Dari Sejarah Alkitab Indonesia
Di dalam kedua surat yang dialamatkan kepada Timotius ini, Paulus menekankan pentingnya Kitab Suci dalam penyembahan atau ibadah kepada Allah maupun untuk kehidupan yang berkenan kepadaNya. Kemudian dalam surat ini Paulus pula menekankan tentang syarat-syarat penting atau kualifikasi para penatua dan diaken yaitu antara lain agar mereka terdidik dalam soal-soal pokok iman kita ...dan ajaran yang sesuai dengan ibadah kita (I Timotius 4:6; 6:3).
Di dalam suratnya yang pertama ini Paulus menegaskan: Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus (I Timotius 2:5). Paulus menasihatkan atau mendorong Timotius agar tetap setia kepada Kristus dan firmanNya.
Menjelang kematiannya, Paulus menulis suratnya yang kedua kepada Timotius yang juga merupakan suratnya yang terakhir yang ditulisnya ketika ia berada di penjara di Roma (II Timotius 4:6-7).
Paulus kembali mendorong Timotius yang dikasihinya agar menjadi kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus (II Timotius 2:1). Kemudian ia melanjutkan : Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya yang demikian ia berkenan kepada komandannya (II Timotius 2:4). Paulus mengingatkan bahwa kegagalan dalam memepelajari seluruh isi Kitab Suci dengan saksama akan mengakibatkan kita akan menjadi malu menghadap Tuhan (II Timotius 2:15). Hanyalah Firman Allah yang dapat memberikan hikmat untuk mengenal dan melakukan kehendak Allah (II Timotius 3:15) Memahami Firman Allah akan menghindari kita dari kesesatan yang diakibatkan oleh mencampuradukkan kebenaran dan kekeliruan. Paulus menekankan tentang kecukupan Kitab Suci dalam memberikan jawaban-jawaban terhadap setiap permasalahan kehidupan manusia.
Renungkanlah tentang hal ini. Dari jutaan kitab yang ada di dunia ini, Alkitab merupakan satu-saunya kitab yang diilhamkan Allah yang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (dalam kekudusan hidup, dalam penyesuaian dengan kehendak Allah dalam pikiran, maksud dan tindakan). Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik (benar-benar dipersiapkan untuk menjadi orang sebagaimana dimaksudkan Allah dan benar-benar diperlengkapi untuk melaksanakan maksud Ia menciptakan kita) (II Timotius 3:16-17). Namun Paulus juga mengingatkan bahwa banyak orang akan lebih ingin menyenangkan manusia dari pada kehilangan popularitas mereka. Karena itu Paulus menasihatkan Timotius agar setia memberitakan firman (II Timotius 4:1-4).
Bibliografi | |
Artikel ini diambil dari: |