Sejarah Alkitab Indonesia

Thomsen

Bagikan ke Facebook

Dari Sejarah Alkitab Indonesia

Langsung ke: navigasi, cari
Terjemahan Thomsen Vol. 1, 1831

Terjemahan Thomsen Vol. 2, 1831

Sejarah Alkitab Bahasa Indonesia

Sejarah dari versi-versi Alkitab dalam bahasa Melayu/Indonesia di Indonesia.

Sejarah Alkitab Bahasa Daerah
Biografi Penerjemah Alkitab
Lembaga-lembaga Alkitab


Keterangan Tabel
Versi
Id
PL
PB
Porsi
Oleh
Organisasi
Bahasa
Ejaan
e-Text
Thomsen
-
-
-
Tahun 1821 (Mat), 1832 (4 Injil & Kis.Rasul)
Thomsen
LMS, BFBS
Melayu
-
-

Dari: Alkitab di Tanah Hindia Belanda

Mulai saat ini, terasa bahwa teks dalam versi ini memerlukan adanya satu revisi, dan Robert Burn, seorang pendeta Anglikan di Singapura, dengan Claudius H. Thompson dari London Missionary Society mengambil alih tugas ini. The British and Foreign Bible Society pada tahun 1831 menerbitkan hasil kerja mereka pada Perjanjian Baru. Tetapi para misionaris tidak puas dengan revisi ini, dan pada tahun 1853, satu usaha baru dibuat untuk memperbaiki teksnya. Orang utama yang bertugas memperbaiki adalah B.P. Keasberry, dari the London Missionary Society. Perjanjian Baru, dalam bentuk ini dikeluarkan di Singapura, baik dalam huruf Arab maupun dalam huruf roman. Kemudian H.C. Klinkert, seorang misionaris di Jawa, mulai satu revisi dari Alkitab, yang lengkap pada tahun 1879 dan telah melewati beberapa edisi.

[ Rev. R Kilgour, D.D., 172 ]


Dari: Revisi Terjemahan Leijdecker

Seorang utusan misi the London Missionary Society (LMS) yang bernama William Milne yang datang ke Semenanjung Malaka pada tahun 1814 meminta pandangan guru bahasa Melayunya mengenai terjemahan Leijdecker. Guru bahasanya adalah Abdullah bin Abdul Kadir yang dikenal dengan sebutan Munsyi Abdullah. Munsyi Abdullah menilai terjemahan Leijdecker kurang wajar bahasanya dan penuh dengan istilah asing. Karena Munsyi Abdullah mengakui keabsahan Kamus Bahasa Melayu William Marsden, maka kamus ini dijadikan patokan untuk merevisi terjemahan Leijdecker. Dan yang mendapat tugas khusus untuk pekerjaan revisi ini adalah Claudius Thomsen seorang utusan LMS yang lain. Ia bekerjasama dengan Munsyi Abdullah guru bahasanya dalam tugas revisi itu. Thomsen selesai dengan revisi Matius pada tahun 1821. Dengan bantuan Robert Burns, Thomsen menyelesaikan revisi 4 Injil dan Kisah Rasul-rasul pada tahun 1832. Hasil revisi 4 Injil dan Kisah Rasul -rasul ini dicetak sebanyak 1500 eksemplar. Tetapi Munsyi Abdullah tidak puas dengan hasil pekerjaan Thomsen ini. Tetapi masalahnya bukan saja pemakaian bahasa melayunya, yang dipersoalkan juga istilah -istilah Kristiani seperti "Kerajaan Syurga", "Anak Allah", "Mulut Allah", (Sabda/Firman Allah), "Bapa-ku yang ada di Syurga" dsb.

[ Dr. Daud H. Soesilo, Ph.D, 2001, 51-54 ]


Referensi:

  1. Kilgour, Rev. R, D.D. Alkitab di Tanah Hindia Belanda. Halaman 171-176.
  2. Soesilo, Dr. Daud H., Ph.D. 2001. Mengenal Alkitab Anda. Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta. Halaman 51-54.

Galeri

kembali ke atas