Dari Sejarah Alkitab Indonesia
Pdt. Daniel Brouwerious adalah seorang pendeta yang pada awalnya bertugas di Belanda kemudian di Indonesia. Mula-mula ia menerjemahkan buku Kerajaan ke dalam bahasa Melayu dan diterbitkannya pada tahun 1662. Setelah menerjemahkan Buku Kejadian, Daniel Brouwerius mengalihkan perhatiannya ke penerjemahan buku-buku Perjanjian Baru. Terjemahan seluruh Perjanjian Baru dalam bahasa Melayu diselesaikannya dan dicetak di Amsterdam pada tahun 1668. Sayang sekali terjemahan ini banyak memakai kata dan istilah asing khususnya bahasa Portugis seperti Baptismo (Baptisan), Crus (Salib), Deos (Allah), Euangelio (Injil), Spirito Sancto (Roh Kudus), dll. Kata-kata pinjaman dari bahasa Portugis ini justru membuat terjemahan Brouwerious sulit dimengerti oleh khalayak ramai. Selain itu terjemahan Brouwerious ini banyak memakai struktur "Kata Benda + punya + Kata Benda" untuk menyatakan "milik/kepunyaan", misalnya "Ako pounja souroang" (Markus 1:2), "Tuan pounja alamang" (Markus 1:13).
Kalau Albert Cornelisz Ruyl adalah pertama yang menerjemahkan bagian Alkitab ke dalam bahasa Melayu, yakni Buku Matius (1612,1629), Pdt. Daniel Brouwerious adalah orang pertama yang menerjemahkan seluruh Perjanjian baru ke dalam bahasa Melayu (1668).
Berikut ini "Doa Bapa Kami" dalam terjemahan Brouwerious:
- Bappa cami, jang adda de Surga,
- Namma-mou jaddi bersacti.
- Radjat-mou datang.
- Candati-mou jaddi
- bagitou de boumi bagimanna de surga.
- Roti cami derri sa hari hari bri hari ini pada cami.
- Lagi ampon doosa cami,
- bagaimanna cami ampon capada orang jang salla pada cami.
- Lagi jangan antarken cami de dalam tsjobahan,
- hanja lepasken cami derri jang djahat.
- (Jesus Christo pounja Euangelio jang Mattheo souda Tertoullis -- Amsterdam 1668 - terjemahan D. Brouwerious).
(Dapat ditambahkan bahwa selain terjemahan Ruyl dan Brouwerious yang bersejarah itu, ada terjemahan lain yang diusahakan di bumi Nusantara yang mengukir sejarah tersendiri. Terjemahan yang dimaksud adalah Alkitab dalam bahasa Portugis yang disiapkan oleh seorang peranakan Portugis yang bernama Joao Ferreira a d' Almeida. Almeida yang berumur 17 tahun memulai penerjemahan Perjanjian Baru sewaktu ia berada di Malaka. Pekerjaan itu diteruskan pada saat ia pindah ke Batavia (sekarang Jakarta) pada tahun 1651. Setelah beberapa kali direvisi, Perjanjian Baru dalam bahasa Portugis itu dicetak di Amsterdam pada tahun 1681. Almeida yang bertugas sebagai pendeta suatu jemaat Portugis di Batavia juga menerjemahkan Perjanjian Lama sampai dengan Yehezkiel 48 yaitu saat ia menutup mata, dan pekerjaan penerjemah itu dirampungkan oleh Pdt. Jacobus op den Akker. Alkitab bahasa Portugis itu dicetak di Jakarta pada tahun 1748-1753 dalam dua jilid. Pada tahun terjemahan ini 1959 direvisi ulang, tetapi tetap memakai nama Terjemahan Almeida. Terjemahan Alkitab ini masih dipakai di Portugal, Brazil, dan sejumlah penduduk di Timor Timur.)
Bibliografi | |
Artikel ini diambil dari: |