Sejarah Alkitab Indonesia

Biografi: Nicolaus Adriani

Bagikan ke Facebook

Dari Sejarah Alkitab Indonesia

Langsung ke: navigasi, cari
Sejarah Alkitab Bahasa Indonesia
Sejarah Alkitab Bahasa Daerah
Biografi Penerjemah Alkitab

Biografi dari beberapa penerjemah Alkitab dalam bahasa Melayu/Indonesia dan bahasa daerah.

Lembaga-lembaga Alkitab



Penerjemah Perjanjian Baru Pamona Pertama

Biografi singkat

Lahir tahun 1865, anak pendeta, studi bahasa-bahasa Nusantara di Leiden, 1894-1926 utusan NBG, khusus di Sulawesi Tengah, meninggal 1926 di kota Poso, menggubah a.l. Kamus Bare'e-Belanda (1928), Tata-bahasa Bare'e (1931), terjemahan PB dalam bahasa Bare'e (1933).

Dari: Pekerjaan Penterjemahan Kitab Suci

Pada tahun delapanpuluhan Balai Alkitab Belanda mencari seorang, yang sesudah memperoleh pendidikan di bidang bahasa dan sastra Indonesia, dapat dikirim ke Indonesia untuk pekerjaan penterjemahan Kitab Suci di situ. N. Adriani (15 September 1865 - 1 Mei 1926), yang pada waktu itu belajar theologia di Utrecht, mencatatkan diri. Pada tahun 1887 ia pindah ke Leiden dan pada tahun 1893 ia menyelesaikan studinya sebagai doctor di bidang bahasa. Sesudah kawin dengan nona M.L. Gunning ia berangkat ke Sulawesi-Tengah, di mana ia ditempatkan oleh Balai Alkitab Belanda. Pada tahun 1895 ia dan isterinya tiba di Poso. Lebih dari 30 tahun lamanya ia dan Kruyt bekerjasama di situ.

Pada tahun 1897 ia menyelesaikan suatu "terjemahan-percobaan" dari Kitab Suci dalam "bahasa Bare'e", tetapi waktu dan enersinya, seperti yang kita katakan di atas, lebih banyak ia pakai untuk mempelajari bahasa Poso dan bahasa-bahasa lain.

[ Dr. J. L. Ch. Abineno, 1979, 58-59 ]


Dari: Lembaga-lembaga Pekabaran Injil Belanda dan Para Utusannya

Yang paling terkenal di antara mereka ialah Dr. N. Adriani di Sulawesi Tengah dan Dr. H. Kraemer di Jawa Timur. Pada tahun 1940, di Indonesia terdapat 5 utusan NBG.

[ Dr. Th. van den End, 2001, 35 ]


Dari: Penerjemahan Alkitab di Indonesia; Tinjauan Historis

Sejak akhir abad 19 kebjaksanaan ini diubah dengan mengharuskan para calon penerjemah mendapatkan pendidikan akademik dalam bidang kebahasan di Universitas Leiden. Biaya pendidikan yang lama itu ditanggung sepenuhnya oleh NBG dan yang bersangkutan diharuskan bekerja di tempat yang ditunjuk NBG. Sebagian terbesar dari "alumniaat" itu (sebutan NBG untuk para sarjana penerjemahnya) berhasil meraih gelar akademik tertinggi dalam Ilmu bahasa, yaitu Doctor. Calon pertama adalah N. Adriani yang pada tahun 1893 lulus dengan cum laude untuk disertasinya mengenai bahasa Sangir.

[ Pdt. Dr. J.S. Aritonang, 1994, 41 ]


Referensi:

  1. Abineno, Dr. J.L. Ch. 1979. Sejarah Apostolat di Indonesia II/2. BPK Gunung Mulia. Halaman 58-60.
  2. End, Dr. Th. van den. 1980. Ragi Carita 2. PT BPK Gunung Mulia, Jakarta. Halaman 35.
  3. Aritonang, Pdt. Dr. J.S. 1994. Persebaran Firman di Sepanjang Zaman. Lembaga Alkitab Indonesia dan PT BPK Gunung Mulia. Halaman 39-52.