Dari Sejarah Alkitab Indonesia
Lukas adalah seorang penulis dari bangsa kafir yang menulis kitab ini dan juga kitab Kisah Para Rasul. Kitabnya ditujukan kepada seorang Yunani yang bernama Teopilus, yang berarti ?Sahabat Allah.? Walaupun Lukas tidak termasuk salah satu dari kedua belas rasul namun ia adalah rekan Paulus yang sangat dekat ketika mereka mengadakan perjalanan pengabaran Injil. Lukas juga dikenal sebagai tabib yang kekasih (Kolose 4:14; lihat Kisah 16:10; 20:6; II Timotius 4:11; Filemon 1:24).
Lukas memberitakan suatu Injil yang universal yang diterimanya lewat pemberitaan oleh malaikat yang berkata: Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan berita kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa (Lukas 2:10). Simeon memangku bayi Yesus dan menatangNya sambil memuji Allah, katanya: Sekarang, Tuhan, biarkanlah hambaMu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firmanMu (Lukas 2:26-28). Ia menjelaskan Yesus yang adalah lebih dari sekedar menjadi Mesias bagi umat Yahudi. Ia mengutip perkataan nabi Yesaya yang menjelaskan mengenai hubunganYesus dengan seluruh manusia, yakni sebagai terang untuk bangsa-bangsa ..... Dan kemuliaan bagi seluruh umat Israel (Yesaya 42:6; 49:6; Lukas 2:32).
Kemanusiaan Yesus yang sempurna dinyatakan dalam Lukas. Ia menyuguhkan Yesus sebagai Anak Manusia, dan juga sebagai Anak Allah yang lahir dari seorang perawan. Ia juga disebut Adam yang terakhir (I Korintus 15:22,45). Sebagai Anak Manusia, Yesus berbelas kasihan atas setiap kelemahan kita dan Ia memahami setiap kebutuhan kita. Perkataan Anak Manusia dinyatakan sekurang-kurangnya 26 kali dalam Injil Lukas. Juga Lukas mengenali keTuhanan Yesus yang sempurna, yang telah datang menjadi Sang Penyelamat dan Penebus umat manusia (Lukas 1:47,68; 2:11,38; 24:21). Lukas juga menyatakan ketergantunganNya secara penuh sebagai manusia kepada Bapa Sorgawi dalam doa. Hal ini bermaksud mengajarkan tentang pentingnya setiap pengikut Kristus bergantung penuh kepada Allah dalam doa (Lukas 3:21; 5:16; 6:12; 9:28-29; 10:21; 11:1; 23:34,46). Hanya Lukas yang mencatat mengenai para murid yang memohon: Tuhan, ajarkanlah kami berdoa (Lukas 11:1); dan perumpamaan tentang orang yang datang memohon di tengah malam dengan mengatakan: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti (Lukas 11:5-13); dan perkataan Yesus: Bahwa manusia harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu (Lukas 18:1); serta perumpamaan tentang hakim yang tidak adil dan janda (Lukas 18:2-8). Semuanya ini mengajarkan kita tentang pentingnya bertekun dalam doa. Hanyalah Lukas yang menambahkan perkataan: Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa (Lukas 21:36). Perumpamaan tentang orang Farisi dan pemungut cukai yang berdoa di Bait Allah mengajarkan mengenai pentingnya kerendahan dalam berdoa (Lukas 18:9-14).
Injil Lukas merupakan ungkapan cermat tentang alasan dan tujuan Yesus meninggalkan Sorga dan dilahirkan di dunia sebagai manusia. Tujuannya tak lain untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang (Lukas 19:10). Lukas menelusuri silsilah Yesus kebelakang kira-kira 4000 tahun melalui Maria ibuNya sampai kepada penciptaan Adam (Lukas 3:38). Ini sekali lagi menyatakan bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu.
Bibliografi | |
Artikel ini diambil dari: |