Dari Sejarah Alkitab Indonesia
Empat Injil, sebagiamana diketengahkan secara berurutan di dalam Perjanjian Baru adalah Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Pertanyaan yang sering diajukan adalah, mengapa empat? Tidakkah satu saja memadai? Lukas menjelaskan pada awal dari tulisannya bahwa dia menyadari adanya tulisan-tulisan lain tentang kehidupan Yesus. Tetapi dia juga mengatakan bahwa masing-masing tulisan ini didasarkan pada laporan yang disampaikan oleh para saksi mata "seperti yang telah disampaikan kepada kita" (Luk. 1:1-3).
Pada sekitar pertengahan abad kedua, jumlah tulisan-tulisan tentang riwayat kehidupan Yesus yang disebarluaskan menjadi lipat kali ganda banyaknya, tetapi hanya empat yang memiliki meterai saksi mata dan otoritas dan memenuhi persyaratan untuk diakui sebagai tulisan Injil yang asli dan dapat dipercaya. Origen, (sebagaimana dicatat oleh Eusebius, Historia Ecclesiastica, VI, 25, dalam International Standard Bible Encyclopedia, dikutip dari Quick Verse 6.0) mengatakan "Keempat Injil, itu sajalah yang diterima dengan tanpa diperdebatkan oleh gereja Allah di bawah langit." Dalam kenyataannya, keempat Injil tersebut merupakan inti dari apa yang oleh Justin Martyr disebut sebagai "Memoirs of the Apostles" (Riwayat hidup yang dicatat oleh para Rasul) yang "dibaca setiap minggu di dalam perkumpulan orang-orang Kristen," dan oleh Irenaeus dianggap sebagai empat "pilar" dari Gereja (Justin Martyr, Irenaeus, ISBE, dikutip dari Quick Verse 6.0).
Keterangan ringkas sehubungan dengan keempat Injil dimaksud adalah sebagai berikut :
- Matius
Menurut tradisi Gereja mula-mula, Injil pertama yang didaftar dalam Perjanjian Baru ditulis oleh Matius, salah satu dari murid Yesus. Pada mulanya diperkirakan ditulis dalam bahasa Aram untuk Gereja di Galilea, dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Gerika, agar dapat dipergunakan secara lebih luas oleh umat Kristen di seluruh dunia. Di dalam Injil Matius banyak dijumpai istilah- istilah Aram yang sangat dikenal dan adat kebiasaan masyarakat Yahudi pada abad pertama. - Markus
Tradisi mengklaim dengan kredibilitas yang tinggi, bahwa Injil Markus ditulis oleh "Yohanes yang disebut juga Markus" (Kis. 12:25), masih ada hubungan keluarga dengan Barnabas (Kol. 4:10). Berdasarkan tradisi awal, dia bertindak sebagai juru tulis atau sekretaris Petrus. Oleh karena itu, Injil yang ditulisnya tidaklah salah kalau disebut juga sebagai catatan dari pengajaran Petrus tentang Injil. - Lukas
Sebagaimana kita lihat dari catatan pendahuluan, Injil ini secara spesifik ditujukan kepada seorang yang bernama Teofilus -- "supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar" (Luk. 1:3-4). Injil ini ditulis dalam bahasa Gerika yang sangat bagus, menunjukkan ciri seseorang yang benar-benar ahli (beberapa mengatakan "bahasa sarjana"), dan penulisnya adalah Lukas, "tabib (atau dokter) yang kekasih" (Kol. 4:14). Sebagai seorang tabib atau dokter, Lukas barangkali memiliki kesempatan untuk berbicara mengenai hal-hal atau perkara-perkara yang bersifat pribadi dengan ibu Yesus, dan pandangan-pandangan Maria lebih banyak direfleksikan di dalam Injil tulisan Lukas daripada di dalam ketiga narasi yang lain. - Yohanes
Dari keempat Injil, Injil tulisan Yohanes adalah unik, karena mencatat banyak aspek dari kehidupan Yesus yang tidak dijumpai di dalam ketiga narasi yang lain. Sejak awal penulis dikenal sebagai Rasul Yohanes, dan biasanya dikenal sebagai "murid yang dikasihi Yesus" (Yoh. 13:23; 19:26; 20:2,7,20). Maksud tujuan dari Injil yang ditulis oleh Yohanes adalah "supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup di dalam nama-Nya" (Yoh. 20:30-31).
Selanjutnya, sebagai tambahan informasi: Di dalam Yehezkiel 1:10, dijumpai deskripsi mengenai "empat makhluk hidup" sekeliling takhta Allah, masing-masing mempunyai empat muka. Empat muka itu dijelaskan sebagai berikut: "Muka mereka kelihatan begini: Keempatnya mempunyai muka manusia di depan, muka singa di sebelah kanan, muka lembu di sebelah kiri, dan muka rajawali di belakang." Para penafsir Alkitab mengatakan bahwa ini juga merupakan suatu gambaran yang indah sehubungan dengan sifat dari empat Injil.
- Matius
Muka singa - Injil ini menampilkan Yesus sebagai sebagai pewaris takhta Daud - "Singa dari Yehuda" (Why. 5:5). Ditujukan terutama untuk orang-orang Yahudi dan menekankan Yesus sebagai Raja. - Markus
Muka lembu - Injil tulisan Markus ini ditujukan pada orang-orang Roma, dan menampilkan Yesus sebagai hamba dari semua. - Lukas
Muka manusia - Injil tulisan Lukas ini menampilkan Yesus sebagai manusia yang sempurna, karena ditulis terutama untuk orang-orang Gerika. - Yohanes
Muka rajawali - Injil Yohanes berfokus pada keilahian Kristus, sebagai Anak Allah yang kekal yang datang ke dunia dalam wujud manusia, dan dimaksudkan untuk dibaca oleh orang-orang Kristen.
Masing-masing Injil mempunyai maksud tujuan yang berbeda, yang mempertajam isi dari narasi. Namun demikian, riwayat yang ditulis tetap sama. Semuanya saling melengkapi dan memperkaya pemahaman kita tentang Yesus, Sang Juruselamat.
Artikel ini diambil dari: |