Sejarah Alkitab Indonesia

PB Melayu, Dialek Surabaya

Bagikan ke Facebook

Dari Sejarah Alkitab Indonesia

Langsung ke: navigasi, cari
Sejarah Alkitab Bahasa Indonesia

Sejarah dari versi-versi Alkitab dalam bahasa Melayu/Indonesia di Indonesia.

Sejarah Alkitab Bahasa Daerah
Biografi Penerjemah Alkitab
Lembaga-lembaga Alkitab



Keterangan Tabel
Versi
Id
PL
PB
Porsi
Oleh
Organisasi
Bahasa
Ejaan
e-Text
PB Melayu, Dialek Surabaya
-
-
Tahun 1835
-
J. Emde
Lembaga Alkitab Batavia
Melayu rendah
Melayu, Dialek Surabaya
Tidak ada
Kutipan ayat:

Perbandingan ayat

Matius 6:9-13 (Doa Bapa Kami)

Mat. 6:9 Bapa kita, jang ada disorga! namamoe depersoetjikan.
Mat. 6:10 Karadjaanmoe dedatangkan: kehendakmoe dedjadikan, seperti didalam sorga, bagitoe lagi diatas boemi.
Mat. 6:11 Reziki kita sahari-hari brilah akan kita pada hari ini.
Mat. 6:12 Dan ampoenilah pada kita segala kasalahan kita, saperti lagi kita ini mengampoeni pada orang jang bersalah kapada kita.
Mat. 6:13 Dan djanganlah membawa kita kapada pertjobaan, hanja lepaskan kita deri pada jang djahat.

Matius 28:18-20 (Amanat Agung)

Mat. 28:18 Maka datanglah Jesus, dan berkatalah pada orang itoe, sabdanja: segala pengawasan didalam sorga dan diatas boemi soedah debrikan kepadakoe.
Mat. 28:19 Sebab itoe pergilah kamoe berdjalan dan mengadjarlah sekalian oemat itoe masoek moerid, sambil permandikan dia itoe dengan nama Bapa, dan Anak laki-laki, dan Roh jang soetji: serta mengadjar orang itoe memagang segala saswatoe jang akoe soedah berpesan pada kamoe.
Mat. 28:20 Maka lihatlah! akoe ini ada beserta kamoe pada sekalian hari sampe kapada kasoedahan doenia.

Dari: Alkitab: Pada Masa Lampau

Emde dan saudara-saudara seimannya juga mulai prihatin terhadap Alkitab Leydekker yang sulit dibaca. Sedikit demi sedikit mereka menyadurnya kembali dalam kata-kata yang lebih mudah dipahami. Naskah revisi mereka lalu diteliti di Jakarta oleh Ds. D. Lenting, seorang pendeta Belanda, dan Walter Henry Medhurst, seorang utusan Injil Inggris.

Hasil usaha bersama itu adalah suatu Perjanjian Baru lengkap, yang diterbitkan di Jakarta pada tahun 1835. Inilah yang dianggap Perjanjian Baru yang pertama-tama dicetak dalam bahasa Melayu Rendah. Orang-orang Kristen di Surabaya itu bukan hanya menyiapkan terjemahan tersebut melainkan juga mengongkosinya.

Walaupun ada banyak kekurangannya, namun terjemahan baru itu cukup laris: Pada tahun 1848 persediaannya sudah habis. Perkumpulan Surabaya itu juga menyediakan Kitab Mazmur dengan cara yang agak sama seperti yang mereka pakai untuk Kitab Perjanjian Baru.

[ H.L. Cermat, 32 ]


Dari: Revisi Terjemahan Leijdecker

Sementara itu di Pulau Jawa, Perjanjian Baru dalam bahasa Melayu rendah dialek Surabaya dikerjakan oleh seorang tukang reparasi jam yang bernama Johannes Emde beserta kawan-kawannya. Emde yang beristrikan seorang Jawa adalah pemimpin awam dari suatu Kumpulan Kristiani di Surabaya. Ia rajin menginjil, tetapi prihatin akan sukarnya terjemahan Leijdecker dipahami. Emde dan teman-temannya mulai merevisi dan naskahnya diperiksa oleh seorang pendeta Belanda yang bernama D. Lenting dan penginjil Inggris yang bernama Walter Henry Medhurst. Hasil jerih payah mereka diterbitkan di Batavia pada tahun 1835 dan biayanya ditanggung oleh anggota Kumpulan Kristiani di Surabaya tersebut. Kelompok ini juga menyiapkan Buku Mazmur.

[ Dr. Daud H. Soesilo, Ph.D, 2001, 51-54 ]


Referensi:

  1. Cermat, H.L. Alkitab: Dari Mana Datangnya?. Lembaga Literatur Baptis, Bandung. Halaman 31-39.
  2. Soesilo, Dr. Daud H., Ph.D. 2001. Mengenal Alkitab Anda. Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta. Halaman 51-54.
kembali ke atas