Dari Sejarah Alkitab Indonesia
Injil Matius ditulis oleh seorang Yahudi yang pada masa itu sedang menduduki suatu jabatan yang cukup tinggi sebagai pemungut cukai bagi pemerintahan Romawi. Kemudian Yesus berkata kepadanya: Ikutlah Aku. Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia (Matius 9:9)
Matius menyatakan tujuan penulisan Injilnya dalam kalimat pertama kitabnya: Inilah silsilah Yesus Kristus, anak (keturunan) Daud, anak Abraham (Matius 1:1). Gelar Anak Daud dan Anak Abraham ditemukan 10 kali dalam Injil Matius. Anak Daud menunjukkan Kristus sebagai Mesias-Raja yang telah dinubuatkan oleh para nabi, sedangkan Anak Abraham menjelaskan hubungan Yesus dengan perjanjian yang Allah telah buat dengan Abraham: Olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat (Kejadian 12:3; 17:7;II Samuel 7:8-17). Tuhan Yesus menegaskan penggenapan nubuatan ini kepada orang-orang Yahudi yang tidak percaya, kataNya: Jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia (Mesias), kamu akan mati dalam dosamu...... Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. ..... Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu mengasihi Aku........namun Iblislah yang menjadi bapamu (Yohanes 8:24,39,42,44).
Atas ilham Roh Kudus, Rasul Paulus selanjutnya menyatakan siapa sebenarnya anak-anak rohani Abraham, bapa semua orang-orang beriman, baik orang-orang Yahudi maupun kafir. Paulus menulis: Bahwa mereka yang hidup dari iman (kepada Yesus sebagai Mesias), mereka itulah anak-anak Abraham...... Adapun kepada Abraham di ucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya (Yesus). Tidak dikatakan ?kepada keturunan-keturunannya? seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: ?dan kepada keturunanmu?, yaitu Kristus. ..... Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus...... Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah (Galatia 3:7,16,27,29).
Matius menghubungkan silsilah Yesus dengan Yusuf. Namun, Yusuf hanya bertindak sebagai bapa Yesus secara hukum, bukan bapa Yesus secara biologis. Perhatikan dalam silsilah ini bahwa setiap anak keturunan bapanya secara darah dan daging dijelaskan dengan menggunakan perkataan memperanakkan. Namun dalam Matius 1:16 kita melihat suatu perobahan yang nyata ketika berbicara mengenai kelahiran Yesus yang supranatural, karena dikatakan: Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Perubahan yang tampak jelas ini menunjukkan bahwa Yesus adalah anak Maria secara biologis tetapi bukan anak Yusuf secara biologis.
Tujuan utama Matius ialah menghubungkan nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama mengenai Mesias dengan penggenapan-penggenapannya seperti terlihat dalam kelahiran, kehidupan dan pelayanan Yesus. Yesus dilahirkan di Betlehem (Matius 2:1), menggenapi nubuatan nabi Mikha bahwa Mesias itu akan dilahirkan di kota Daud (Mikha 5:2; juga Lukas 2:4). Dapat ditemukan lebih dari 100 kutipan baik secara langsung maupun tidak langsung dari kitab Taurat, nabi-nabi, dan Mazmur yang dicatat oleh Matius. Perkataan hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh Nabi ditemukan 13 kali dalam Matius (Matius 1:22; 2:15,17,23; 4:14; 8:17; 12:17; 13:14,35; 21:4; 26:56; 27:9,35).
Oleh karena fokus perhatian nubuatan seluruh Perjanjian Lama tertuju kepada kedatangan Mesias yang dijanjikan dan KerajaanNya, maka Matius menggunakan perkataan Kerajaan Sorga lebih dari 31 kali dan mencatat tujuh perumpamaan Yesus yang dimulai dengan perkataan: Kerajaan Sorga itu seumpama (Matius 13:24,31,33, 44-45,47,52). Matius juga mencatat lebih dari 20 mujizat sebagai bukti keMesiasan Yesus.
Reaksi-reaksi orang banyak terhadap Yesus dicatat dalam fasal 11 sampai 18. Tak ada alasan untuk meragukan identitasNya yang sebenarnya. Kaum Sanhedrrin menyimpan arsip silsilah yang lengkap mengenai keturunan Raja Daud. Menarik untuk diamati bahwa musuh-musuh Yesus pun tak pernah berusaha membatalkan pernyataan atau pengakuanNya sebagai keturunan Abraham atau keturunan Raja Daud.
Untuk menghilangkan segala keraguan menyangkut siapa sebenarnya Yesus itu, kita membaca bahwa ketika Ia dibaptiskan terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan (Matius 3:17). Pengungkapan tentang siapa Yesus sebenarnya juga dinyatakan dengan jelas dalam peristiwa pemuliaan Yesus di atas gunung yang melaporkan bahwa ketika Ia sedang bercakap dengan Musa dan Elia terdengarlah suara yang mengatakan Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia (Matius 16:16; 17:2-5). Peristiwa ini mengakhiri pelayanan Yesus di Galilea kemudian berangkatlah Ia dari Galilea dan tiba di daerah Yudea (Matius 19:1). Dengan tekun Ia memusatkan perhatianNya untuk menggenapi tujuanNya meninggalkan sorga itu untuk turun ke dunia ini. Ia akan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan (Matius 20:18-19).
Matius juga melaporkan tentang masukNya Yesus ke kota Yerusalem yang penuh semarak. Ia diikuti oleh orang banyak yang sangat besar jumlahnya yang bersorak-sorak: Hosana bagi Anak Daud (Matius 21:8-9).
Sebelum penyalibanNya, ketika Yesus duduk di bukit Zaitun mengajar murid-muridNya, Ia memberitakan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi sebelum kedatanganNya kembali yang dalam Matius 24 - 25. Setelah penyaliban, penguburan dan kebangkitanNya, seorang malaikat menyampaikan berita sukacita mengatakan: Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia (Matius 28:7). Pada akhirnya di atas Bukit Zaitun, 40 hari setelah kebangkitanNya, Yesus menyampaikan pesanNya kepada murid-muridNya: Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu (Matius 28:19-20).
Bibliografi | |
Artikel ini diambil dari: |