Dari Sejarah Alkitab Indonesia
Di bagian lain dari karangan ini telah kita dengar, bahwa pada tanggal 18 Maret 1895 Dr Adriani dan isterinya tiba di Poso sebagai "wakil" Lembaga Alkitab Belanda untuk pekerjaan penterjemahan Kitab Suci.
Pada tahun delapanpuluhan Balai Alkitab Belanda mencari seorang, yang sesudah memperoleh pendidikan di bidang bahasa dan sastra Indonesia, dapat dikirim ke Indonesia untuk pekerjaan penterjemahan Kitab Suci di situ. N. Adriani (15 September 1865 - 1 Mei 1926), yang pada waktu itu belajar theologia di Utrecht, mencatatkan diri. Pada tahun 1887 ia pindah ke Leiden dan pada tahun 1893 ia menyelesaikan studinya sebagai doctor di bidang bahasa. Sesudah kawin dengan nona M.L. Gunning ia berangkat ke Sulawesi Tengah, di mana ia ditempatkan oleh Balai Alkitab Belanda. Pada tahun 1895 ia dan isterinya tiba di Poso. Lebih dari 30 tahun lamanya ia dan Kruyt bekerjasama di situ. [1]
Untuk sementara mereka menjadi tamu dari keluarga Kruyt. Tetapi sesudah itu mereka pindah ke Tomasa. Waktu keluarga Kruyt pergi ke Mojowarno Adriani, seperti yang telah kita dengar, kira-kira 5 bulan lamanya menjalankan pekerjaan Kruyt: bukan saja di bidang pekabaran-injil dan kesehatan, tetapi juga di bidang penggembalaan dan kunjungan. Sesudah Kruyt kembali dari Mojowarno, Adriani mulai lagi dengan pekerjaannya, yaitu penelitian dan studi bahasa (= "bahasa Poso dan bahasa-bahasa lain yang serumpun"). Banyak waktu dan tenaga yang ia pakai untuk pekerjaan itu. Dengan bantuan Kruyt ia akhirnya memperoleh suatu gambaran yang jelas tentang seluruh daerah-bahasa yang terletak di Poso dan Selat Makasar, di mana terdapat tidak kurang dari 14 bahasa (= "dialek").
Pada tahun 1897 ia menyelesaikan suatu "terjemahan-percobaan" dari Kitab Suci dalam "bahasa Bare'e". [2], tetapi waktu dan enersinya, seperti yang kita katakan di atas, lebih banyak ia pakai untuk mempelajari bahasa Poso dan bahasa-bahasa lain.
Kemudian ia pindah ke Panta, di mana salah seorang pembantu Kruyt bekerja. Atas permintaan Gunning, direktor N.Z.G., ia kira-kira setahun (1900-1901) menghentikan pekerjaannya di situ dan menemani Gunning dalam kunjungannya di Indonesia. Sampai pada waktu itu ia belum dapat menghasilkan sesuatu yang berarti di bidang terjemahan Kitab Suci. Tetapi selama 6 tahun bekerja di situ ia makin lama makin yakin, bahwa studi bahasa dan pekerjaan Sending erat berhubungan. Tanpa penghayatan yang mendalam dari dunia pemikiran dan perasaan bangsa, di mana Sending bekerja, tidak mungkin Firman Allah dapat diberitakan dengan baik kepada bangsa itu. [3]
Catatan
- ↑ **H. Kraemer, Dr. N. Adriani: schets van leven en arbeid, dan A.E. Adriani, Dr N. Adriani, zooals wij hem zien uit zijn brieven, 1930.**
- ↑ **Bnd Coolsma, a.w., blz. 619**
- ↑ **Kraemer, a.w., blz. 44, 57-58, 171-172**
Bibliografi | |
Artikel ini diambil dari: |