Dari Sejarah Alkitab Indonesia
Saya pernah masuk ke dalam toko buku Kristen dan di situ saya melihat bermacam-macam terbitan Alkitab dalam bahasa Inggris. Yang mengherankan saya pada waktu itu ialah bermacam-macam nama/judul tambahan yang diberikan pada kata Bible. Saya masih ingat dua saja, yaitu The New English Bible, dan Holy Bible-New International Version. Apa maksud tambahan itu?
Kitab Suci diterbitkan oleh berbagai Gereja maupun kelompok Kristen. Ada yang diterbitkan oleh Katolik maupun oleh Gereja-gereja Protestan yang berbeda-beda, antara lain oleh Lutheran, Metodis, Presbyterian, Anglikan, Baptis, dan banyak lain lagi. Ada juga terbitan ekumenis, yaitu yang dikerjakan bersama-sama oleh berbagai Gereja Kristen. Pada umumnya terbitan-terbitan itu berbeda-beda, karena terjemahannya tidak sama. Tadi anda menyebut The New English Bible. Terbitan ini dihasilkan oleh suatu komisi yang bekerja lama sekali dan terdiri dari wakil-wakil Gereja-gereja Kristen di Inggris dan semua pulau sekitarnya (Irlandia, Skotia). New International Version dihasilkan di Amerika Serikat tetapi dikerjakan oleh wakil-wakil dari USA, Inggris, Kanada, Australia, dan Selandia Baru, sehingga berciri internasional. Jadi, berbagai tambahan pada judul umum Bible atau Holy Bible itu dibuat demi kepentingan pembeli ataupun pemakai. Lewat judul tambahan itu mereka langsung tahu, terbitan/terjemahan apa yang mereka hadapi. Hal yang sama dilakukan oleh pihak katolik Amerika yang menerbitkan Alkitab dengan judul New American Bible.
Jadi, Kitab Suci Kristen beredar di dunia dalam bentuk berbagai terjemahan. Kata orang, "Semakin banyak terjemahan, semakin membingungkan. "Terjemahan mana yang seharusnya dianggap resmi?
Banyaknya jenis terjemahan itu memang dapat membingungkan orang yang belum biasa bergaul akrab dengan Kitab Suci. Tetapi hal itu justru sangat menguntungkan pembaca yang sudah berpengalaman. Karena terjemahan apa pun tidak mungkin sempurna, maka mereka yang sudah berpengalaman, suka membanding-bandingkan terjemahan yang satu dengan yang lain-lain. Mereka tahu bahwa semua terjemahan, biarpun berbeda satu sama lain, dibuat oleh orang-orang bertanggungjawab. Hasil kerja para penerjemah itu seharusnya sangat dihargai, bukan dicela. Sebab bagaimanapun juga mereka ingin mendekatkan isi teks suci kepada pembaca zaman ini dalam kata dan ungkapan yang setia pada teks asli namun semakin komunikatif.
Bibliografi | |
Artikel ini diambil dari:. |