Dari Sejarah Alkitab Indonesia
Kitab Obaja adalah kitab yang tersingkat dalam Perjanjian Lama, mungkin ditulis setelah kehancuran Yerusalem. Kebanyakan orang berpendapat bahwa Obaja bernubuat selama pemerintahan Yoram, putra Ahab, atau Zedekia, Raja Yehuda yang terakhir, dan bersamaan waktu dengan nabi Yeremia.
Obaja memperingatkan hukuman Allah yang pasti dan yang tidak memandang bulu ke atas semua orang yang menentang Allah dan umatNya. Nabi ini menubuatkan tentang kehancuran bangsa Edom yang telah menuruti teladan Esau, nenek moyang mereka yang tidak menghiraukan perkara-perkara rohani. Bangsa Edom telah mendukung Nebukadnezar dalam menghancurkan Yerusalem. Seharusnya mereka memperlihatkan simpati atau belas kasihan dan melindungi ?saudara? mereka sebagai keturunan Abaraham dan Ishak (Obaja 1:10; Ulangan 23:7), namun mereka tidak melakukannya.
Wilayah Edom terbentang di selatan Laut Mati dan sepanjang dataran gurun Araba. Tanah Edom juga disebut Gunung Seir -- suatu daerah pegunungan terjal yang tingginya kira-kira 3500 kaki dari dataran gurun dan kira-kira 4500 kaki di atas permukaan laut. Ibu kota Edom adalah Petra yang letaknya terlindung dtengah-tengah bukit-bukit batu karang.
Orang-orang Edom sendiri dikalahkan oleh Nebukadnezar kira-kira empat tahun setelah ia mengalahkan Yerusalem. Bangsa Edom akhirnya dihancurkan dan tak pernah dipulihkan lagi. Obaja juga menubuatkan bahwa Yehuda akan dipulihkan dan mereka kembali akan memiliki pula tanah miliknya (Obaja 1:15-17).
Obaja juga menyoroti pendirian Kerajaan Allah di bumi ketika Yesus Kristus datang kembali.
Bibliografi | |
Artikel ini diambil dari: |