Sejarah Alkitab Indonesia

Melchior Leydekker

Bagikan ke Facebook

Dari Sejarah Alkitab Indonesia

Langsung ke: navigasi, cari
Biografi singkat:

Lahir tahun 1645, studi teologi dan ilmu kedokteran, pendeta di Nederland, 1675-1678 ke Indonesia sebagai pendeta tentara, pendeta di Batavia (Tugu) 1678-1701, penerjemah Alkitab (terbit 1733/1735), meninggal 1701 di Batavia.

Dari: Alkitab Terjemahan Leijdecker

Melchior Leijdecker dilahirkan di Amsterdam, Belanda pada tahun 1645. Dengan latar belakang pendidikan kedokteran dan teologi, ia datang ke Indonesia pada tahun 1675 sebagai pendeta militer Belanda di Jawa Timur. Sejak tahun 1678 ia menjadi pendeta jemaat berbahasa Melayu di Batavia (sekarang Jakarta). Pada tahun 1691, atas permintaan majelis gereja di Batavia dan disponsori oleh Kompeni (VOC), ia mulai menerjemahkan Alkitab lengkap ke dalam bahasa Melayu tinggi, yaitu ragam bahasa yang lazim dipakai untuk menulis buku kesusastraan pada masa itu. Dalam melaksanakan tugas penerjemahannya Dr. Leijdecker meneliti naskah-naskah Alkitab dalam bahasa-bahasa aslinya, dan dengan tekun ia mencari kata dan istilah bahasa Melayu yang paling tepat untuk mengalihbahasakan naskah Alkitab.

[ Dr. Daud H. Soesilo, Ph.D, 2001, 49-51 ]


Dari: Alkitab yang Bungkam Dalam Bahasa Nusantara

Dr. Melchior Leydekker. Di samping menjadi seorang pendeta, ia juga seorang dokter. Pada tahun 1678, Dr. Leydekker pindah lagi dari Jawa Timur ke Jakarta, dan tetap tinggal di ibu kota selama sisa umurnya.

[ Grace W. McGavran, 1989, 14 ]


Dari: Alkitab: Di Bumi Indonesia

Leydekker dilahirkan di Amsterdam pada tahun 1645. Ia dididik dengan seksama, baik di bidang kedokteran maupun di bidang theologia. Pada tahun 1675 ia pindah ke bumi Indonesia, di mana ia menjadi seorang pendeta tentara di Jawa Timur. Dari tahun 1678 sampai wafatnya, ia tinggal di Jakarta, sebagai gembala sidang jemaat yang berbahasa Melayu.

[ H.L. Cermat, 20 ]


Dari: Para Pekerdja Geredja

Melchior Leydekker, doktor dalam ilmu kedokteran dan theologia datang ke Indonesia pada tahun 1675 dan ditempatkan di Djakarta. Sebagai seorang menantu dari Gubernur Djenderal van Riebeck ia memperoleh sebidang tanah di Tugu (Djakarta), maka tinggallah ia disana hingga matinja pada tahun 1701. Sedjak tahun 1693 ia telah dibebaskan dai pekerdjaannja sebagai pendeta agar supaja dapat mentjurahkan segenap waktunja kepada terdjemahan Alkitab. Terdjemahan-terdjemahan ini telah ditugaskan kepadanja oleh sebab memanglah ternjata bahwa ia memiliki bakat jang luar biasa dalam pengetahuan bahasa Melaju. Tetapi ia telah meninggal sebelum terdjemahannja itu selesai. Selebihnja jaitu mulai dari Epesus 6:6 telah diselesaikan oleh Ds. P. van der Vorm.

[ Dr. Th. Müller Krüger, 1966, 46-52 ]


Dari: Organisasi, Adjaran, dan Kehidupan Geredja Pada Zaman VOC

Pada achirnja seorang pendeta di Djakarta, jaitu Leydekker menjelesaikan seluruh terdjemahan Alkitab sesudah bekerdja ber-tahun-tahun dengan radjinnja. Untuk tugas jang besar dan berat itu ia telah dibebaskan dari pekerdjaannja sebagai pendeta. Tetapi pada tahun 1701 meninggallah ia sebelum tugasnya itu selesai.

[ Dr. Th. Müller Krüger, 1966, 40 ]


Referensi:

  1. Soesilo, Dr. Daud H., Ph.D. 2001. Mengenal Alkitab Anda. Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta. Halaman 49-51.
  2. McGavran, Grace W. 1989. Alkitab di Seluruh Dunia: 48 Kisah Nyata. Lembaga Literatur Baptis, Bandung. Halaman 11-16.
  3. Cermat, H.L. Alkitab: Dari Mana Datangnya?. Lembaga Literatur Baptis, Bandung. Halaman 17-23.
  4. Kruger, Dr. Th. Muller. 1966. Sejarah Gereja Di Indonesia. Badan Penerbitan Kristen-Djakarta. Halaman 38-46.