menetapkan Kerajaan Israel. Ia juga meletakkan dasar bagi jabatan kenabian. Sejak saat itu, para nabi menjadi jabatan yang penting dan mereka digunakan sebagai alat Allah untuk menyampaikan kehendakNya kepada pemerintah dan kepada seluruh umat.
Namun, ketika Samuel telah lanjut usianya, seluruh tua-tua Israel datang kepadanya di Rama dan mengingatkannya bahwa anak-anaknya tak layak menggantikannya sebagai pemimpin. Karena itu mereka menuntut seorang raja ....seperti pada segala bangsa-bangsa lain (I Samuel 8:5). Walaupun Musa telah memberi petunjuk mengenai prosedur pemilihan seorang raja (Ulangan 17:14-20), tuntutan mereka ini membuktikan ketidakberimanan bangsa Israel kepada Allah, sebagai satu-satunya Raja mereka yang benar. Mereka lupa bahwa setelah kematian Eli, Allah telah turun tangan dan mengalahkan bangsa Filistin ketika Samuel berseru kepada Tuhan dalam doa (I Samuel 7:9-13).
Allah berbicara kepada Samuel dan berkata: Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka (I Samuel 8:7). Dengarkanlah permintaan mereka dan angkatlah seorang raja bagi mereka (I Samuel 8:22). Allah kemudian menyuruhnya untuk mengurapi Saul sebagai raja. Saul tampak lebih tinggi dan lebih gagah dari pada setiap orang sebangsanya (I Samuel 9:2), jadi pantaslah bila ia dipilih sebagai raja. Dan sebagaimana biasanya, kemurahan dan kesabaran Allah jauh melampaui apa yang menjadi harapan: Allah mengubah hatinya menjadi lain ..... Roh Allah berkuasa atasnya (I Samuel 10:6-10). Tuhan pula menggerakkan orang-orang gagah perkasa untuk ikut pergi dengannya (I Samuel 10:26).
Pemerintahan Saul dimulai dengan kemenangan militer yang spektakuler (I Samuel 11:6-13). Namun, pada saat Saul telah ditetapkan menjadi raja, kegagalannya dalam mentaati Tuhan secara penuh tampak jelas (I Samuel 15:3,20-21). Hal ini membuat Samuel harus menegur Saul dengan berkata: Karena engkau telah menolak firman Tuhan, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja.(I Samuel 15:23,26). Hal ini merupakan titik balik dalam kehidupan Saul, karena kita membaca: Tetapi Roh Tuhan telah mundur dari pada Saul (I Samuel 16:14). Karena itu Allah kemudian menyuruh Samuel mengurapi Daud sebagai raja.
Ketika popularitas Daud meningkat, maka timbullah rasa iri dalam hati Raja Saul. Tiga kali Saul mencoba membunuh Daud. Karena itu, Daud terpaksa harus selalu bersembunyi sampai Saul terbunuh dalam perang di Gunung Gilboa (fasal 16 -- 31).
Kitab I & II Samuel menegaskan kembali bahwa kesetiaan kepada Allah dan FirmanNya selalu membawa keberhasilan dan berkat, sedangkan ketidaktaatan selalu mendatangkan malapetaka (lihat I Samuel 2:30). Allah mengendalikan peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk mewujudkan maksudNya; Ia senantiasa bertindak demi kebaikan umatNya, baik dalam hal Ia memberkati mereka atau menghukum mereka. Kitab ini menuntun kita untuk melihat bahwa Allah itu adalah Allah yang benar dan Ia ingin agar anak-anakNya mencerminkan sifatNya.
Bibliografi | |
Artikel ini diambil dari: |