Tahun 2009 merupakan peringatan 380 tahun Alkitab diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu/Indonesia. Kami berharap dengan informasi perkembangan terjemahan Alkitab terakhir dapat memberikan wawasan terhadap sejarah penerjemahan Alkitab di Indonesia, serta menggambarkan pekerjaan Tuhan yang masih terus berlangsung hingga saat ini dalam cara-cara yang berarti dan relevan kepada orang-orang tua dan muda, baik yang sudah bergereja maupun yang belum.
Albert Conelisz Ruyl selesai menerjemahkan Injil Matius pada tahun 1612, berarti hanya satu tahun setelah Alkitab bahasa Inggris the King James Version diterbitkan. Terjemahan ini kemudian dicetak oleh Jan Jacobiz Palenstein (Jan Jacobsz Palenstsyn) di Enkhuizen (Enckhuysen), Belanda, tujuh belas tahun kemudian, yaitu pada tahun 1629. Terbitan ini merupakan terbitan dwibahasa (diglot), jadi pada kolom kanan dicetak teks bahasa Melayu tingkat tinggi yang menggunakan aksara Arab dan didampingi oleh teks paralelnya dalam bahasa Belanda pada kolom yang sebelah kiri.
Terjemahan Ruyl berikutnya adalah Buku Markus yang diterbitkan bersama Buku Matius pada tahun 1638, juga dalam bentuk dwibahasa Belanda dan Melayu.
Menurut catatan Lembaga Alkitab Inggris dan Luar Negeri, "Edisi ini mungkin sekali menandakan pertama kali dalam sejarah bahwa sebuah kitab dari Alkitab diterjemahkan dan dicetak dalam sebuah bahasa yang bukan bahasa Eropa, khusus sebagai alat pengabaran Injil."
Hasil jerih payah Ruyl (1629) yang langka ini sekarang disimpan di Wurttembergische Landesbibliothek di Stuttgart, Jerman, dan di British Museum di London, Inggris. Pada bagian akhir dari terbitan ini dimuat juga Sepuluh Perintah Allah, Nyanyian Zakharia, Nyanyian Malaikat, Nyanyian Maria, Nyanyian Simeon, pengakuan Imam Rasuli, beberapa petikan Mazmur, Doa Bapa Kami, dan beberapa doa lain.
Seorang pegawai Kompeni lainnya bernama Jan Van Hasel menerjemahkan Buku Lukas dan Buku Yohanes ke dalam bahasa Melayu, sedangkan Kisah Rasul-rasul diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu oleh Justus Heurnius seorang pendeta di Batavia. Matius dan Markus terjemahan Ruyl, beserta Lukas dan Yohanes terjemahan van Hasel kemudian direvisi oleh Pdt. Heurnius berdasarkan naskah bahasa Yunaninya. Lalu ke-4 Injil itu digabung dengan Kisah Rasul-rasul terjemahannya sendiri dan dicetak di Amsterdam sebagai "4 Injil dan Kisah Rasul-rasul" di Amsterdam pada tahun 1651, juga dalam bentuk dwibahasa Belanda dan Melayu. Buku 4 Injil dan Kisah Rasul-rasul (1651) ini sekarang disimpan antara lain di Perpustakaan Universitas Amsterdam Di Amsterdam, Belanda, dan di Perpustakaan Universitas Cambdrige di Cambridge, Inggris. Perpustakaan Universitas Amsterdam juga menyimpan Matius dan Markus terbitan tahun 1638.
Selain menerjemahankan Buku Lukas, Yohanes dan Kisah Rasul-rasul di atas, Jan Van Hasel dan Justus Heurnius juga menerjemahkan Buku Mazmur yang diterbitkan pada tahun 1652.