Sejarah Alkitab Indonesia

sejarah/ver bode.htm

Bagikan ke Facebook

Dari Sejarah Alkitab Indonesia

Langsung ke: navigasi, cari
Keterangan Tabel
Versi
Id
PL
PB
Porsi
Oleh
Organisasi
Bahasa
Ejaan
e-Text

Perjanjian Baru Bode
BODE
-
Tahun 1938
Tahun 1947(porsi PL)
W.A. Bode
NBSS
Melayu
Lama
Tahun 1994

Kutipan ayat:

Perbandingan ayat

Matius 6:9-13 (Doa Bapa Kami)

Mat. 6:9 "Sebab itu, hendaklah kamu berdoa demikian: Ya Bapa kami yang di surga, dipermuliakanlah kiranya nama-Mu.
Mat. 6:10 Datanglah kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu, seperti di surga, demikian juga di atas bumi.
Mat. 6:11 Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.
Mat. 6:12 Dan ampunilah kiranya kepada kami segala kesalahan kami, seperti kami ini sudah mengampuni orang yang berkesalahan kepada kami.
Mat. 6:13 Dan janganlah membawa kami kepada pencobaan, melainkan lepaskanlah kami daripada yang jahat. Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya.

Matius 28:18-20 (Amanat Agung)

Mat. 28:18 Maka Yesus menghampiri mereka itu, lalu bertutur kepada mereka itu, sabda-Nya, "Bahwa segala kuasa dikaruniakan kepada-Ku. Baik di surga baik di atas bumi ini.
Mat. 28:19 Sebab itu pergilah kamu, jadikanlah sekalian bangsa itu murid-Ku, serta membaptiskan dia dengan nama Bapa, dan Anak dan Rohulkudus;
Mat. 28:20 dan mengajar dia menurut segala sesuatu yang Aku pesan kepadamu. Maka ketahuilah olehmu: Aku ini beserta dengan kamu senantiasa hingga kepada kesudahan alam."

Dari :Perjanjian Baru Terjemahan Bode

Pada tahun 1929, Lembaga Alkitab Belanda (NBG), Lembaga Alkitab Inggris (BFBS), dan Lembaga Alkitab Skotlandia (National Bible Society of Scotland) mencapai kata sepakat untuk mengusahakan satu terjemahan baru untuk menggantikan terjemahan Leijdecker (1733), Klinkert (1879) dan Shellabear (1912).

Tujuan penerjemahan dan penerbitan ini adalah satu Alkitab yang dapat dimengerti di Kepulauan Indonesia dan di Semenanjung Malaka. Yang mendapat tugas sebagai penerjemah utama adalah Pdt. Werner August Bode.

Ternyata usaha menerjemahkan Alkitab dalam bahasa yang dapat dipahami dan diterima di Indonesia dan Semenanjung Malaka itu tidaklah mudah. Daerah Maluku dan Minahasa merasa dialek mereka kurang dipakai dalam terjemahan Bode. Sebaliknya Shellabear merasa bahwa bahasa Bode terlalu Indonesia, tidak seperti bahasa Melayu yang dipakai di Malaka dan Johor. Shellabear juga ingin mempertahankan pemakaian kata Isa Almasih. Walaupun menghadapi banyak tantangan, akhirnya selesailah juga terjemahan Perjanjian Baru pada tahun 1935 dan setelah penelitian dan penyuntingan, Perjanjian Baru ini diterbitkan pada tahun 1938 -yaitu 10 tahun setelah Sumpah Pemuda diikrarkan di Jakarta. Penerbitan ini dibiayai oleh Lembaga Alkitab Skotlandia (NBSS).

Sayang sekali pekerjaan penerjemahan bagian Perjanjian Lama tidak terselesaikan.

[ Dr. Daud H. Soesilo, Ph.D, 2001, 60-61 ]


Dari:Alkitab: Untuk Masa Kini

Sesudah ia diangkat sebagai penterjemah utama, W. A. Bode pindah ke Sukabumi di Jawa Barat. Di situ ia dan kawan-kawan setugasnya bekerja terus sejak tahun 1930. Pada tahun 1935, Kitab Perjanjian Baru sudah selesai. Sementara diteliti dan diredaksikan, terjemahan itu keluar pada tahun 1938. Sementara itu, team terus menghasilkan kitab-kitab Perjanjian Lama: Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Mazmur. Lalu ... meletuslah Perang Dunia II.

[ H.L. Cermat, 41 ]


Dari:Terdjemahan Kitab Sutji di Indonesia

Atas pesan Lembaga Alkitab Belanda dan Lembaga Alkitab Inggeris Ds.W.A Bode dalam tahun 1930 mulai membuat terdjemahan baru lagi. Dalam tahun 1938 Perdjandjian Baru diterbitkan serta mendapat sambutan jang hangat. Sebelum Ds. Bode dapat menjelesaikan Perdjandjian Lama, ia meninggal akibat perang (tahun 1942). Kitab-kitab Perdjandjian Lama jang sudah selesai tidak diterbitkan.


Referensi :

  1. Soesilo, Dr. Daud H., Ph.D. 2001. Mengenal Alkitab Anda. Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta. Halaman 60-61.
  2. Cermat, H.L. Alkitab: Dari Mana Datangnya?. Lembaga Literatur Baptis, Bandung. Halaman 40-46.
  3. 1967. Judul belum diketahui, tapi kami menyebutnya sebagai buku hijau. Halaman 1-4.