Sejarah Alkitab Indonesia

Prakata Kitab Suci Injil

Bagikan ke Facebook

Dari Sejarah Alkitab Indonesia

Langsung ke: navigasi, cari
Baba cover.jpg
Baba inside.jpg
Kitab Suci Injil
Sejarah Alkitab di Indonesia


Perjanjian Bharu Bahasa Peranakan terbitan 1913 adalah semata-mata usaha keras W.G. Shellabear yang terdahulunya sudah pun terjemahkan dengan keseluruhan Kitab Perjanjian Bharu, menjadikan kegunaan terusan hingga sekarang.

Perkataan "Peranakan" bererti keturunan yang diperanakkan (kelahiran) di setempat (locality), yang pula ada berkaitan keturunan Tionghoa dari pendatang-pendatang kepada pemerintah Pulau Pinang, Melaka, Singapura (Straits Settlement) dan kepulauan Jawa pada abad ke-17 -- yang menggunakan loghat, atau patois, gabung dengan kata-kata Hokkien, Inggeris, Portugesa, dan Belanda, tanpa tata bahasa dan nahu (gramar) manakala Bahasa "Malay" ialah setulen-tulen Bahasa Baku Kianlah yang disambut dengan baik dan disanjung tinggi satu bahasa yang berhak milik tersendiri, tunggal dan diabadikan (made permanent).

Bagamana pun kegunaan bahasa peranakan semakin mendong, tertumpu saja kepada warga tua, membuat masyarakat itu resah, resap kembali kepada budaya asal dan pulang ke pangku asalnya.

Permintaan Kitab Peranakan kian merosot sehingga ada timbul tanya, penting ka cetak kembali? Ada pula merasa penting membuat demikian, sebab sejak 1950 tiada cetakan semula, dan apa yang ada pada tangan orang sudah pun sangat terpakai dan koyak mementingkan kecetakan semula. Sangatlah diharap dan didoakan agar cetak semula dengan koreksi akan gembirakan masyarakat peranakan dan mendorong pembaca dan pengajaran Kitab Injil sebagai firman Tuhan

LIM K THAM
General Secretary, Bible Society of Singapore


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Tim Lembaga Alkitab Indonesia. Kitab Suci Injil. Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta.
kembali ke atas