Sejarah Alkitab Indonesia

Bahasa Sunda

Bagikan ke Facebook

Dari Sejarah Alkitab Indonesia

Langsung ke: navigasi, cari
Sejarah Alkitab Bahasa Indonesia
Sejarah Alkitab Bahasa Daerah

Sejarah dari versi-versi Alkitab dalam beberapa bahasa daerah di Indonesia.

Biografi Penerjemah Alkitab
Lembaga-lembaga Alkitab



Keterangan Tabel
Bahasa
PL
PB
Porsi
Oleh
Sunda
Tahun 1891, 1991BS
Tahun 1877
Tahun 1854
I. Esser; G. J. Grashuis; Rd. Bratanegara; Sierk Coolsma; Rd. Gandakusumah; Mas Martadireja; Mas Muhammad Rais; N. Titus;

Kutipan ayat: Yohanes 1:1

Ti awal kadim keneh, Pangandika teh geus jumeneng. Eta Pangandika manunggal jeung Allah tur Pangandika teh nya Allah tea.

Kutipan ayat: Yoh 3:16

Sabab dunya teh pohara nya diasihna ku Allah, nepi ka Putra TunggalNa oge dipasrahkeun, supaya sing saha anu percaya ke Anjeunna ulah nepi ka cilaka, sabalikna bisa tinemu jeung hirup abadi.

Dari: Alkitab di Tanah Hindia Belanda

Bahasa Sunda dipakai di Jawa Barat, berbeda bentuk dengan bahasa Jawa dan Melayu. Alkitab dicetak dalam huruf roman. Penerjemah pertama adalah Pendeta J. Esser, seorang misionaris Belanda yang memproduksi satu versi Injil Matius pada tahun 1854, yang dicetak secara mandiri. Pada tahun 1886, Injil Lukas diterjemahkan oleh Pendeta G.J. Grashuis dari the Netherlands Missionary Union, dipublikasikan oleh the British and Foreign Bible Society. Dalam laporan dari the National Bible Society of Scotland disebutkan bahwa masyarakat Skotlandia menyumbang " *50 pada the Secretary of the Netherlands Missionary Union melalui pencetakan satu Alkitab dalam bahasa ini." Pada tahun 1877 Perjanjian Baru diterjemahkan oleh Pendeta S. Coolsma dipublikasikan oleh the the Netherlands Bible Society. Ini diikuti dengan Alkitab pada tahun 1891. Semua ini dalam huruf roman. Injil Lukas, Injil Yohanes, dan Kisah Para Rasul di terjemahkan dari versi Coolma ke dalam naskah Arab dan dipublikasikan tahun 1871.

[ Rev. R Kilgour, D.D., 173 ]


Referensi:

  1. Kilgour, Rev. R, D.D. Alkitab di Tanah Hindia Belanda. Halaman 171-176.