Dari Sejarah Alkitab Indonesia
Anda sudah berbicara sebentar tentang adanya bermacam-macam terjemahan Kitab Suci ke dalam bahasa Inggris. Bagaimana keadaannya di Indonesia?
Alkitab yang dapat dibaca umat Indonesia adalah hasil terjemahan. Dewasa ini tersedia beberapa terjemahan seluruh Kitab Suci ke dalam bahasa Indonesia maupun ke dalam bahasa-bahasa daerah. Ada dua terjemahan yang sampai sekarang paling populer dan kedua-duanya dikenal dengan nama singkatnya, yaitu TB dan BIS.
Apakah TB dan BIS itu?
Sebelum menjawab pertanyaan ini, saya ingin memberi suatu penjelasan pengantar. Sampai tahun 1975 umat Kristen Indonesia, khususnya Protestan, menggunakan sebuah terjemahan yang cukup kuno. Biarpun kuno, terjemahan itu disukai banyak orang, bahkan dijunjung tinggi. Namun lama-kelamaan bahasa terjemahan itu terasa semakin tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman. Maka pada tahun 1975, Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) menerbitkan Kitab Suci dalam terjemahan baru. Karena memang baru, maka terbitan itu dinamakan TERJEMAHAN BARU, singkatnya TB, sedangkan terjemahan yang kuno tadi dengan sendirinya menjadi Terjemahan Lama. Jadi, singkatan TB mengacu kepada terjemahan Alkitab yang dibuat oleh Lembaga Alkitab Indonesia dan yang beredar sejak tahun 1975 sampai sekarang. Terjemahan bernama TB itu "formal", bahkan boleh disebut "harfiah", sebab bertujuan mempertahankan sejauh mungkin bentuk asli teks Kitab Suci. Akibatnya, terjemahan itu agak kaku dan tidak selalu mudah dipahami, walaupun cukup sesuai buat studi. Justru karena "berbahasa agak kaku" itu, dibuatlah terjemahan yang lain coraknya, yang kini dikenal sebagai ALKITAB - KABAR BAIK, dan biasanya disingkat BIS, sebab bahasanya mudah dipahami dan dipergunakan oleh sebagian besar penutur bahasa Indonesia sehari-hari. Untuk pertama kalinya BIS diterbitkan pada tahun 1985.
Dalam penjelasan tadi beberapa kali disebut Lembaga Alkitab Indonesia. Lembaga apakah itu?
Bila kita berbicara tentang terbitan Alkitab di Indonesia, dengan sendirinya kita harus bicara pula tentang lembaga yang menangani penerbitannya. Lembaga Alkitab Indonesia ialah sebuah lembaga yang mengkhususkan diri di bidang penerjemahan dan penyebaran Alkitab di Indonesia. Lembaga itu mewakili Gereja-gereja Protestan dan memiliki sebuah departemen penerjemahan khusus. Lembaga itu memiliki juga percetakan sendiri di Jawa Barat. Hampir semua Alkitab yang kini beredar di Indonesia dicetak oleh LAI, juga Alkitab yang dipakai oleh umat Katolik di Indonesia.
Mengapa demikian? Apakah pihak Gereja Katolik tidak memiliki percetakan sendiri atau malas menerbitkan Alkitab?
Umat Katolik tidak malas menerbitkan Alkitab dan tentu saja memiliki sejumlah percetakan sendiri, bahkan menerbitkan Kitab Suci secara terpisah dari Lembaga Alkitab Indonesia. Namun demikian, dua terbitan yang dibicarakan di atas, yaitu Alkitab (TB) dan Alkitab - Kabar Baik (BIS), selalu dicetak oleh Lembaga Alkitab Indonesia, baik bagi umat Protestan maupun Katolik. Inilah salah satu hasil kerja sama gemilang antara Protestan dan Katolik, yang boleh dibanggakan oleh segenap umat Kristen Indonesia.
Bagaimana awal mulanya kerja sama itu dan apa saja hasilnya sampai sekarang?
Lembaga Alkitab Indonesia sudah lama ada di bumi Indonesia. Mula-mulanya lembaga itu diasuh oleh Lembaga Alkitab Belanda. Team penerjemahnya berdomisili di Bogor. Tidak jauh dari Bogor, Pastor Cletus Groenen OFM bersama denga beberapa temannya, sejak tahun 1956 mulai menerjemahkan seluruh Perjanjian Lama ke dalam bahasa Indonesia. Pada tahun 1965, Pastor Groenen mendirikan Lembaga Biblika Indonesia Saudara-Saudara Dina (LBSSD) yang diasuh dan didukung oleh Ordo Fransiskan (OFM) Indonesia. Lembaga itu meneruskan terjemahan Kitab Suci yang pada waktu itu sedang dikerjakan bersamaan dengan penerbitan sejumlah buku mengenai Kitab Suci. Pada tahun 1970 selesailah terjemahan seluruh Perjanjian Lama. Masing-masing jilidnya (jumlahnya delapan), sejak tahun 1968 mulai diterbitkan oleh Percetakan Arnoldus di Ende, Flores. Pada tahun 1967 Pastor Groenen mengusulkan kepada Majelis Agung Waligereja Indonesia (MAWI), supaya Gereja Katolik Indonesia turut serta dalam penerjemahan Alkitab yang tengah ditangani oleh Lembaga Alkitab Indonesia. Usul itu diterima pada tahun 1968. Tahun berikutnya, Lembaga Alkitab Indonesia menerima kerja sama yang diusulkan oleh LBSSD/MAWI itu, sehingga sejumlah ahli Kitab Suci Katolik diikutsertakan dalam proyek penerjemahan Alkitab yang ditangani Lembaga Alkitab itu. Pada tahun 1969 LBSSD dibubarkan atas permohonannya sendiri dan pada tahun 1970 secara resmi dijadikan Lembaga Biblika Indonesia. Sejak itu Lembaga Biblika Indonesia (LBI) menjadi bagian integral MAWI. Justru berkat Pastor Groenen serta dukungan MAWI, sejak tahun 1975 umat Katolik Indonesia memiliki terjemahan Alkitab yang sama dengan umat Protestan.
Sejarah ini cukup menarik...
Bukan hanya menarik, melainkan mengharukan juga, sebab Pastor Groenen, pendiri Lembaga Biblika Indonesia, sungguh-sungguh mengurbankan hasil kerjanya sendiri dan para rekannya demi terjalinnya persatuan umat Kristen Indonesia, setidak-tidaknya dalam hal terjemahan Alkitab. Ini suatu kejadian yang amat unik dalam sejarah ekumene yang barangkali belum cukup ditangkap nilainya. Kebanyakan umat Kristen di Eropa dan di bagian-bagian lain dunia ini, sampai sekarang(!) tidak memiliki terjemahan ekumenis semacam ini. Sebagai catatan, izinkanlah saya menambah, bahwa Pastor Groenen yang amat berjasa dalam hal ini, meninggal dunia di Yogyakarta pada tanggal 25 Mei 1994, dalam usia 73 tahun, dan tiga hari kemudian dimakamkan di Depok.
Saya ingin kembali lagi ke soal penerbitan Alkitab di Indonesia. Tadi dikatakan bahwa hampir seluruh Alkitab dicetak oleh Lembaga Alkitab Indonesia, tetapi dikatakan pula bahwa pihak Katolik pun masih menerbitkan Kitab Suci khusus bagi umat Katolik. Mengapa begitu?
Hampir seluruh Alkitab yang dimiliki dan dibaca oleh umat Katolik Indonesia diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia. Namun khusus bagi para petugas pastoral (pastor, suster, bruder, katekis, guru agama, dan lain-lain), percetakan Arnoldus di Flores menerbitkan Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang dilengkapi dengan cukup banyak CATATAN KAKI (Inggrisnya: footnotes) dan PENGANTAR. Anda tentu tahu, bahwa dalam Kitab Suci muncul banyak kata, nama, istilah, ungkapan yang tidak begitu saja jelas bagi pembacanya. Banyak kata dan ungkapan memiliki arti khusus. Nah, semua informasi sekitar nama, arti kata/istilah dan ungkapan itiu dicantumkan dalam catatan kaki yang menjadi ciri khas terbitan Kitab Suci dalam Gereja Katolik. Namun perlu diingat, bahwa terbitan khusus itu pun berisi teks yang tepat sama dengan yang ada dalam Alkitab-TB.
Tadi anda belum sempat memperkenalkan seluruh hasil kerja sama antara Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia. Masih adakah hal-hal lain yang belum disebut?
Kerja sama erat antara Lembaga Alkitab dan Lembaga Biblika, yang mulai pada tahun enam puluhan itu berlangsung sampai sekarang dan hasilnya dapat dinikmati dalam bentuk Alkitab-TB dan Alkitab-BIS. Selain itu, ada juga sebuah terbitan khusus bagi anak-anak, tetapi isinya Perjanjian Baru saja. Judulnya, KABAR BAIK UNTUK ANAK-ANAK. Terjemahan teks Kitab Suci ini disesuaikan dengan daya tangkap dan kemampuan membaca anak-anak. Terbitan itu dilengkapi dengan lebih 100 gambar berwarna. Untuk pertama kali terbitan itu dimunculkan pada tahun 1984 dan merupakan salah satu hasil kerja sama antara kedua lembaga Kitab Suci Indonesia itu.
Tadi dikatakan bahwa kerja sama itu masih berlangsung. Apa yang sedang dikerjakan?
Kerja sama antara LAI dan LBI tidak terbatas pada terjemahan Kitab Suci ke dalam bahasa Indonesia saja, tetapi meliputi pula terjemahan ke dalam berbagai bahasa daerah. Hasilnya menggembirakan sekali, walaupun tidak diketahui umum, kecuali mungkin di daerah-daerah bersangkutan. Selain itu, kedua lembaga Kitab Suci tersebut sedang mengerjakan revisi terhadap Alkitab-TB. Ini suatu proyek yang cukup sulit sehingga memerlukan banyak waktu dan pemikiran serius. Entahlah kapan hasilnya akan dapat dinikmati oleh umat Kristen Indonesia.
Selama ini anda berbicara tentang dua lembaga Kitab Suci yang barangkali sudah cukup dikenal di Indonesia. Tetapi tidak adakah suatu terjemahan Kitab Suci ke dalam bahasa Indonesia yang dikerjakan oleh pihak lain lagi?
Masih ada sebuah terjemahan yang diterbitkan oleh Kalam Hidup yang berlokasi pusat di Bandung. Terjemahan itu dikerjakan tanpa keterlibatan LAI maupun LBI, lagi pula terbatas pada Perjanjian Baru dan kitab Mazmur saja. Judulnya FIRMAN ALLAH YANG HIDUP. Para ahli Kitab Suci sependapat bahwa isi terbitan itu sebenarnya bukan terjemahan dalam arti murni, melainkan parafrase, yaitu suatu terjemahan yang sangat bebas walaupun tidak menyimpang dari makna pokok teks aslinya.
Bolehkah saya minta alamat lengkap LAI dan LBI? Tentu.
- Lembaga Alkitab Indonesia, Jl. Salemba Raya 12, Jakarta 10430,
Tlp.: (021)-314-28-90 - Lembaga Biblika Indonesia, Jl. Kramat Raya 134, Jakarta 10430,
Tlp.: (021)-390-97-27
Bibliografi | |
Artikel ini diambil dari:. |