Sejarah Alkitab Indonesia

Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab/Ulangan

Bagikan ke Facebook

Dari Sejarah Alkitab Indonesia

Langsung ke: navigasi, cari
<< >>
Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Pada tahun ke 40 setelah umat Israel meninggalkan Mesir, Musa menegaskan kembali Hukum Allah kepada generasi yang baru, yang adalah anak cucu umat Israel yang pertama meninggalkan Mesir dan sekarang diam di Lembah Moab, sambil menanti saatnya untuk memasuki Tanah Perjanjian (Ulangan 29:1-5). Namun kitab Ulangan lebih dari sekedar ringkasan dari Hukum Allah yang telah disampaikan melalui Musa di gunung Sinai. Kitab ini merupakan suatu wahyu yang baru tentang Allah dan kasihNya. Dari Kejadian sampai Bilangan, kasih Allah itu tak pernah disebut-sebut}}; namun sekarang, empat kali Musa menegaskan: Ia mengasihi nenek moyangmu ...... Tuhan mengasihi kamu (Ulangan 4:37; 7:7-8; 10:15; 23:5).

Berita yang disampaikan Musa kepada umat dimulai dengan pengulangan kembali perjalanan mereka di padang grun dan kegagalan yang di alami oleh nenek moyang mereka (Ulangan 1:1-11). Juga ia mendorong mereka agar mentaati Firman Allah (Ulangan 4:1-40).

Ia mengingatkan umat bahwa Tuhan telah mengadakan perjanjian dengan mereka di Horeb (Gunung Sinai). Kemudian, sesudah menegaskan kembali Ke Sepuluh Hukum kepada mereka (Ulangan 4:44; 5:33), Musa juga mengingatkan untuk tidak melupakan Allah nenek moyang mereka, yang adalah satu-satunya Allah yang benar, dan menasihatkan umat untuk tetap mengasihi Tuhan (Ulangan 6:1-25). Juga pentingnya ketaatan kepada Firman Tuhan ditekankan dan perlunya mengajarkannya dengan giat kepada anak-anak mereka. Termasuk dalam nasihat-nasihat ini adalah awasan tentang hukuman yang akan menimpa para penyembah berhala dan bahayanya sikap bersandar kepada kemampuan diri sendiri dan sikap melupakan Allah (Ulangan 8:1 - 10:5).

Musa juga menegaskan tentang kehidupan yang penuh dengan ketaatan dan kasih dengan mengatakan: Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh Tuhan Allahmu, selain dari ...... mengasihi Dia, beribadah kepada Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu ....... dan berpegang pada perintah dan ketetapan Tuhan yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu (Ulangan 10:12-13). Nasihat ini diikuti dengan petunjuk mengenai tempat beribadah di Tanah Perjanjian (Ulangan 12:10-14). Selain itu, mereka juga harus menghancurkan segala bentuk agama yang palsu -- termasuk mezbah-mezbah, patung-patung dan kota-kota yang menjadi pusat berhala-berhala. Setiap orang yang merayu orang lain untuk menyembah berhala harus dibunuh (Ulangan 12:1-3,29-32; 13:1-18).

Juga kitab ini berisi nasihat-nasihat tentang pemerintahan, kehidupan pribadi dan sosial, pentingnya memberi persepuluhan dan korban-korban persembahan (Ulangan 12:5-28; 14:22-29), dan pelaksanaan tiga hari raya yang besar yaitu Paskah, Pentakosta, dan Pondok Daun (Ulangan 16:1-17). Juga yang tidak kalah penting adalah nubuatan mengenai seorang Nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku (Musa); dialah (Kristus) yang harus kamu dengarkan (Ulangan 18: 15). Seribu lima ratus tahun kemudian, Petrus menerapkan nubuatan ini kepada Kristus (Kisah 3: 22-23), sebagaimana juga dilakukan oleh Stefanus (Kisah 7:37; lihat juga John 1:21).

Musa ingin membaharui kembali perjanjian Tuhan yang telah disampaikan di gunung Sinai (Horeb) yang berisi di antaranya adalah berkat-berkat terhadap ketaatan dan kutuk terhadap ketidaktaatan (Ulangan 27:1 - 28:68). Setelah menyeberang masuk ke Tanah Perjanjian, umat Israel harus mempersembahkan korban bakaran dan korban perdamaian, dan harus mengukirkan Huku Allah pada dua tiang batu yang akan didirikan di gunung Ebal di mana di tempat itu mereka juga harus mengucapkan kutuk terhadap ketidaktaatan. Berkat-berkat untuk ketaatan harus disampaikan dari Gunung Gerizim.

Musa kembali menasihatkan umat Israel untuk mengasihi Tuhan ..... mendengarkan suaraNya .... berpaut padaNya, sebab Ia adalah sumber kehidupanmu (Ulangan 30:20).

Kemudian Musa disuruh menulis sebuah nyanyian yang Allah berikan kepadanya dan kemudian mengajarkannya kepada umat sebagai saksi bagiKu (Allah) (Ulangan 31:19-22,30; 32:1-43).

Kitab ini berakhir dengan Yosua, yang diperintahkan oleh Musa untuk mengambil alih sebagai pemimpin umat Israel.

Istilah-istilah kunci seperti mentaati dan melakukan terdapat lebih dari 170 kali dalam kitab ini.

memeredahm


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas